Kanara berangkat sekolah cukup pagi hari ini. Ia berusaha menghindari ibu tiri yang tak berperasaan itu.
Pagi ini, kelas masih sepi. Hanya beberapa murid yang ada dalam kelas. Mereka sibuk mengerjakan tugas akuntansi keuangan yang diberikan ibu Jihan pekan lalu.
Kanara berjalan menuju bangkunya yang berada di sebelah kiri, bangku ketiga. Untung saja Kanara sudah menyelesaikan tugasnya, jadi sekarang dia bisa sedikit rebahan untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya.
Belum lama ia membaringkan kepalanya diatas meja, tiba-tiba saja sebuah buku folio mendarat tepat di kepalanya. Gadis itu meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang terasa semakin pusing.
"Anj sakit banget. Siapa sih?!"
Kanara mengedarkan pandangan untuk mencari pengganggu itu. Ia lalu menemukan seorang gadis bersama antek-anteknya yang sudah menatapnya dengan tatapan rancung.
Mereka lalu mendatangi Kanara ke bangkunya.
"Heh cewek gatel! Gausah deh ya lo deket-deket sama Samudera!" Labrak salah satu gadis yang Kanara tebak adalah ketua geng tidak jelas itu.
Kanara yang mendengar hal itu, merotasikan bola matanya, "Gajelas lo." Ucapnya singkat lalu kembali membaringkan kepalanya diatas tumpukan lengannya.
Merasa tak diindahkan, gadis itu berjalan menghampiri Kanara dan menendang meja milik Kanara dengan keras.
Anj! Pekik Kanara dalam batin saat merasakan getaran tendangan gadis itu sampai ke telinganya.
"Gausah sok cool deh lo! Emang lo pikir Samudera bakal suka sama cewek gatal kayak lo? Hah?!" Geram gadis itu dengan suara melengking.
Merasa pagi hari nya terganggu oleh tiga gadis yang tidak jelas asalnya dari mana, emosi Kanara ikut tersulut. Ia lalu bangkit dari kursinya dan berdiri di hadapan gadis yang melemparnya dengan buku.
Kanara menatap dongkol ketiga gadis di hadapannya, lalu menghentikan tatapannya ke gadis yang tengah menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.
"Heh geng gak jelas! Mulut lo di jaga ya gausah asal ceplas-ceplos deh lo kayak ga punya pendidikan aja!" Ucap Kanara sambil menunjuk gadis itu. Ia lalu melihat name tag nya, dan menurunkan pandangan pada lambang kelasnya.
Dewincia Angelina, sebelas Akuntansi satu.
"Anjing lo! Pokoknya jangan pernah dekat-dekat Samudera. Lo ga punya malu apa? Tampang lo benerin dulu deh, baru gatel sama orang." Gadis itu mengoceh kesal.
"Duh udah deh, mending lo pergi sekarang kalo lo gamau dibikin malu sama gue!" Ancam Kanara.
Dea, salah satu anggota geng di depan Kanara berdecak remeh.
"Cih! Gausah sok hebat deh lo!"
Kanara merotasikan bola matanya mendengar hal itu. "Emang gue hebat. Lo mau apa?" Jawabnya sarkas.
Ketiga gadis tersebut terdiam sesaat.
"Ci, balik yuk. Udah rame nih!" Bisik salah satu teman gadis itu yang terdengar jelas di telinga Kanara.
Kanara terkekeh geli, "Sok jagoan banget, cabe." Umpatnya.
Tarikan keras melayang begitu saja di rambut Kanara. Gadis itu tersentak kaget. Tak mau kalah, Kanara juga menarik rambut Cia--orang yang menarik rambut Kanara-- tak kalah kencang.
Keduanya saling jambak. Seluruh siswa yang ada dalam kelas hanya memperhatikan keduanya bertengkar tanpa berniat melerai. Mereka tidak ingin ikut terlibat dengan orang-orang itu. Apalagi dengan geng yang menjadi lawan Kanara.
KAMU SEDANG MEMBACA
1.095 Days
Teen FictionKanara begitu mencintai sosok pria yang selalu ada untuknya itu, dia adalah Samudera. Samudera seperti sebuah lautan yang sangat luas bagi Kanara. Di sana, ia bebas melakukan apapun. Menangis, tertawa, marah, kesal, semua bisa ia luapkan di dalam l...