Raka melajukan motornya sangat kencang. Kanara tak tahu kemana laki-laki ini akan membawanya. Jujur saja, ini pertama kalinya Kanara pulang bersama Raka.
Namun yang Kanara tau, Raka adalah laki-laki baik-baik, itu sebabnya Kanara mau saja pulang bersama Raka. Semoga saja ia tak salah dalam menilai orang didepannya ini.
Keduanya berhenti disebuah Kafe yang terletak di pinggir jalan kota. Kafe itu ramai dikunjungi muda-mudi entah untuk mengerjakan tugas atau sekedar nongkrong bersama teman.
"Di sini, Ka?" Tanya Kanara kebingungan lalu dibalas anggukan mantap oleh Raka.
"Yuk, masuk!" Ajaknya. Raka kemudian masuk disusul Kanara di belakangnya.
Raka tiba disebuah meja yang sudah ada empat laki-laki dan dua perempuan yang tengah asik mengobrol ria.
"Hai bro!" Sapa Raka kepada mereka lalu melakukan salam tos.
Semua pasang mata di meja itu tertuju pada Kanara. Gadis itu hanya bisa tersenyum kikuk. Sungguh, ia benci di keramaian. Ia benci bertemu orang-orang dihadapannya ini.
"Siapa? Cantik amat!" Ujar salah seorang cowok yang tengah menghisap sebatang rokok di bibirnya.
"Pacar lo?" Tanya seorang lagi yang tadinya sibuk bermain gim, kini mengalihkan pandangan ke arah Kanara.
Raka hanya tersenyum simpul lalu menyodorkan kursi pada Kanara. Gadis itu lalu duduk pada kursi yang terletak di antara Raka dan laki-laki yang tengah menghisap rokok dengan nikmat itu.
"Namanya siapa sih cantik?" Goda laki-laki itu mendapat tatapan tajam dari Kanara.
Masalah baru apa lagi ini?
Gadis itu benar-benar merasa tidak nyaman. Ia ingin segera pulang. Kanara lalu menatap mata Raka mengisyaratkan ingin pulang saat itu juga. Namun Raka hanya mengedipkan matanya singkat, lalu sibuk mengobrol dengan teman-temannya.
"Di tanya malah diem aja? Nama lo siapa?" Tanya laki-laki itu sekali lagi. Namun Kanara tetap tak menggubris.
"Udah Jun! Jangan ganggu dia napa lo ga kasian liat muka dia takut gitu ama lo?!" Ucap salah satu cewek diiringi gelak tawa dari yang lainnya.
"Sialan lo Nis!" Umpatnya lalu terkekeh.
"Namanya Kanara. Teman sekelas gue." Ucap Raka sambil menatap Kanara yang juga menatapnya balik dengan tatapan memohon untuk di bawa keluar dari situasi ini.
"Teman doang? Ga pacaran?" Tanya laki-laki yang tadi bermain gim di ponselnya.
"Soon.." Jawab Raka. Seulas senyum terukir di wajahnya, namun sungguh Kanara benar-benar tak habis pikir dengan Raka.
"Buat gue ya, Ka? Cantik banget nih!"
"Lo udah punya cewek tolol! Buat gue lah sabi kali!"
Nisa, salah satu perempuan yang tengah bersandar di pundak Rehan- cowok yang bermain gim- membuka suara.
"Iiih kalian ngapain siiih!! Cantikan juga acuuu!!" Tutur gadis itu dengan suara yang diimut-imutkan.
Kanara yang mendengar hal itu sontak menutup mulutnya--mual mendengar suara gadis sok imut itu.
Kanara sudah tak tahan di tempat ini. Dengan segera ia mengambil ponselnya yang tersimpan di atas meja lalu mengirimkan pesan pada Yeni, sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1.095 Days
Teen FictionKanara begitu mencintai sosok pria yang selalu ada untuknya itu, dia adalah Samudera. Samudera seperti sebuah lautan yang sangat luas bagi Kanara. Di sana, ia bebas melakukan apapun. Menangis, tertawa, marah, kesal, semua bisa ia luapkan di dalam l...