; ia datang lagi.
benar yang diucapkan dannie, ia ingin mandi untuk menghilangkan ingatannya tentang jun dan mendinginkan tubuhnya karena keringat mulai membasahi seluruh tubuhnya.
panas, entahlah.
"ah, gamau mandi. tapi gerah" rengeknya, namun tetap berjalan menuju kekamar mandi walaupun hatinya mengerutu kenapa rasa malasnya selalu mendominasi daripada rajinnya.
dosa apa yang ia lakukan dikehidupan sebelumnya, hingga dirinya jadi seperti ini.
mungkin otaknya kegeser habis diperkosa sama jun, eh tapi kan belum.
saat tengah membersihkan dirinya, dannie masih sibuk dengan dunianya.
katanya gamau mandi, tapi sekarang lagi joget joget kaya cancing kepanasan. bahkan seluruh tubuhnya, udah dipenuhi sama busa gara gara kebanyakan sabun.
tanpa dannie sadari, ada sosok misterius dibalik badannya yang tengah menatapnya lapar dengan senyum menyeringainya.
"look at her beautiful boy"
ia menatapnya lekat, bahkan matanya bergerak kekanan dan kekiri seiring bagaimana polah dannie yang semakin ga karuan.
jakunnya naik turun, hingga sesuatu diantara kakinya bereaksi namun ia menahannya menunggu pemandangan indah ini selesai.
"ingin sekali ku culik dirimu."
setelah selesai, dannie mengeringkan semua bagian tubuhnya lalu beranjak keluar dari kamar mandi.
hingga,
"hey baby boy." deep voice milik jun terdengar begitu saat ia akan membuka lemarinya, yak yak sejak kapan ia ada disini.
"yaak, k-kamu
ucapannya terpotong kala, jun menarik tubuh dannie hingga jatuh diatas pangkuannya.
"kau mengingatku kan, sekarang biar ku perkenalkan diriku kepadamu. aku jun,- orang yang ingin menculikmu" balas jun sembari membelai pipi gembil dannie, terlihat lucu dan ingin sekali ia gigit.namun diurungkan, karena ia tahu dannie berisik.
bukan moment yang pas, seharusnya ia bawa dulu pergi jauh. baru lah, apapun ia lakukan untuk menghancurkan dan memilikinya.
jun tak jahat, namun ia hanya berlaku egois untuk mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan sekarang. mengingat bagaimana dulu ia banyak kehilangan sosok termasuk matenya.
"aku t-tahu kamu, lepaskan aku" ucapnya sembari memberontak agar cekalan tangan jun dari pinggangnya segera terlepas.
sebenarnya usahanya sia sia, karena mau bagaimana pun dannie akan kalah telak jika diperbanding dengan dirinya.
"akan aku lepaskan dirimu, sebelum kau berada didalam kendaliku." balasnya menyeringai, dannie bergetar hebat mulutnya terasa kelu seakan ia tak diperbolehkan berbicara dan memberontak terhadap perilaku jun kepadanya.
"kamu mau apa sebenarnya," ucapnya parau, ia menatap bagaimana perlahan pupil mata jun berubah menjadi merah pekat. ia bergedik ngeri melihatnya, namun entahlah justru ketika dirinya menatap bagaimana pupil merah jun ia justru lebih merasakan nyaman dan hangat.
walaupun ia hidup dengan hangatnya keluarga, namun kali ini berbeda.
"siapa dirimu, Yaaak" ucap dannie yang panik ketika melihat bagaimana taring itu kembali muncul, oh ayolah bantu dannie sekarang.
bahkan angin dan orang luar pun tak akan mendengar teriakannya, jadi buat apa berteriak.
"diam, kau akan menikmati bagaimana taring-ku menghunus dilehermu dan menimbulkan suara erangan yang indah." ucap jun tersenyum tipis, tangan kanannya ia mulai masuk dan menyentuh kulit kenyal dannie yang sekarang tak ditutupi oleh kain apapun.
tubuh dannie mengelinjang, saat bagaimana tangan kanan dan tangan kiri jun meraba area tubuhnya. ia terus memberontak, namun tenaganya tak cukup kuat untuk melawan jun.
"jangan gigit bibirmu, biar aku yang membuatnya berderah" perintahnya, dengan mencengkeram kuat pipi dannie hingga kepalanya mendongak.
jun tersenyum tipis melihat bagaimana sosok dannie sekarang, sepertinya beberapa langkah lagi dannie menjadi miliknya.
pasrah, itu kondisi dannie. mengingat, sekarang tubuhnya sudah dipenuhi tanda merah disekitarnya. bahkan darah mengalir dari dadanya masih dijilat habis hingga air liurnya menempel di area dadanya.
sebelum menghunuskan taringnya, ia menarik pepotongan leher kanannya dan tanpa babibu pula ia langsung menancapkan taringnya hingga dannie memekik dan memberontak keras walau tiada gunanya.
dannie mulai terisak, karena sakit yang menjalar ditubuhnya. semuanya terasa linu, dan pegal menjadi satu.
selain itu pula, dirinya menindih kebesaran milik jun hingga ia tak sanggup membayangkannya.
"kau tau baby, kau cocok sekali menjadi santapan ku malam ini. aku akan datang, dan menculikmu lagi" ucap jun setelah mengakhiri aksinya, sembari jari jari di tangan kanannya masuk kedalam lubang berkedut yang sedari tadi ia abaikan.
"uhh, pergi kau dari sini" ucapnya memasang wajah galak, seolah tak peduli akan apa yang ia lakukan dan hadapi nantinya.
jun mengangkat bibir kirinya, "mengusirku? oke. sebelum itu, kau harus tau--
ia menjeda kalimatnya,
-- bahwa tubuhmu itu indah, semuanya indah. dan itu hanya milikku, jangan memberontak babe. seharusnya kau nikmati ini, jarang sekali bukan vampire tampan menjadi kekasihmu." lanjutnya menyeringai, sebelum akhirnya ia meletakan tubuh dannie diatas kasurnya dari pangkuan jun.
dannie masih terisak, bahkan sialnya wajahnya terlihat lucu hingga jun tak ingin meninggalkannya.
seakan seolah olah, ia tak diperbolehkan pergi darinya.
shit, dannie meresahkan.
"aku akan kembali." ucap jun lalu menghilang sepersekian detik hanya dengan sekali kedipan.
meninggalkan dannie yang sekarang masih terisak, dengan berbagai tanda yang dibuat jun terlihat jelas ditubuhnya.
"hiks, menyebalkan." gumam dannie namun masih tetap terisak, dan ia pun kembali membersihkan dirinya hingga jatuh sakit karena pusing menjalar dikepalanya sebab ia terlalu lama bermain air.
Tbc
sedikit bgt partnya, kurang puas sebenarnya
tpi dilanjut di part berikutnya ajabtw aneh ga si alurnya,
aku buatnya lewat feeling
KAMU SEDANG MEMBACA
⠀Byuntae ー Hoonsuk⠀
Vampire⠀⠀, the story of jun and dannie night encounters and nightmares, until the creation of the story he should have perpetuated. ー fanfiction hoonsuk 、bxb 、blood-scene 、smells of blood and sex 、vampire 、satan 、harsh word 、maturity .