----------
C_JEUNI STUDIOS :
Di Balik Layar/r18/t13/30/04/22/760w/
----------
"Kamu dimana?"
"Bukan urusanmu."
Di seberang sana Yangyang mengernyit. Suara Jaemin barusan terdengar sangat berbeda, entah karena sinyal yang buruk atau apa.
"Are you okay?"
Jaemin hanya diam, tidak ingin menanggapi pertanyaan Yangyang sama sekali.
"You're not. Kamu dimana Na?"
"Ck. Jangan banyak tanya--akkhh sial!" tiba-tiba Jaemin merasa pening luar biasa karena baru saja meneguk segelas penuh minuman berkadar alkohol yang tinggi.
Sedangkan Yangyang menggeleng heran. Pantas saja suara mantan kekasihnya itu terdengar berbeda, pasti karena pengaruh alkohol.
"Kamu minum?"
"Saya bilang bukan urusanmu!"
"Kamu ada masalah sama kekasih kamu?"
Jaemin mengurut keningnya, menghela nafas berat karena kembali teringat akan Renjun. "Hm."
"Share loc. Aku kesana sekarang."
"Gak perlu--"
"Jaemin. Shareloc sekarang."
Setelahnya Jaemin mendecih dan memutuskan sambungan telepon mereka sepihak, kemudian mengirimkan lokasinya saat ini pada Yangyang.
Lagipula Ia juga sendirian di bar dan.. membutuhkan teman bicara? Mungkin.
----------
"Renjun selingkuh."
Jaemin menoleh ke arah Yangyang dan memberi tatapan benci, tidak terima dengan apa yang baru saja lelaki itu ucapkan.
"Jaga mulutmu! Renjun tidak mungkin selingkuh. Saya mengenalnya dengan sangat baik--"
"Coba pikirkan baik-baik, Na. Kamu bilang Renjun membenci Jeno, tapi mengapa dia mau beradu akting dengan mantannya itu dan bahkan menjadi sepasang kekasih?"
Jaemin terdiam setelah mendengar pertanyaan Yangyang barusan. Meskipun terdengar memungkinkan, namun..
"Kau mendengar penjelasan saya tadi! Bibi Tiffany memberikannya peran utama, dan dia harus menjadi pasangan Jeno karena--"
"Karena peran? Oh ayolah. Dia bisa menolak, kan? Lagipula Renjun bisa memilih untuk bergabung dalam film Bibi yang lain, sehingga dia tidak perlu beradu akting dengan Jeno."
Benar..
Terlebih, sejak melakukan syuting bersama Jeno, Renjun tidak bisa menghabiskan waktu bersamanya dengan leluasa, selalu saja ada halangan, entah karena Renjun yang kelelahan sampai tidak memberi kabar, mengabaikan kekhawatirannya, dan bahkan pergi begitu saja meninggalkan dirinya setelah meninggikan suaranya--yang tidak pernah Renjun lakukan selama 4 tahun mereka menjalin hubungan.
"Dan lagi, tadi Renjun lebih memilih Jeno daripada kamu, kan?"
"Kau salah paham! Saya tidak bilang begitu--"
"Dia meninggikan suaranya padamu, bahkan aku saja tidak pernah bersikap kasar seperti itu padamu selama kita berpacaran. Terlebih, dia memilih untuk pergi ke lokasi syuting, untuk apa?"
"Untuk bekerja! Itu impiannya bodoh!"
"Ck. Kamu yang bodoh Na."
Jaemin mengernyit tidak terima. "Maksudmu?!"
"Dia buru-buru pergi ke lokasi syuting karena tidak sabar untuk bertemu dengan Jeno, aku yakin itu. Dan mungkin.. Renjun sudah bosan denganmu? Entahlah. Maka itu mungkin untuknya berselingkuh dengan Jeno."
Setelahnya Jaemin hanya mengacak surainya dan langsung meneguk sebotol alkohol yang berada didepannya. Ia terlalu lelah dan pusing untuk mencerna semua perkataan Yangyang.
Apakah benar?
Yangyang pun menyeringai saat melihat ekspresi murka milik Jaemin. Pasti mantan kekasihnya itu sangat marah pada Renjun. Tentu saja Yangyang merasa menang.
Jaemin di bawah kendali alkohol memang sangat mudah untuk dibodohi.
----------
"Kamu kenapa, Ren?"
"Gapapa."
Jeno mengusap tangan Renjun dengan lembut, hanya sebentar, karena Ia tidak ingin membuat Renjun risih. "Hey, aku udah lama kenal sama kamu. Kamu gak bisa bohong sama aku."
Setelahnya Renjun menghela nafas, kemudian memasang wajah ceria dan tersenyum manis, seolah dia memang tidak apa-apa.
Padahal sedari tadi dia termenung karena memikirkan Jaemin. Ia sadar bahwa Ia salah karena telah meninggikan suaranya pada kekasihnya itu. Namun Ia memang refleks karena lelah menghadapi Jaemin yang keras kepala dan seenaknya ikut campur dalam pekerjaannya.
Sepulangnya dari syuting nanti, Renjun pasti akan langsung meminta maaf pada Jaemin.
"Aku gapapa kok Jen. Cuma pusing aja hafalin dialognya."
"Mau latihan lagi?"
"Gak usah. Nanti kamu capek."
"Aku gak selemah itu kali Ren. Aku mah kuat. Kan aku anak biskuat."
"..."
"..."
Setelah keduanya terdiam cukup lama, Renjun pun terbahak, dan hal itu membuat Jeno hanya mampu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu karena malu. "Kenapa Ren? Gak lucu ya?"
Renjun menggeleng kecil, masih terkekeh. "Garing sih. Tapi not bad lah."
Jeno pun tersenyum, setidaknya Renjun tidak murung lagi karena candaan garingnya. Karena Ia memang tidak pernah menyukai saat Renjun memasang wajah sedih atau murung seperti tadi.
"Yaudah. Jadi mau latihan-- aduh!"
Jeno mengusap poninya yang baru saja ditarik oleh perias wajah mereka. "Noona. Yang bener aja dong! Masa aku dijambak?"
"Makanya kamu kalau ngobrol tuh gak usah nengok-nengok. Salah sendiri."
"Ya kan aku lagi ngobrol sama Renjun, makanya aku nengok ke dia." ucap Jeno sembari memanyunkan bibirnya, pundung.
"Ya kan noona lagi bikinin alis kamu Jen. Jadinya kecoret tuh gara-gara kamu gak bisa diem." ucap sang perias wajah sembari melanjutkan kegiatannya.
Renjun pun terkekeh melihat dua orang yang saling menyalahi itu. Kemudian satu tangannya bergerak untuk menata poni Jeno yang sedikit berantakan.
Tanpa sadar bahwa ada seseorang yang sedang memotret kegiatan mereka dari kejauhan.
----------
Lanjut gakk??
#c_jeuni
![](https://img.wattpad.com/cover/300878864-288-k266704.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Layar 🔞 || JaemRen
Fanfiction[END] Cerita mengenai Huang Renjun dan Na Jaemin, dua aktor ternama yang menjalin hubungan rahasia di balik layar... ------------------------------------------------- WARNING!! ⚠️🔞 • bxb yaoi gay • bahasa baku • rated mature+ • JaemRen area ...