Take 17

4K 367 32
                                    

----------

C_JEUNI STUDIOS :

Di Balik Layar/r18/t17/11/05/22/749w/

----------

Saat ini Renjun dan Jeno tengah berada di Italia. Mereka harus mengambil scene terakhir untuk film mereka di negara ini.

Namun karena berita dating mereka, banyak paparazi dan wartawan yang mengikuti dan sering memotret mereka. Hal itu membuat Renjun risih karena Ia harus bertingkah manis dengan Jeno.

Dimana pun, dan kapan pun.

Ya, pekerjaan seperti ini memang banyak mengambil resiko. Renjun harus menuruti perintah agensi, atau kontraknya akan dihentikan karena dianggap telah membuat masalah besar.

Lagipula Renjun akan berusaha sabar. Hanya untuk sebentar sampai isu waktu itu mereda dan tenggelam.

Sedangkan Jeno tentu saja senang, namun sejujurnya Ia tidak suka karena Renjun menjadi lebih pendiam, berbeda jauh dengan Renjun yang dia kenal.

Aktif, ceria, ekspresif.

Mereka memang diharuskan akting layaknya sepasang kekasih di depan kamera. Namun setelah jauh dari kamera, Renjun akan mengabaikan dan menjauhi Jeno.

Seperti saat ini.





"Ren, kamu gapapa?"





Renjun tidak menjawab, hanya mengangguk singkat sembari mencoba tidur di kursinya.

Semalam Ia memang sulit tidur karena masih menyesuaikan perbedaan waktu, juga kepalanya sedikit pening karena efek jet lag. Namun mau bagaimana lagi? Syuting mereka harus diselesaikan sesuai jadwal dan tepat waktu. Maka itu tidak mungkin mereka menunda syuting hanya karena satu orang yang merasa pusing.





"Maaf Ren. Gara-gara aku, kamu terpaksa--"





"Jen. Sudah aku bilang berkali-kali. Ini bukan salah kamu. Justru aku yang seharusnya berterima kasih sama kamu karena kamu mau setuju saat agensi meminta kita untuk membuat berita dating, sebagai pengalihan isu aku."





"Tapi aku jadi merasa bersalah Ren. Aku gak suka liat kamu jadi lesu begini karena kita harus akting sebagai pasangan kekasih. Ya aku sih senang karena bisa berpura-pura menjalin hubungan sama kamu. Tapi kamu?"





Jeno memang senang berpura-pura menjadi kekasih Renjun. Namun lama kelamaan Ia juga merasa jengah. Percuma Ia dekat dengan Renjun, namun hati dan pikiran lelaki manis itu hanya tertuju pada orang lain.

Siapa lagi kalau bukan Jaemin? Terlebih, sudah seminggu lebih mereka berdua tidak pernah bertemu.





Renjun menghela nafas berat, kemudian bangun dari duduknya. "Maaf Jen, tapi aku lagi malas membicarakan masalah ini. Aku istirahat sebentar ya?"





Jeno pun mengangguk.

Setelah melihat Renjun pergi ke dalam untuk beristirahat, Jeno menghela nafas berat dan melempar skrip yang Ia pegang tadi ke meja.

Ia benci melihat Renjun yang kehilangan semangat seperti ini. Apalagi kemarin Renjun ditegur oleh Tiffany karena sama sekali belum menghafal dialog, padahal mereka harus take saat itu juga. Alhasil mereka harus mengulang adegan yang sama berkali-kali.

Jujur saja, Jeno pun ikut merasa kesal dan malas jika lawan mainnya bertingkah seperti ini.

Sepertinya Ia harus melakukan sesuatu yang menyenangkan untuk membangkitkan semangat..





---------

Jeno mengajak Renjun makan malam di salah satu restoran ternama yang sudah Jeno sewa, khusus untuk malam yang spesial ini.

Awalnya Renjun menolak, namun Jeno bilang bahwa ini adalah permintaan dari agensi Renjun, supaya berita dating mereka semakin menghangat dan akhirnya isu diskotik waktu itu akan lenyap. Maka itu Renjun menyetujuinya.

Di luar restoran pun sudah banyak wartawan yang berusaha mengambil foto dan video mereka, namun sedikit kesulitan karena Jeno meminta pihak restoran untuk menyiapkan penjaga di luar agar mereka bisa makan malam dengan tenang.

Namun, baik Renjun maupun Jeno, tidak ada satu pun dari mereka yang membuka pembicaraan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya terdengar suara musik yang mengalun dan dentingan sendok.

Tak lama kemudian, dua orang pelayan datang sembari membawa dua minuman.

Renjun pun mengernyit heran. Padahal tadi mereka tidak memesan minuman ini, mengapa pelayan mengantarkannya? Apakah ini gratis?

Renjun menoleh ke arah Jeno dan menaikan sebelah alisnya, seolah bertanya apa maksud minuman itu.





"Coba kamu minum minumannya dulu."





"Gak deh Jen. Aku gak haus."





"Ren. Coba dulu. Ini spesial loh buat kamu."





Melihat Jeno yang tersenyum lembut padanya, Renjun jadi tidak enak menolak permintaan lelaki itu. Akhirnya Ia mulai meminum minuman itu sampai habis.

Namun, di balik gelas itu terdapat tulisan..





'Will You Marry Me?'





Seketik Renjun tersedak dan Jeno yang panik pun menyodorkan minuman untuk si manis. "Minumnya pelan-pelan aja Ren."





Setelah tenggorokannya lega, Renjun langsung menatap Jeno. "Maksudnya??"





"Maksudnya? Apa?"





"Aku lagi gak mood buat bercanda Jen. Maksud kamu kasih minuman itu ke aku apa?"





Jeno terkekeh. "Bukannya udah jelas tulisannya?"





"Serius Jeno! Aku lagi gak mau bercanda!"





Jeno pun tersenyum manis dan mengusak surai Renjun dengan gemas. "Aku gak bercanda--"





"Renjun.."





DEG!

Seketika Renjun terkesiap. Renjun sangat mengenal suara yang terdengar lirih itu. Suara yang Ia rindukan selama seminggu lebih, suara yang Ia hafal di luar kepala.

Perlahan Renjun menoleh ke arah sumber suara dan mendapati..





"J-Jaemin?"





----------

nih double up! btw bentar lagi end ehehe

satu kata buat Jeno?

#c_jeuni

Di Balik Layar 🔞 || JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang