Cerita sederhana tentang jiwa anak-anak yang terjebak dalam tubuh serta rutinitas orang dewasa. Cerita yang berjalan apa adanya, tentang mereka yang sama-sama terluka, yang sama-sama rapuh, berusaha menyembuhkan dan menguatkan satu sama lain. Akan...
"Untukmu, jiwa yang datang sebagai perantara kebahagiaan Tuhan. Yang direstui oleh alam dan seluruh energinya untuk menyembuhkanku dengan cara paling cantik yang pernah ada. Terima kasih akan bosan menyapa indera pendengarmu. Maka sebagai gantinya, biarkan ribuan terima kasih itu, ku ucapkan kepada-Nya yang telah menciptakanmu, di setiap doaku."
-Bian
"Kamu, yang tidak pernah ku bidik, tak pernah ku cari. Manusia asing yang hadir, lantas dengan lihainya menata hati yang hampir mati. Perbolehkanlah makhluk rapuh ini mengutarakan apresiasi untuk setiap detik dirimu ada di dunia. Juga apresiasi untukmu yang telah menjadi alasan tambahan baginya, untuk senantiasa mensyukuri hidup yang Ia punya."
-Kiran
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
