Eta

34 12 9
                                    

-Meet Me At Seven~Eta-

Jamal memarkirkan motornya di depan panti asuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jamal memarkirkan motornya di depan panti asuhan. Merasa sedikit bersalah mengganggu ketenangan sekitar dengan suara knalpot motornya yang memang paling bisa bikin mak-mak lempar panci. Setelah memastikan kunci motornya tidak tertinggal, Ia lantas masuk ke dalam.

Niat awal lelaki berparas elok ke mari sebetulnya-selain beramal-adalah mengajak Bian healing. Kodoomo alias teman baiknya itu terlihat stres akhir-akhir ini. Maka dari itu setelah mendapat informasi cukup tentang event ini, Jamal rela pagi-pagi mandi lantas menyusul Bian ke rumahnya. Sayangnya dia harus berangkat sendirian lebih dulu kali ini.

Semangat baiknya tadi sedikit surut setelah mendengar percakapan Kalila dan Bian. Ah Jamal benar-benar mengagumi Bian, dia bersahabat dengan malaikat. Meski sesekali harus menghadapi sikap jelek Bian, sampai kapanpun Jamal enggak akan mau kalau disuruh tukar tambah Bian sama teman lain.

Selain Kalila, Jamal juga adalah satu orang yang paling berpengaruh dalam hidup Bian. Mereka pertama kali bertemu di sekolah dasar. Jamal pindah rumah dan sekolah pada umur 8 tahun, saat Kalila masih bayi. 

Anak tampan dan baik hati, Jamal sangat mudah memulai pertemanan dengan siapa saja. Akan tetapi, Bian kecil yang pendiam dan lebih suka sendirian menarik perhatian anak itu. Mereka lantas berteman baik, Bian juga adalah orang yang mencetuskan nama 'Jamal' sebagai panggilan untuk Javier. Nama yang melekat hingga sekarang.

Saat Bian memutuskan tinggal berdua dengan Kalila dan pindah, Jamal marah besar sebab tidak ada yang memberitahunya. Meski sempat berantem, mereka akhirnya saling mendukung lagi. Entah bagaimana pula, Jamal tahu-tahu sudah menjadi tetangga mereka, hingga sekarang.

"Permisi Mba, saya..."

Meninggalkan kisah Jamal dan Gibran siblings. Kini lelaki itu sedang terpaku di tempatnya. Memandangi eksistensi manusia di hadapannya.

Lastri, itu seratus persen Lastri yang kemarin.

"Mas? Kok ngelamun? Mau ada perlu apa?"

"Ah ngg itu anu, charity event nya udah mulai ya?"

"Oh udah Mas, beberapa volunteer kita udah mulai ngajar dan main sama anak-anak, Masnya volunteer juga?" tanya si perempuan ramah.

Jamal mengangguk, "Ah iya, kenalin saya Malik, kemarin emang nawarin diri jadi relawan ke Rere, harusnya bareng temen saya, tapi maaf banget ya kita telat, ada satu dan lain hal."

Si terduga bernama Lastri itu menjabat tangan yang diulurkan Jamal, "Enggak papa Mas santai aja, oh iya nama saya Vero."

Vero, oke noted.

Tangan Jamal tertahan saat hendak melepas jabatan tangan mereka. Vero memandangnya sedikit intens sambil tetap memegang tangannya. Membuat Jamal sedikit kikuk.

"Oh! Mas yang kemarin saya tanyain waktu di depan sekolah ya?"

"Ahaha iya, aduh jadi grogi saya diinget sama Mba cantik kayak gini."

Vero terkekeh, kemudian akhirnya melepas tangan keduanya. Lantas mengajak Jamal masuk ke dalam, kemudian menjelaskan apa saja yang bisa lelaki itu bantu. Meski awalnya Jamal berkata hanya ingin membantu mengajar dan bermain, dengan senang hati Ia juga menggunakan ototnya di sana. Mengangkut beberapa logistik, juga mainan yang akan disumbangkan untuk anak-anak panti.

Perasaan yang timbul setelah berbuat baik memang perasaan paling luar biasa sedunia.

Sepanjang kegiatan amal, memang Jamal asyik bersosialisasi dengan member relawan yang lain. Juga sibuk mengajak para bocil main kelereng atau gobak sodor. Namun Jamal juga tidak akan berbohong kalau dia tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Vero.

"Lastri! Tolong pasang sepatunya si adek dong!"

"Siap! Laksanakan! Lastri come to rescuee!"

Seperti sekarang, perempuan itu berlari dengan bersemangat untuk membantu rekannya. Sambil tersenyum lebar, perempuan itu mengambil alih bocah yang sedari tadi merecoki temannya. Lantas menggendongnya, membawa sepatunya yang lepas di tangan kiri.

Tanpa sengaja tatapan keduanya bertemu. Vero melangkah mendekati Jamal, menyebabkan jantung lelaki tersebut bereaksi tidak normal, jedag jedug.

"Egi, ayo kenalan dulu sama Kak Malik, salim sayang."

Jamal mengulurkan tangannya untuk dicium oleh anak lelaki yang dipangku Vero saat ini. Ia menyebutkan namanya, dan si anak yang bernama Egi itu melakukan hal serupa. Sementara mereka berkenalan, Vero memasangkan sepatu Egi dengan telaten.

"Seru enggak, charity event-nya?" Vero bertanya selepas membiarkan Egi kembali bermain bersama teman-temannya.

"Seru, saya ketemu banyak orang baru, it feels nice."

"Ih aksen Mas Malik keren, enak didengar."

Telinga Jamal memerah mendengar pujian tersebut, "Makasih banyak loh, btw saya boleh tau enggak kenapa teman-teman kamu pada manggil kamu Lastri?"

"Oh itu, jadi gini, nama panjang saya 'kan Laras Tri Veronica, nah sering disingkat Lastri sama mereka. Sebenernya lebih suka dipanggil Vero, tapi ikhlas-ikhlas aja sih dipanggil Lastri, soalnya katanya ibunya temen saya namanya Lastri, mereka bilang saya kayak ibunya mereka kalo lagi ngumpul, berarti saya perhatian dan baik 'kan?"

Jamal manggut-manggut, latar belakang yang menarik, "Fyi, saya sama temen-temen saya juga biasanya dipanggil Jamal. Temen baik saya yang awalnya manggil, singkatan dari Muhammad Javier Malik. Waktu saya protes karena kayak bapak-bapak, dia bilang, 'kan calon' jadi ya udahlah."

Vero tercengang, "So basically we're the same? OMG kita senasib!"

Jamal terkekeh, memunculkan lubang di kedua pipinya. Vero ternyata menggunakan aksen Australia yang lumayan kental saat berbicara menggunakan bahasa Inggris. Diam-diam ingin Jamal dengar lagi, candu.

Sepertinya jatuh cinta tidak cukup mendeskripsikan apa yang Jamal sekarang. Dia sudah terjungkal terguling-guling terjebak ke dalam pesona seorang Lastri paling cantik yang pernah Ia tahu.

 Dia sudah terjungkal terguling-guling terjebak ke dalam pesona seorang Lastri paling cantik yang pernah Ia tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double updatee!!

Setelah aku kasih yang sedih sedih di part sebelumnya , di sini aku kasih yang manis-maniss🌷💛

Semoga bisa nemenin malem minggu kalian yaaa↖(^ω^)↗

-🌠
Malang, 21 Mei 2022

Meet Me at SevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang