33. Lebih Baik Disembunyikan

117 4 0
                                    

Tangis kesedihan meluluhlantakkan perasaan Risa sebagai seorang kakak. Riana menyembunyikan masalah serumit ini sendirian.

Sekarang harus bagaimana, sulit baginya mengambil kesimpulan Riana bersalah atau tidak. Di satu sisi, adiknya merupakan korban.

Namun, sisi lainnya, Riana tetap menjadi salah satu pelaku yang bersalah. Kesalahan Riana dan Niko sama besar, lima puluh banding puluh.

"Walau bagaimana pun kamu tetap salah, Ri. Besar kecilnya kesalahan Niko, sebesar itu pula kesalahan kamu. Aku nggak belain Niko atau berusaha bela kamu juga. Kalian udah salah. Kesalahan adiknya, nggak bisa dibenarkan oleh seorang kakak atau orang tua sekalipun," papar Risa.

Mana mungkin dia berat sebelah meski itu adiknya sendiri. Justru dengan mengetahui masalah Riana, Risa memacu dirinya untuk bisa membantu mengambil titik tengah, agar semua selesai tanpa ada unsur kebencian di dalamnya.

Risa memutuskan tidak membicarakan hal ini dengan keluarga. Mereka pasti tak bisa berpikir jernih.

Kemarin saja, Sinta hampir menghajar Riana saat tahu putri bungsunya hamil di luar nikah. Belum lagi soal Asih yang akan bertepuk tangan sembari berjingkrak-jingkrak ke seluruh Bandung bila tahu anak saudaranya kembali tersandung masalah.

Keluarga Raditya pun tidak boleh tahu. Akan lebih banyak lagi jumlah arang yang tercoreng di muka Raditya serta orang tuanya, kalau ketahuan anak yang dikandung Riana bukanlah darah daging mereka. Riana pasti akan dituduh sebagai penipu.

Padahal, Raditya sudah menjelaskan duduk permasalahannya pada Risa kalau dia yang bersedia menjadi tameng Riana. Pria itulah yang mengajukan diri untuk melindungi Riana atas dasar rasa cinta.

"Aku ngaku salah, tapi kamu nggak akan kasih tahu papa dan mama, kan, Sa? Iya, kan? Aku tahu kamu sayang sama aku dan nggak akan biarin aku ditinggal sama keluarga sendiri. Aku nggak mau kehilangan siapapun." Riana tersenyum lebar, penuh harap, tapi terlihat menyedihkan.

"Demi Tuhan, Riri. Aku nggak tahu harus apa sekarang. Kamu udah jadi pengkhianat dalam rumah tangga sahabat kamu sendiri. Bahkan, kamu hamil sama suami orang, Ri. Ini terlalu berat!" Risa mendesah frustasi.

"Risa, aku mohon. Lihat! Kandungan aku udah besar. Dua bulan lagi, aku bakalan melahirkan. Aku nggak mau melewati itu sendirian. Aku butuh Raditya. Aku butuh kamu. Aku butuh Papa dan Mama. Aku butuh semuanya, Risa. Tolong!" mohon Riana dengan sangat, air matanya sudah tumpah ruah di wajah.

Hening menunggangi udara di sekitar mereka. Risa tak tahu harus menjawab apa, selain diam menyembunyikan suara.

Entah, dosa apa yang pernah terjadi di masa lalu sampai keluarganya harus mendapat masalah sebesar itu.

Adiknya pernah, menjadi perusak rumah tangga orang walau Niko terlihat pintar mengendalikan situasi. Seorang Indy yang polos dan baik hati bisa ditipu dengan perhatian palsu.

Ia sudah pernah bertemu dengan Indy dan Niko di supermarket saat pulang dari kantor. Bahasa tubuh mereka terang-terangan menunjukkan kemesraan tanpa perasaan segan.

Dengan kondisi Indy yang sedang hamil tua, Niko benar-benar menunjukkan sikap suami siaga. Namun, pria yang terlihat sangat sempurna itu ternyata tega mengkhianati pernikahan dirinya sendiri hanya karena sebuah obsesi yang bersembunyi di balik kata cinta.

🍒

Kondisi sudah mulai tenang. Riana berhenti menangis, Risa tak lagi tampak tertekan. Memang belum ada jawaban, apa masalah ini akan diangkat ke permukaan atau justru dibiarkan tenggelam.

Namun, setidaknya Riana sedang berusaha menguatkan diri bahwa Risa sayang sekali padanya. Pasti dia akan bungkam akan untuk sementara.

"Tuh!"

Karma Riana [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang