Vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote vote
Komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen komen
.
.
.Sudah lima hari pasca kematian Ludira.
Semuanya masih di selidiki. Namun, kehidupan Agraven dan Aza sudah seperti semula, tapi ada satu hal yang mengganjal di hati Agraven. Bukan tentang siapa yang telah membunuh kakaknya, tetapi pesan terakhir dari kakaknya.
Saat ini, Agraven sedang berada di rumah Vanna. Tentu saja menemani Aza, istrinya. Galva pun ikut andil berada di sana.
"Aza udah berapa bulan kandungan kamu?" tanya Dea, Mamanya Vanna.
"Emm ... lima bulan, Tante." Dea tersenyum mendengarnya.
"Kapan lahirnya itu kremi?" celetuk Vanna.
"Mulut lo sekate-kate amat bilang calon ponakan gue kremi. Dimarahin bapaknya mampus, lo!" cibir Galva.
"Kak Agra aja manggilnya kecambah," timpal Aza enteng. Untuk sesaat di ruang keluarga Vanna hening. Tiga detik berikutnya, keheningan itu tergantikan oleh gelak tawa yang heboh. Hanya Agraven dan Aza yang terdiam.
"Rav! Hahaha lo tega bener nistain anak sendiri haha ... kecambah! Kecambah itu toge 'kan?" Galva sampai memegangi perutnya akibat tertawa berlebihan.
"Suka-suka gue," jawab Agraven datar. Tangannya merangkul pinggang Aza posesif.
"Masa kak Agra mau anaknya jelek," lanjut Aza bercerita. Lebih tepatnya mengadu.
"Buset, bapak apaan kek begitu??" Galva tidak bisa mengehentikan tawanya.
"Suami lo kenapa, dah? Masa mau anaknya jelek?" celetuk Vanna yang juga masih tertawa.
"Katanya--"
"Sttt, jangan cerita aneh-aneh sama mereka, Sayang!" bisik Agraven dengan suara rendah.
"Aza ngomong sesuai fakta, Kak. Bukan aneh-aneh," balas Aza berbisik.
"Pokonya jangan cerita apa-apa ke mereka. Atau kamu ...."
"Atau apa?"
"Aku cium kamu di depan mereka semua," ancam Agraven menyeringai.
Aza langsung mendengus menatap suaminya itu.
"Bisik-bisik tetangga!" sindir Galva.
"Oh, iya! Kalian ngapain ke sini, sih?" seru Galva.
"Banggal ngapain ngikutin kita?" tanya Aza balik.
"Kangen sama kalian berdua," jawab Galva seraya senyum tidak jelas.
"Najis," ketus Agraven.
"Kenapa, Yupi?" Lo kangen sama gue?" Giliran Vanna yang bertanya.
"Enggak," jawab Aza tersenyum.
"Terus?"
"Emm, Vanna sayang gak sama calon anak Aza?" tanya Aza dengan raut wajah memelas. Melihat itu Vanna mengernyit bingung.
"Sayang, sih ... tapi kenapa? Tumben nanya gitu?" ujar Vanna penuh selidik.
"Aza kangen tidur di kamarnya Vanna, jadi malam ini Aza boleh nginep di sini sama kak Agra nggak, Na?" tanya Aza penuh harap.
"Terus gue tidur di mana?" tanya Vanna menunjuk dirinya sendiri.
"Mana Aza tau, Vanna cari aja tempat tidur yang lain. Numpang di kamar Rafka atau nggak di kamar Banggal juga boleh," jawab Aza santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRAVEN
Mistério / SuspenseReady stock📌 Baca keseluruhan terlebih dahulu baru menilai^^ 🔞𝐈𝐬𝐭𝐢𝐠𝐡𝐟𝐚𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. Psychopath bucin itu cuma ada di wattpad! Contohnya di ceritaAGRAVEN. .... Azalea Kananta, gadis yang pernah didiagnosa mengidap Agoraphobia pada umur 7 t...