3 - Kekacauan

248 12 1
                                    

Azura meringis kecil kala Askar masuk ke dalam kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azura meringis kecil kala Askar masuk ke dalam kelas. Ternyata lelaki berparas tampan itu akan menjadi teman satu kelasnya.

Askar memasukkan sebelah tangannya ke saku celana. Raut tampan yang menampilkan senyuman lebar di depan kelas membuat beberapa gadis terpana. Langka sekali melihat Askar tersenyum lebar!

Askar memperkenalkan dirinya didepan kelas. Meskipun kebanyakan dari mereka sudah pasti tahu namanya.

Uniknya, tak ada yang berani menyela ketika cowok itu berbicara.

"Gue Athaskar Abimanyu. Gue tinggal berdua sama adek gue disini. Bokap nyokap dinas di Sydney. Salam kenal."

Seorang gadis mengacungkan tangannya hendak bertanya.

"Tinggal dimana, Askar?" Tanyanya antusias.

"Apart Permata." Balas Askar singkat. Lagi-lagi mereka dibuat takjub dengan tempat tinggalnya.

Apartemen Permata adalah salah satu apartemen dengan harga fantastis di Jakarta.

"Bokap nyokap lo kerja apa?" Tanya salah satu cowok berkacamata.

"Bokap dokter spesialis paru, nyokap dokter umum tapi sambilan ngurus perusahaan keluarga di Sydney." Jawab Askar membuat mereka kembali takjub.

"Kiw.. kiw.. ganteng, kosong delapan berapa?" Tanya salah satu gadis dibalas sorakan yang lainnya.

"HUUUUUUU!!!"

"GENITTTT!!!"

"Ssst, berisik kalian. Kalau mau kenalan nanti di jam istirahat. Sudah, lanjutkan pelajaran. Askar boleh duduk di---" Guru bernama pak Dodit itu memindai seisi kelas.

"Sebelah Azura boleh?" Tanya Askar membuat Azura yang sedari tadi bertopang dagu membelalak.

Tak hanya Azura sebenarnya, hampir seisi kelas dibuat terkejut dengan permintaan Askar. Beberapa bahkan memasang wajah tak terima.

"Azura sudah memiliki teman sebangku." Ucap Pak Dodit membuat Ella berdiri.

Gadis itu memamerkan giginya canggung, "Saya pindah ke belakang aja, pak. Duduk sama Jevan." Tutur Ella membuat Azura melotot ke arah gadis itu. Tetapi, Ella tak menghiraukan.

"Yasudah, kalau begitu Askar boleh duduk disebelah Azura."

Askar tersenyum senang. Lelaki itu melangkah penuh percaya diri menghampiri Azura. Tatapan tajamnya sangat kontras dengan senyum manis yang terpatri di bibir miliknya.

Jantung Azura berdetak tak karuan kala kursi disebelahnya berdecit dan Askar duduk disana.

"Hai, Azura." Sapa Askar dengan senyum manis. Bahkan, gula saja lewat!

"H-Hai, Askar." Sapa balik Azura gugup. Hal itu membuat Askar terkekeh merasa lucu.

🦋🦋🦋

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang