17 - Sakit

107 6 2
                                    

Hari ini adalah hari yang cerah bagi sebagian orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang cerah bagi sebagian orang. Tetapi sayangnya tidak bagi pentolan SMA Aneska.

Athaskar Abimanyu, sedari tadi lelaki itu bertindak uring-uringan. Mulut pedasnya terus mengecam Gian dan Enzo jika kedua sahabatnya itu berisik.

Sementara untuk Jevan dan Aksa, keduanya memilih diam. Mereka tak ingin bersuara karena tahu bagaimana jika Askar sedang marah. Bisa-bisa wajah mereka yang tampan ini akan dijadikan samsak.

Pyar!

"Sial, dimana gadis itu, hah? Masa kalian nggak ada yang tahu." Askar membanting gelas-gelas yang ada di roftop sekolah dengan kesal.

"Lo pacarnya, bos. Harusnya lo lebih tahu." Cicit Aksa memberi pendapat.

Tatapan nyalang Askar terlihat jelas. Askar menatap Aksa tajam.

"Gue bakal kerumahnya." Ucap Askar terlihat tergesa. Pasalnya, Askar sudah spam chat Azura tetapi tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Lo gegabah banget, As. Bisa jadi Azura lagi pergi atau lagi sakit?"  Ucap Jevan menahan Askar.

Jevan sendiri merasa heran. Jika Askar tak mencintai Azura, kenapa harus secemas ini?

"Kata Anna, Azura sakit. Padahal kemarin sore, dia baik-baik aja." Ucap Enzo sembari menunjukkan chatnya dengan Anna.

Ucapan Enzo itu membuat Askar memberikan atensi penuh pada ponsel digenggaman sang sahabat.

"Shit, masa dia sakit gara-gara gue cium?" Dengus Askar lirih tapi tetap terdengar oleh yang lainnya. Hal itu tentu langsung mengundang gelak tawa.

"Wih, anjir. Pantesan si bos uring-uringan, first kissnya udah dapet, coy!" Ucap Gian heboh. Ia berusaha mencairkan suasana yang sedari tadi memanas karena ulah Askar.

"Lagian lo cuma main-main kok sampai sekhawatir ini. Dibawa chill ajalah." Komentar Aksa, sedikit memancing Askar.

"Bos, lo nggak mau spill dikit rencana lo?" Tanya Enzo yang sejujurnya sudah sangat penasaran. Sayangnya, Askar itu sangat pelit informasi.

"Berisik." Ketus Askar menanggapi ucapan ketiganya yang malah membuatnya semakin pusing.

Ting!

Notifikasi di ponselnya membuat Askar buru-buru membukanya. Senyum yang tadi mulai tercipta perlahan luntur ketika yang menghubunginya bukan Azura.

Melainkan Jessi.

Yah, setidaknya Askar sedang berbaik hati. Mumpung Azura tak masuk sekolah, mungkin ia bisa sedikit bermain-main dengan Jessi. Sudah lama sekali, ia tak 'bermain' dengan kekasih pertamanya itu.

Setelah membalas pesan Jessi, Askar mulai bersikap seperti biasa. Teman-temannya terkadang heran. Terkadang Askar layaknya orang yang berbeda. Di detik tertentu, ia bisa sangat marah. Di detik berikutnya, bisa saja dia sudah kembali tertawa. Unik.

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang