3. Basket Days

64 36 65
                                    

Anyyeong!

Kalian apa kabar hari ini?

Jangan lupa tekan vote sebelum membaca!
Hehew ><

Yoo ah, gass baca!
Hope u enjoy!

D. E. A. R. S. E. N. I. O. R

.
.
.

"Baik, kegiatan terakhir MPLS telah berakhir. Sekarang, kalian boleh pulang! Selamat beristirahat dan hati hati dijalan. See u saat kalian mulai masuk sekolah." kata Evelyn berbicara dengan toa supaya dia tidak lelah berteriak.

"Baik, Kak!" jawab semua peserta lalu mereka bubar.

Aika dengan Sherin sudah berjalan keluar gerbang SMA Wisteria. Tepat di pintu gerbang, Ren mengklakson motornya lalu berhenti.

"Woi!" panggil Ren dari atas motor sport hitam kesayangannya.

"Ck. Mau apa lagi sih, tu orang?" gerutu Aika seraya bersedekap dada dengan mata memicing yang menatap Ren dengan sinis.

"Udah, sabar," bisik Sherin.

Aika misuh misuh "aSabar mulu kata lo!"

Plak!

Sherin menggelar lengan Aika. "Kok lo malah ngegas sih anjirr?"

"Ck!" decak Aika semakin sebal.

"Lah, malah pada adu bacot." celetuk Ren. Ia lalu menuruni motornya dan berjalan dengan cool menghampiri kedua gadis yang sedang adu bacot tersebut.

"Bocil lagi adu bacot, nih, ceritanya!" ejek Ren.

"Dihh!" Aika semakin menatap Ren dengan sinis.

"Tuh mata ngeluatnya biasa aja kali, cil." Ren terkekeh kecil.

"Gaje bat sih lo!"

"Hareudang, hareudang, hareudang, panas, panas, panas ...." Sherin bernyanyi sembari mengibaskan tangannya.

"Lo ikut sinting ya, ternyata. I know you are crazy girl." Aika mengacungkan jari tengahnya mengejek Sherin.

"What the pucek men!" ujarnya sembari tertawa ngakak.

"Syalan lo!" Sherin ikut mengacungkan tangannya. Wadepakk!

"Woi! Lo lupa sama kata-kata gua pas tadi Lo minta tanda tangan?" Ren kembali berbicara. Agaknya dia sudah mulai bosan menonton drama dua cecunguk itu.

Nunggu tuh emang gak enak yakan?

"Inget." jawab Aika acuh.

"Terus?"

Aika naik pitam mendengarnya. "BIKAUS, GUE MALES BERURUSAN SAMA KAKAK!" teriak Aika ngegas.

'Cuman dia yang berani ngebentak senior berkedok Ketos.' Ren tertegun sejenak seraya tetap mempertahankan ekpresi datarnya.

"Biasa aja, kali." tanggap Ren santai.

"Tapi gue gak bisa biasa aja, KAK RENRAWIN!" kata Aika dengan menekan kata Kak Renrawin.

𝕯𝖊𝖆𝖗 𝕾𝖊𝖓𝖎𝖔𝖗!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang