Sebulan sudah berlalu.
Ini saatnya.
Saat kamu tak dapat lagi menghabiskan esok bersamaku.
Kamu terbaring ringkih,
dengan berbagai alat penunjang hidup dibadanmu.
Aku tak kuasa, tapi harus tetap berpura-pura.
Ini belum saatnya untuk memberitahumu.
Kubawakan bunga kecil berwarna ungu kesukaanmu yang selalu kamu bicarakan.
'Forget me not.'
Kamu menerimanya dengan gembira, meski kulitmu memucat, senyummu tetap cerah.
Aku duduk di samping bangku dekat kasurmu.
Ku genggam tangan ringkih yang mungkin hanya tersisa tulang, kemudian mengecupnya perlahan.
Air matamu menetes tak karuan, aku memelukmu.
Saat kamu bercerita kedua sosok tercintamu pergi saat kamu terisak hari itu.
Aku sudah memutuskan.
Aku akan menemanimu sampai akhir, meski pada saatnya aku juga yang akan mengakhirinya.