Your-14

1.6K 206 27
                                    

Sakura segera menjauhkan wajahnya dari Sasuke dan mengelap bekas es krim itu sendiri.

"Kau jilat saja sendiri, sudah mulai mencair!" Tunjuk Sakura ke es krim milik Sasuke.

Sasuke menjilat es krim itu dengan main-main, berniat untuk menggoda Sakura. Gadis itu memalingkan wajahnya dengan telinga memerah.

"Kenapa wajahmu memerah?"

Sakura berdehem berusaha untuk mengusir rasa malu dan gugup.

"Siapa yang memerah?"

"Kau."

"Tidak."

Sasuke kemudian menyodorkan es krim miliknya kearah Sakura.

"Untukmu saja, aku kenyang."

Sakura dengan senang hati menerima es krim itu dan berusaha melupakan kejadian yang lalu.

"Kau sungguh kenyang?"

Sasuke mengangguk dan bangkit dari kursinya. "Ayo pulang sudah mulai sore."

Sakura mengangguk-angguk sambil menjilati es krim yang Sasuke berikan.

"Jangan terlalu banyak memakan es krim nanti kau sakit." Ujar Sasuke

Sakura tidak menjawab hanya memberikan pose hormat main-main kearah Sasuke.

Sasuke memerhatikan Sakura dalam diam, yang masih bersemangat menjilati es krim itu ia kemudian mendekatkan bibirnya kearah telinga Sakura.

"Nanti punyaku juga dijilat seperti itu ya." Sasuke kemudian berjalan cepat kearah sepeda motornya, Sakura mematung dan menjatuhkan es krim ditangannya dengan wajah syok, masih mencerna kata-kata Sasuke.

Sasuke yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum menggoda.

"SASUKE BODOH!"

Sakura berlari dan segera mencubit pinggang Sasuke kencang.

------

Sekarang masih pukul 6.15 pagi, tapi sudah ada dua anak manusia yang sedang sibuk dengan pulpen dan kertas di dalam sebuah kelas.

Sakura sibuk dengan rumus-rumus matematika dan Sasuke yang setia memerhatikannya. Alasan utama mengapa mereka berdua sudah berada disini pagi-pagi sekali adalah untuk mengajari Sasuke rumus matematika, karena nanti mereka ada ujian matematika.

"Bagaimana? sudah paham?"

Sasuke tidak menjawab masih terus menatap Sakura dengan serius.

"Sasuke!" Sakura mengambil buku Sasuke yang masih kosong, tidak ada coretan ataupun rumus matematika yang ia ajarkan.

"Kenapa masih kosong? apa yang sedari tadi kau perhatikan?"

"Kau."

Sakura menghela napas dan mengusap wajahnya pelan.

"Sasuke ini bukan saat yang tepat untuk bercanda, ayo cepat dipelajari."

Sasuke membenarkan posisi duduknya semula kepalanya bersandar di meja menjadi tegak.

"Baik sensei."

Sakura tertawa kecil, "ya sudah ayo dari awal."

Setelah 30 menit berlalu akhirnya Sasuke bisa mengerti, sedikit. Ya hanya sedikit. Setidaknya ia tidak perlu lagi membayar contekan ke Shikamaru.

Sisanya? ia serahkan kepada Tuhan.

Draw Your ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang