Your- 20

1.7K 204 61
                                    

Cahaya yang berasal dari jendela kamarnya cukup untuk membangunkan dirinya dari tidur nyenyak nya, sepertinya memang sudah saatnya mereka untuk bangun.

Sakura mengerjap-ngerjapkan matanya, pemandangan yang pertama kali ia lihat saat bangun adalah dada Sasuke, Sakura mendongakkan kepalanya terlihat Sasuke yang masih terlelap. Tangan pria itu membelit pinggangnya.

Ia melirik kearah jam yang berada di belakang Sasuke, menumpu tubuhnya dengan sebelah siku. Sudah pukul dua belas siang. Begitu melihatnya Sakura terkejut, langsung saja ia terduduk.

"Ada apa?" Sasuke merenggangkan tubuhnya sebentar, kemudian menarik Sakura lagi ke dalam pelukannya.

"Sasuke sudah jam dua belas, kita harus bangun."

"Kita kan sudah lulus, tidak bersekolah lagi."

"Bukan itu maksudku." Sakura menggeram frustasi sambil berusaha melepaskan diri dari lilitan tangan Sasuke. Tetapi pria itu makin mengencangkan lilitannya.

Sesuai kesepakatannya kemarin, rumahnya akan di pakai untuk teman-temannya merias diri. Untuk pergi ke acara prom night nanti malam, teman-temannya mungkin akan datang sebentar lagi dan tidak mungkin baginya untuk menyambut mereka dengan keadaan seperti ini.

Di kamar, di ranjang, tanpa pakaian, bersama Sasuke, dan jangan lupakan noda lengket yang berada di ranjangnya.

"Sasuke kau lupa teman-teman kita akan ke sini sebentar lagi." Sakura masih berusaha untuk membangunkan Sasuke, akhirnya pria itu terbangun dari tidurnya, Sasuke mendecak sambil mengusap matanya.

Sasuke menundukkan kepalanya, memandangnya. "Pagi, Sakura."

"Aku ingin membalas pagi juga Sasuke, tapi ini sudah siang." Sakura menunjuk ke arah jendela.

Sasuke tersenyum separuh, "kau benar, baiklah ayo kita mulai hari ini." Sasuke mengecup bibir Sakura sekilas sebelum beranjak dari ranjang.

Sasuke mengambil celananya yang berada di lantai kemudian memakainya, tubuh atasnya ia biarkan telanjang, lalu ia berjalan menuju kamar mandi.

"Sakura."

"Hm ada apa?" Sakura melirik ke arah Sasuke, gadis itu belum beranjak dari ranjang, ia mengecek ponselnya sebentar, melihat ada pesan atau telepon dari temannya atau tidak.

Sasuke terlihat memandangnya sebentar dengan mata mengerling, "segera berpakaian, payudaramu sangat menggoda untuk ku hisap." Setelah mengatakannya Sasuke segera masuk ke kamar mandi, menghilang di balik pintu.

Pantas saja payudaranya terasa sejuk sedari tadi. Namun, wajahnya terasa memanas sekarang.

------

Benar saja dugaannya, teman-temannya datang tak lama kemudian, beruntung kamarnya sudah rapih, spreinya juga sudah ia ganti.

Begitu masuk ke dalam, Tenten, Temari dan Ino langsung menuju ke kamarnya untuk menaruh barang-barangnya. Lihat saja barang mereka terutama Ino, banyak sekali mulai dari make up, riasan lainnya seperti anting, cincin, kalung, gelang, Ino membawa semuanya seperti habis merampok di toko perhiasan, dan jangan lupakan gaunnya yang sangat spektakuler.

Tipikal Ino sekali.

"Apa gaunku sudah cukup bagus?" lihat saja kelakuannya sekarang, masih bertanya-tanya. Gaunnya yang sudah lebih dari bagus itu pun masih di ragukan.

"Kau ingin ku tambahkan apa lagi? berlian? permata?emas?" Temari memutar bola matanya malas, jengah melihat kelakuan wanita itu.

Draw Your ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang