Your- 7

1.7K 245 12
                                    

Sasuke pulang kerumahnya dengan wajah setengah lelah dan setengah bahagia. Lelah karena jarak rumah Sakura dengan rumahnya lumayan jauh, haruskah ia berpindah rumah di sebelah rumah gadis itu?

"Aku pulang." Sasuke berjalan gontai masuk kerumahnya lalu melepas sepatunya. Ia berjalan menuju sofa dan menyenderkan tubuhnya nyaman.

"Sasuke kau dari mana saja!"

Teriak wanita paruh baya menggelegar, cukup untuk membangunkan Sasuke yang baru saja ingin terlelap lagi. Mikoto-ibu Sasuke mendekati Sasuke dengan tergesa.

"Anak nakal!"

Mikoto mencubit pipi Sasuke dengan kencang, Sasuke mengaduh kesakitan dan berusaha melepaskan tangan ibunya.

Sasuke mengusap-usap pipinya perlahan dan menggerutu.

"Sakit ibu."

Mikoto mendelik tajam seraya menaruh kedua tangannya di pinggang. "Kau kira ibu tidak khawatir? kau bolos di pelajaran terakhir, Naruto yang mengantarkan ranselmu kemari dan ia juga tidak tau kau kemana." cerocos Mikoto tanpa henti.

Sasuke menarik sudut bibirnya sedikit. Mikoto mendelik.

"Kenapa malah tersenyum Sasuchan?"

Kini giliran Sasuke yang menatap Mikoto tajam.

"Ibu hentikan panggilan bodoh itu." Sasuke mengambil satu bantal sofa dan bersiap kembali ke alam mimpinya. Tapi ia teringat satu hal dan kembali duduk bersender seraya merenggangkan tubuhnya. Badannya lengket dan sangat pegal, Sasuke rasa ia perlu mandi.

"Tadi aku sudah menghubungi ibu, tapi tak ada respon."

Mikoto menepuk jidatnya pelan. "Ponsel ibu tadi masuk ke wastafel dan rusak."

Sasuke beraut jengkel. "Berarti bukan salahku." kemudian segera merebahkan diri ke sofa lagi.

"Kau sudah makan?"

"Hn." Sasuke hanya bergumam dengan mata tertutup.

Mikoto menatap curiga Sasuke. "Nanti ceritakan ke ibu, sekarang kau harus mandi"

Sasuke yang masih setengah malas akhirnya bangkit menuju kamarnya sembari menyeret tasnya yang tak berdosa.

------

Sekolah masih seperti biasa bagi Sakura, hubungan nya dengan Sasuke pun masih seperti biasa tidak terlalu ada perubahan yang signifikan. Hanya saja rasanya ia merasa menjadi sedikit akrab dan dekat dengan Sasuke.

Sakura berjalan menuju kelas dengan senyum terlukis di wajahnya seraya bersenandung kecil.

"Sakura!" Ino menepuk pelan bahu Sakura namun yang terjadi malah Sakura terpelonjak kaget.

"Ino? kau sudah gila? pagi-pagi aku sudah kena serangan jantung." Sakura masih mengelus dadanya dan memukul pelan Ino.

"Kau sih dari tadi aku panggil dari sana tidak menyahut, yasudah aku tepuk saja."

Sakura menampilkan raut wajah bingung, sedari tadi ia merasa tidak ada yang memanggil nya? apa mungkin karena ia sibuk dengan dunianya sendiri?

"Benarkah? aku tak dengar tuh."

Ino menatap Sakura datar dan menipiskan bibirnya. "Kau senyum-senyum seperti orang gila." tunjuk Ino ke dada Sakura.

"Sudah ayo cepat, senyumnya dilanjut di kelas saja dan kau harus bilang kepadaku apa yang terjadi denganmu sampai kau senyum-senyum seperti orang gila." Ino menarik tangan Sakura kencang, sampai Sakura sedikit terhuyung ingin terjatuh. Jika saja ia tidak sigap mengatur posisi kakinya.

Draw Your ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang