(5) 2 A.M

349 82 29
                                    

Mobil Mingyu sudah memasuki pekarangan. Membuat Lisa yang sedang mengambil jemuran di depan rumah menjadi memutar bola mata melihat Jane--atau Jung Jiyeon, anak dari Bibi Jung--tiba juga pada akhirnya. Tidak bisa menyembunyikan mimik wajah tidak sukanya ketika gadis itu keluar dengan senyum lebar dari mobil.

"Lihat, si centil itu datang lagi." Katanya pada Sooyoung yang sedang menggunting kukunya di kursi depan teras. Melihat sumber hujatan Lisa yang tak lain adalah Jiyeon.

"Biar saja. Toh, rumahnya kan di sebelah." Balas Sooyoung.

"Maksudku, sangat tenang karna dia di Taiwan selama ini. Lihat saja, nanti dia akan centil lagi kalau melihat Jungkook."

Sooyoung memutar bola mata lagi dan tidak menyahut. Selanjutnya Rose datang dengan wajah pucat pasi.

"Lho, kau kenapa?" Gadis Park yang satu bertanya. Rose hanya menyengir dan duduk disebelahnya untuk melepas sepatu.

"Hanya lelah."

"Tidak, serius. Kau sakit? Bilang saja. Dari kemarin kau pucat, lemas dan banyak lagi."

Lisa mengangguk setuju untuk itu.

"Menurutku hanya sedikit tidak enak badan. Mungkin anemia. Lagipula aku sudah beli obat." Katanya sambil menepuk-nepuk tasnya. Lalu bangkit membawa sepatu kets putihnya dan pamit masuk pada dua gadis itu.

...

Diluar benar-benar hujan deras lagi. Rose di teras sekarang. Memakai pakaian yang lebih tebal dan rambut yang disanggul tinggi. Menatap lurus ke halaman yang diguyur hujan dengan pikiran kemana-mana. Dan jangan lupa soal bunyi guntur.

Eunha tidak percaya hantu dan dia tidak mungkin cerita pada orang rumah. Baru beberapa hari disini dan bisa saja dianggap kalau dia gila atau sengaja menakut-nakuti mereka. Jadi dengan siapa dia harus membicarakan ini?

Dia terus saja memikirkan hal itu sampai menyadari ada yang duduk disebelahnya. Jeon Jungkook. Tengah makan--oh, hanya mengunyah dan memegang sebuah apel. Rose menatap laki-laki itu beberapa saat sampai Jungkook akhirnya menoleh juga.

"Kenapa? Kau mau?"

Dia menggeleng. "Tidak, terima kasih."

Jungkook mengendik dan melanjutkan makannya. Sama-sama menatap lurus ke halaman dan melirik gadis disebelahnya lagi. Kelihatan sangat pucat dan jari-jarinya saling bertautan. Ditambah raut wajah yang tidak tenang.

"Oh, iya. Semalam kau kenapa?"

Rose mau sekali cerita, tapi ini Jeon Jungkook dan dia menyebalkan. Nanti hanya bakal menertawainya, lihat saja.

"Tidak apa-apa."

Laki-laki itu mendengus.
"Ayolah, cerita saja."

Tatapan serius Jeon Jungkook membuatnya menghela nafas dan melihat kesekitar.
"Ayo ikut aku." Dengan kasar menarik tangan laki-laki itu memasuki rumah.

"Hei-hei, santai. Kita mau kemana?" Dan Jungkook makin kebingunyan ketika Rose malah menyeretnya masuk ke kamar gadis itu.

"What the--"

Jungkook sama sekali tidak mengerti ketika Rose menutup pintu dan menguncinya. Kemudian berbalik menatapnya.
"Duduk. Katanya kau mau aku cerita."

"Ta-tapi jangan disini juga! Kalau ketahuan yang lain, nanti mereka salah paham."

Rose mengabaikannya. Malah mengitari tempat tidur dan menarik sesuatu keluar dari dalam laci. Bingkai foto yang dia temukan hari itu dibawah basement dan Ia membawanya kehadapan Jungkook lalu menyuruh laki-laki itu duduk di pinggir kasur, tepat disampingnya.

The Haunting 1: The Mystery Of Danghun HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang