(13) Show Me

228 35 7
                                    

Semua orang khawatir, panik dan tidak tahu harus melakukan apa selain menunggu di depan ruang Instalasi Gawat Darurat. Mereka tahu ini bukan pingsan biasa. Toh sudah berapa hari Rose memang tidak kelihatan sehat. Dia pucat, berkeringat, lemas, dan kalau boleh ditambahkan dia jadi agak pelupa karna mungkin kurangnya konsentrasi. Intinya dia sedang dikeadaan yang sebentar lagi akan mereka tahu mengapa.

Jungkook, Bambam, Mingyu, Lisa, Jihyo dan Sooyoung berdiri di depan ruangan itu hampir 30 menit sebelum pintu itu terbuka. Jungkook yang lebih dulu menghadap sebelum teman-temannya yang tidak kalah khawatir soal keadaan Park Chaeyoung.
"Bagaimana, Dokter? Dia sakit apa?"

Dokter Hwang adalah laki-laki paruh baya dengan tubuh kurus tapi tegap. Dia melepas kacamatanya dan dengan wajah tenang melirik mereka satu persatu.
"Dimana keluarganya?"

"Kami tidak punya nomor mereka." Jihyo menjawab. "Tapi kami tinggal serumah dengannya. Ada apa, Dokter?"

"Maaf, jika pasien masih punya keluarga inti--mereka harus yang pertama tahu. Dan jika bisa, mereka harus segera di hubungi."

Mereka sama bingungnya. Rose bahkan nyaris tidak pernah membicarakan orangtuanya, jadi mana mereka tahu? Dan kemudian Jungkook menelan liur dengan tidak tenang.
"Sepertinya--aku punya nomor mereka."

"Hah?" Celetuk teman-temannya bersamaan. Menatap pemuda Jeon yang langsung merogoh ponselnya. Mengeluarkan benda pipih itu dan memeriksa log panggilan keluar. Memang tadi nomor ayah Rose sempat berdering sati kali, tapi Jungkook mematikannya ketika Lisa berteriak saat Rose pingsan. Dan kemudian menelfon nomor ayah gadis itu sambil berjalan sedikit menjauh.

Jungkook mendapatkan lima kali dering panggilan sebelum seseorang mengangkat telfonnya dari seberang. Dan dengan tenggorokan yang sedikit tercekat, dia membalas sapaan laki-laki dipanggilan itu.
"Ya, halo. Tuan Park?"

"Ya. Ini siapa?"

Jungkook menelan liur sekalian menarik nafas dan bersiap melaporkan situasi sekarang.
"Ini Jeon Jungkook." Jawabnya. "Maaf, begini--kita bertemu tadi siang. Aku yang membawa Park Chaeyoung--maksudku Rose--ke restoran."

"Benarkah?!" Jeon Jungkook bisa mendengar nada bahagia disuara itu. Tapi justru dirinya yang tidak bahagia.

"Ya. Tapi bukan itu yang mau kubahas, Tuan. Tapi Rose--dia di IGD Rumah Sakit Besar Danghun sekarang."

"Ya Tuhan, tidak lagi! Baiklah, kami segera kesana. Akan kutelfon lagi nanti. Terima kasih, adeul." Jungkook menurunkan telfonnya lagi dan berjalan menghampiri teman-temannya lagi. Juga Dokter Hwang, tentu saja.

"Bagaimana?" Sooyoung merangkulnya dan bertanya dengan wajah tidak tenang.

"Mereka akan segera kesini. Tampaknya ini butuh waktu, Dokter. Mereka orang Seoul."

Dokter Hwang mengangguk mengerti dan memakai kembali kacamatanya.
"Aku akan datang beberapa saat lagi. Didalam sudah ada perawat, jadi kalian tidak usah terlalu khawatir. Ruanganku tidak jauh darisini, jadi aku akan langsung kemari jika terjadi sesuatu. Dan kalau bisa, kalian jangan masuk dulu."





.....





"Mulai dari awal, kalau bisa." Ucap Mingyu. "Bagaimana kau bisa merahasiakan ini dari kami? Kenapa kau tidak bilang kalau Chaeyoung kabur dari rumah? Dan kau bahkan sudah bertemu orangtuanya dua kali."

"Benar. Apa salahnya memberitahu kami?" Lisa sebenarnya cenderung netral disini. Dia tidak menyalahkan atau membela Jeon Jungkook. Hanya saja--bagaimana menjelaskannya? Mereka sudah tinggal seperti keluarga bertahun-tahun dan mengetahui kegilaan masing-masing. Tapi mengapa Jeon Jungkook tidak cerita saja?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Haunting 1: The Mystery Of Danghun HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang