Hidup gadis ini terlalu sempurna membuat siapapun pasti iri. Rumah mewah, orang tua yang memanjakannya, teman yang banyak, serta tak lupa wajah cantik yang sering dipuji banyak orang.
Umurnya masih sembilan tahun ketika ia bertemu dengan Jonathan Pratama, tetangga barunya yang baru pindah dari Singapura. Tidak butuh waktu lama hingga keduanya menjadi dekat dan menjadi sahabat yang tidak terpisahkan.
Di hari libur, ia akan menginap di rumah Jonathan. Mereka bermain bersama hampir tiap hari, dan gadis kecil itu akan menangis ketika Jonathan pergi kerja kelompok bersama temannya atau pergi berlibur keluar kota bersama keluarganya. Siapapun yang melihat akan langsung berpikir bahwa mereka adalah sepasang adik kakak. Gadis kecil itu sangat menyayangi Jonathan, begitupun sebaliknya. Jonathan selalu memperlakukannya seperti ratu, melindungi dan menjaganya setiap waktu sebab tidak ingin adik kecilnya itu terluka. Semua sangat sempurna, Alin memiliki segalanya.
Namun kehidupannya mulai berubah. Seperti kata orang-orang, ada kalanya kita diatas dan ada kalanya kita dibawah. Di ulang tahunnya yang ke sembilan belas tahun, ayahnya meninggal. Semuanya hancur berantakan sejak saat itu, sedikit demi sedikit kekayaan keluarga Alin mulai habis untuk pengobatan ibunya yang mengalami komplikasi semenjak ayahnya tiada.
Keluarga Jonathan tentu tak tinggal diam, sebab mereka mempunyai hubungan yang baik saat ayahnya masih hidup dan ibunya masih sehat. Segala biaya pengobatan ibunya akhirnya ditampung keluarga Jonathan, bahkan mereka membelikan ia apartemen untuk tempat tinggalnya. Keluarga Jonathan juga menawarkan biaya kuliahnya, namun ia menolak sebab itu terlalu banyak. Sedikitnya ia merasa malu dan tau diri, sebab kehidupannya kini bergantung keseluruhan pada keluarga Jonathan.
"Ada apa dengan wajahmu?" Alin memperhatikan wajah Jonathan yang terlihat sumringah sejak kedatangannya dua menit yang lalu.
"Hari ini sangat cerah, tidakkah begitu?" Alin memandang jendela apartemennya, memperhatikan cuaca yang terlihat biasa saja seperti hari-hari biasanya.
"Apa kau mabuk?"
"Kurasa, ya! Aku sangat senang." Jonathan memeluk Alin dengan sangat kencang, hingga ia berkata lagi. "Kau ingat gadis yang sering aku ceritakan? Kami akhirnya memutuskan untuk berkencan." Sontak, Alin mendorong Jonathan dari pelukannya.
Ekspresi Alin terlihat terkejut namun sedetik kemudian ia ikut tersenyum. "Kabar bagus, kalian memang terlihat serasi." Alin berusaha mengenyahkan perasaan kosong dalam hatinya, pun menahan rasa sesak di dadanya. Namun ketika Jonathan sudah pergi dari apartemennya, saat itulah pertahanannya runtuh. Ia menangis sangat keras ketika merasakan hatinya tertusuk-tusuk benda tak kasat mata. Saat itu Alin menyadari, bahwa ia mencintai Jonathan. Bukan sebagai sahabat atau kakaknya, melainkan sebagai seorang pria. Tapi saat itu ia juga sadar bahwa semuanya sudah terlalu telat.
Jonathan berubah, Alin menyadari itu. Kini, lelaki itu sudah jarang mampir ke apartemennya, bahkan melupakan hari ulang tahunnya. Oh, apa yang kau harapkan dari seorang lelaki yang sudah memiliki kekasih?
Saat itu, di pertengahan bulan Maret. Seperti hari-hari biasanya, Alin akan menonton televisi sebelum tidur. Namun malam ini mungkin akan berbeda sebab tiba-tiba Jonathan datang dengan keadaan mabuk berat, lelaki itu meracau menyebut nama kekasihnya berkali-kali. Katakan Alin egois sebab ia memanfaatkan keadaannya, itu adalah kesempatannya, menggoda Jonathan saat mabuk hingga akhirnya mereka tidur bersama. Tidak peduli jika Jonathan hanya menyebut nama kekasihnya saat pelepasan. Semuanya terjadi terlalu cepat, mereka jatuh pada lubang hitam penuh dosa dan tidak menemukan jalan keluarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
orchidaceae
Teen Fiction[ongoing] [mature] Jika kamu adalah bunga anggrek yang indah, maka aku adalah benalu. Menempel menjadi parasit demi bertahan hidup. Dan bisa mati kapan saja ketika pemilikmu tau.