Gagrayan

13 3 0
                                    

Pagi hari di perusahaan Dama. 

Baswara mengobrol bersama nayaka membicarakan pemilik Galeri Seni. "Benarkah? Apa dia benar-benar meninggal?" tanya Baswara.

"Iya dia meninggal," jawab nayaka.

"Kenapa baru tahu tentang hal ini?" ujar Baswara.

"Kami kembali dari luar kota lebih terlambat dari yang kamu duga," ujar nayaka. "Maafkan kami."

"Tunggu," ujar Baswara.

Pintu dibuka oleh nayaka lalu menyuruhnya masuk ke ruang itu. "Ayo silakan pak," ujar nayaka.

"Sialan," ujar Baswara kepada manajernya. Ia masuk ke ruang itu di dalam dia ditunggu oleh ayah dan saudaranya.

"Apakah dua juta dolar terdengar tidak berarti bagimu, karena telah menghasilkan uang sendiri. Orang bodoh macam apa yang tidak tahu jika orang yang dia pinjamkan uang meninggal atau hidup. Bank sudah mengetahui hal ini! Beraninya kau berpikir untuk memulai bisnismu sendiri," tegas ayahnya kepada baswara. "Seseorang yang tidak menghargai uang tidak akan pernah sukses. Apa yang akan kau lakukan? Bagaimana kau akan mendapatkan uang itu kembali" tanya pak dama kepada Baswara dengan nada tinggi dan badan tegak.

"Dia mungkin telah meninggal, tetapi pasti dia meninggalkan kekayaannya," tegas Baswara. "Galeri Seni ini orang yang elit, kami yakin dia tidak akan menipu uang kita. Lukisannya sendiri bernilai jumlah yang besar," papar Baswara kepada ayahnya.

"Semua orang tahu bahwa dia sudah bangkrut selama beberapa waktu ini. Keluarga elit katamu!" Dengan tegas pak dama sembari menunjuk tangannya pada Baswara. "Dia telah meminjam uang dari banyak orang! Mereka akan melelang lukisan juga! Kau mengatakan itu menjanjikan. Seakan kau mengatakan benar-benar tahu, kau juga mengatakan bahwa ini akan menuai uang senilai 20 juta dolar!" teriak ayahnya kepada Baswara.

"Kuakan bertanggung jawab kalau begitu!" ujar Baswara.

"Apa? Lihat kau!" sentak ayah.

"Jangan terlalu sibuk memikirkan sesuatu yang begitu sepele. Baswara anakmu ayah, tidak ada yang pernah menipu uang dariku, kuakan mengambil uang dengan bunganya, jangan kawatir ayah tenang saja!" jawab Baswara kepada ayahnya karena ia tidak pernah memainkan permainan yang kalah.

"Katakan padaku, apa kau punya rencana atau sesuatu?" tanya ayah.

"Ayo. Ayah," ajak patis. "Apakah kau tidak mengenalnya! Kami ragu dia meminjamkan uang tanpa rencana cadangan benarkan Baswara," timbrung patis sembari mengajak ayahnya.

"Dan kau tidak perlu takut untuk mengeluarkan uang atau kau tidak akan pernah menjadi kaya. Dua juta dolar! jawab Baswara sambil berteriak, "Mengapa kau masih begitu takut! Ini tidak banyak," ujar Baswara. Ia melihat kepada kakaknya lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan.

"Pak, apakah kau baik-baik saja?" tanya nayaka kepada Baswara. Ia terlihat kebingungan.

"Oh ya tentu saja," jawab Baswara. Mereka kembali ke ruang pribadinya.

Seorang manajernya berbicara kepada Baswara mengenai hal yang baru-baru ini terjadi.

"Kau lihat ini terjadi tiba-tiba, jadi bahkan bank tidak tahu harus berbuat apa," ujar nayaka.

"Dia harus memiliki anggota keluarga," ujar Baswara sembari memegang kepalanya.

"Istrinya meninggal lebih dari dua tahun lalu. Dia memiliki satu anak perempuan dan dia tipe yang luar biasa," terang nayaka pada Baswara.

Baswara bertanya kepada nayaka apakah dia tahu soal perempuan yang luar biasa itu. Mereka saling berbincang-bincang membahas perempuan itu.

"Mengapa dia begitu luar biasa?" tanya Baswara.

ArumibaswaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang