"Pianis terkenal dunia memberikan les privat. Harganya juga masuk akal, kalian memerlukan rekomendasi dari seorang profesor jika mau masuk," papar karyawan perempuan yang berada di Galeri Seni.
"Iya benar. Bagaimana kamu tahu...," sela karyawan lelaki.
"Ketika masih muda dulu pergi ke sana untuk seni," ujar karyawan perempuan.
"Astaga. Aku tahu itu. Dia tidak seperti dirinya. Keluarganya super mewah, bisa di bilangan keturunan kelas menengah atas," ujar karyawan lelaki.
Ketika mereka sedang berbincang-bincang membahas kemah seni, Baswara menghampiri mereka bersama manajernya. Dia bertanya kepada karyawan, menanyakan Arumi pergi ke mana. Manajernya menengok ke arah jendela, melihat Arumi yang baru saja turun dari mobil diantarkan oleh lelaki, Baswara pun menengok ke arah jendela.
Arumi berjalan masuk ke dalam. Ia mengenakan pakaian putih dengan kacamata hitam di wajahnya. Ia berjalan menghampiri ruangan, di mana orang-orang sudah berada di tempat tersebut. Mereka tersipu heran ketika melihat penampilan Arumi yang mengenakan kacamata hitam ketika rapat berlangsung.
"Maaf terlambat karena ada jadwal bentrok. Aku akan menanyakan beberapa hal tentang pameran, tapi bisa juga dibicarakan lain kali karena tidak mendesak, kalian bisa kembali bekerja ya, silakan," ujar Arumi kepada mereka.
"Apa kamu pergi ke suatu tempat?" tanya Baswara ketika Arumi berdiri di ruangan tersebut.
"Tidak," jawab Arumi sembari memalingkan wajahnya.
"Ada urusan mendesak ucapmu?" tanya Baswara.
"Kenapa gitu?" ucap Arumi yang malah nanya balik padanya.
"Jika kamu melakukannya, batalkan!" tegas Baswara.
"Agendaku sangat penting. Duduk." Menyuruh Arumi untuk kembali ke kursi.
"Kami mengadakan pertemuan ini," ujar Baswara sembari duduk dan menunjukkan dokumennya.
"Permisi Baswara," ucap Arumi.
Baswara berdiri mendekat ke hadapan Arumi lalu berkata, "Kamu mengatakan bahwa akan melakukan apa yang kukatakan, kecuali kamu membayarku kembali dalam sepekan ini. Apa kamu akan membayarnya kembali? tanya Baswara pada Arumi sembari membisik ke telinganya, Arumi pun duduk kembali di kursi.
"Silakan dimulai rapatnya," ucap Arumi.
Baswara duduk di kursi, nayaka membagikan dokumen ketika rapat berlangsung di ruangan tersebut. Arumi melihat dokumen dengan begitu dekat ke wajahnya dan mengangkat ke atas agar tidak terlihat kalau matanya memar, ia mengenakan kacamata hitam.
"Apa yang kamu lakukan," ujar Baswara sembari melihat tingkah Arumi yang aneh.
Arumi menoleh ke belakang lalu berkata, "Apa?".
"Apa kamu tidak melepas kacamata hitamnya?" tanya Baswara.
"Hooo, ya kupikir ini ide bagus," ucap Arumi sembari menutup dokumennya.
"Apa?" tanya Baswara karena heran dengan tingkah Arumi.
"Kami memang membutuhkan rencana. Terutama ketika itu mengenai bisnis Galeri Seni. Tidak berpikir hanya melihat sekilas rencana yang begitu penting aku akan membawanya pulang dan melihatnya nanti," kata Arumi ketika rapat.
"Kamu bisa melakukan itu sekarang," kata Baswara.
"Itu saja untuk pertemuan hari ini." Berdiri sembari memegang dokumen.
"Isinya terlihat aneh, tidak ada kerja lembur, charger, hanya diperbolehkan menggunakan dua lembar tisu toilet," ucap karyawan yang duduk di sampingnya sambil membaca dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumibaswara
RandomMengambil judul Arumibaswara. Arumi dan Baswara berkisahkan cerita tentang laki-laki yang bernama Baswara, Dia merupakan putra kedua dari keluarga yang menjalankan perusahaan Baka Restoran. Perusahaan itu berawal dari restoran sapi lada hitam. Dia t...