Go Marry Pap - 9

701 144 10
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

"Vies, papa antarin Marvel sama Tante Shen pulang dulu ya, kalau ngantuk langsung ke kamar aja, mas Ziel sama Vien lagi main basket di belakang," ucap Svarga sambil mengenakan jaket kulitnya.

Vien yang tengah sibuk menggarap PR itu mengangguk. "Tiati Pa," ia bergerak menyalimi Svarga.

"Tante Shen, hati-hati ya, Marvel juga." Marvel mengangguk lalu memeluk Vies. "Makasih ya Yes, sampaikan juga makasih aku ke Vien."

Shena tersenyum melihatnya. "Tante pamit pulang dulu ya Vies,"

"Iya Tante Shen, kapan-kapan kesini lama lagi ya, sama Marvel juga nggak pa-pa. Masakan Tante Shen selalu enak," Shena mengangguk dan mengacak rambut Vies.

"Pasti, see you Senin ya Vies!"

Vies mengacungkan jempolnya kepada Shena yang sudah berjalan keluar menggandeng Marvel.

"Pa," saat papanya hendak mengambil kunci mobil Vies mendekat. "Mau ikut antar Tante Shen boleh?"

"Pr kamu?"

"Nanti Pa, Vies kan pinter!"

Svarga mendengus. "Yaudah ayo," lagian nggak pa-pa sih, biar Vien bisa duduk belakang sama Marvel ya kan bapak Svarga?

"Papa nggak pulang ya aunty?" Shenina yang duduk didepan menoleh.

"Iya, mungkin ada urusan penting sayang di Jogja,"

"Penting banget ya aunty, sampe nggak sempat ngabarin Marvel?" Shenina melihat lewat kaca spion kalau wajah Marvel murung.

Sebenarnya, Marvel juga sama halnya dengan ketiga anak Svarga yang jarang bertemu dengan papanya lantaran sibuk kerja.

Shenina ingat masa-masa awal Masaka mendekatinya, pria itu pernah berkata mengapa ia sampai gila kerja. Masaka menjawab, kalau ia ingin Marvel berkecukupan, ia ingin Marvel mendapatkan apa yang dia mau, untuk menggantikan kesedihannya setelah ditinggal sang mama, Masaka juga ingin sukses agar tidak lagi di hina oleh mantan istrinya.

"Marvel, papanya mungkin ada urusan mendadak yang nggak bisa ditinggal, pasti besok udah pulang kok." Perkataan itu bukan keluar dari mulut Shenina, melainkan dari mulut Svarga. Bahkan Shenina menganga karena tidak percaya Svarga mengeluarkan kata seperti itu. Padahal dia dan Masaka juga sama.

"Papa lagi sibuk mungkin, biar di musim liburan nanti lebih banyak waktu buat Marvel, kalau Marvel kesepian, bisa kok Marvel main ke rumah Om Varga." sambungnya.

Bahkan Vies yang mendengarnya hampir keselek. Tumben banget papanya soft gitu, benar kata Vien, papanya lebih sayang anak orang daripada anak sendiri.

"Bolehkah Om?" Marvel antusias. Svarga bisa melihat ekspresi Marvel dari kaca. Tampak sekali kalau Marvel sering kesepian dirumah, mengingat dia anak tunggal. Ya mungkin keadaannya sama seperti ketiga anaknya, hanya saja Marvel benar-benar sendiri.

Go Marry, Pap!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang