Go Marry Pap! - 13

739 162 9
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Sore datang, seolah mimpi buruk bagi Svarga. Bagaimana tidak? Oknum yang tidak ia suka menampakkan diri. Kini dia tengah berjalan menghampiri anak-anak beriringan dengan sekretarisnya.

Benar kata Ziel, harusnya dari awal ia tidak menggunakan jasa Masaka dan antek-anteknya.

"Shen, pacar kamu datang tuh!" Shenina yang tengah duduk di kursi rotan samping Svarga menoleh seraya melepaskan earphone-nya.

Shenina langsung mengarahkan pandangan ke Masaka. Karena Masaka tahu, laki-laki itu memberikan senyuman ke Shenina.

"Sayang, aku baru aja sampai." Masaka hendak memeluk Shenina, namun Shenina mengelak.

"Nggak enak dilihat karyawan sama Marvel, samperin Marvel dulu sana!"

Masak berdecak namun langsung kembali menggoda Shenina. "Padahal aku kangen sama kamu,"  ucapnya seraya beralih ke Marvel.

"Anak kamu lebih kangen, ya kan Marvel?"

Marvel mengangguk. "Papa kesini cuma karena aunty aja! Bukan karena Marvel!!" ucap Marvel lalu ketika Masaka hendak memeluk anak semata wayangnya itu, Marvel malah melepaskan dirinya dan berlari menuju si kembar.

"Marvel,"

"Shen, Marvel kenapa?" Shenina menggeleng. "Ya mana aku tahu Mas, dia dari tadi have fun aja."

Belum Masaka kembali bertanya, sekretarisnya sudah memanggilnya sambil membawa catatan.

"Pak, Villa bapak sudah ready buat malam ini. Sudah saya telponkan, mereka juga sudah menghubungi koki buat nanti malam. Pak Saka tidur di villa kan? Sama Marvel berdua?"

"Sama Shenina juga."

Senja terkejut. Kenapa Shenina ikutan?

"T-tapi pak, saya baru menghubungi untuk membersihkan tiga kamar, buat Pak Saka, Marvel dan saya."

"Kamu? Kamu kan harusnya tidur dengan karyawan dan divisi lain, kenapa jadi ke villa saya?"

"Pak, saya kan datang telat bareng bapak, nggak bisa dong saya dapat kamar langsung. Kalau ada pun ikut rombongannya Pak Svarga. Barang-barang saya juga kan masih di mobil bapak."

Shenina hanya menjadi penonton debat mereka.

"Mbak Shen, nggak pa-pa kan, kalau saya tidur di villa Pak Masaka?"

Shenina tidak menjawab dan melirik ke Masaka. Dia sebenarnya enggan, karena tentu saja nanti saat yang tepat buat Shenina mendesak Masaka untuk jujur padanya. Biar tidak menunda waktu lagi, apakah hubungan ini berakhir atau lanjut.

"Senja, apa-apaan sih!"

"Pak, tapi kan..."

"Yaudah sih Mas, kamu sama sekretaris kamu aja. Aku biar nginap di villa ini aja. Lagian Pak Svarga juga udah nyiapin semua  buat karyawannya," ucap Shenina seraya pergi meninggalkan pasangan bos dan sekretaris itu.

Go Marry, Pap!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang