13. "Ambil saja Jaechan"

375 60 8
                                    

Seoham berencana untuk mengajak Jaechan jalan-jalan, dan dikarenakan ponsel remaja itu sedang ditahan, ia berpikir untuk datang langsung saja. Namun rupanya, niat awalnya harus dipendam untuk sementara dikarenakan Ibu dan Ayah Jaechan menyapanya saat ia ingin masuk kerumah remaja itu.

Rupanya mereka baru saja pulang berbelanja, terlihat jelas dengan berbagai macam bahan makanan yang dibawa oleh ayah Jaechan sehingga Seoham yang tentu saja ringan tangan langsung datang dan membantu.

Ayah Jaechan juga merasa tertolong, karena istrinya terlalu banyak memesan dan tidak memperdulikan kondisinya yang sudah penuh dengan kantung belanjaan.

Jaemin yang awalnya ingin menolong pun tidak jadi dan beralih untuk membantu Bundanya menggantung mantel.

Kyoung Yoon sendiri telah menganggap ayah Jaechan juga adalah ayahnya, sehingga ia menyapa pria paruh baya tersebut dengan gembira, hampir seminggu ia tidak datang berkunjung sehingga beliau juga bertanya tentang dirinya.

Tidak ada yang menanyakan tentang keberadaan Seoham dirumah itu, pasangan suami-istri tersebut hanya melihat bahwa karena ada Kyoung Yoon jadi mereka berpikir Seoham datang bersama keponakannya.

Dan sekarang Seoham memperbaiki duduknya untuk kesekian kali, ia berdehem pelan seraya menyeruput kopi hitam miliknya. Di depan, Ayah Jaechan juga melakukan hal yang sama, kecuali Jaemin yang malah asik dengan ponsel, ia bahkan beberapa kali tertawa dan membuat Ayahnya risih.

"Jaemin, ada orang loh. Malah main ponsel"

Jaemin berhenti, ia bergumam "Gak papa, Seoham kan udah kayak keluarga kita. Iya kan?" Ia bersandar pada sofa dan menatap Seoham.

Seoham berdehem dan entah ingin berekspresi seperti apa, jadi ia hanya mengangguk pelan "Ah, iya"

Sementara Ketua RT menghela nafas "Sama aja, mau keluarga atau bukan. Harus ada sopan santun, gimana mau nikah kalau sopan santun kamu aja masih nol besar?"

"Ya itu kan kekurangan saya pak, berarti jodoh saya harus punya sopan santun yang bagus biar jadi pasangan yang sempurna, kemarin juga kan udah tunangan, bapak juga udah lihat Kim Minju sifatnya seperti apa, jadi aman" Jaemin duduk dengan bangga, ia merasa mendapatkan calon paling pas untuk dirinya yang pria jompo seperti ini

Ayah Jaechan hanya bisa memaklumi, pria paruh baya itu menatap pada Seoham tidak enak "Maaf ya, anak om yang paling besar ini kadang gak ingat umur, udah tua masih aja ngaku muda"

Seoham tersenyum "Begitu banyak sifat manusia di dunia ini, sehingga untuk menjadi berbeda itu bukanlah suatu mala petaka"

Ayah Jaechan tersenyum "Om dengar kamu bekerja di perusahaan manufaktur, apakah itu elektronik dan otomotif ?"

Seoham memperbaiki duduknya "Memang benar mengenai perusahaan Manufaktur, namun bukan menyangkut elektronik, perusahaan kami bekerja untuk menemukan aneka rasa dari makanan dan minuman di sektor pariwisata, dan sekarang sudah banyak cabang yang berdiri diberbagai daerah di kota ini, saya sendiri juga merupakan pemegang setengah saham direktur sehingga dapat untuk bergerak maju dan turun sendiri ke lapangan"

Ayah Jaechan mengangguk, ia mengerti dengan perkembangan nya zaman, banyak wisatawan dari luar yang membutuhkan daya tarik berupa makanan dan minuman bukan hanya tempat wisata saja. "Perusahaan mu berpikir maju, makanan dan minuman akan menguntungkan dengan bertambahnya kehidupan, terutama dengan rencana presiden untuk lahan pembesaran kota"

Seoham senyum, ia merasa senang ketika orang lain mengerti tentang pekerjaan yang begitu ia cintai.

"Jaemin, jika kau menganggur terus, kenapa tidak masuk ke perusahaan Seoham saja?"

Money [Suamchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang