16 "dia yang membuat saya mengalihkan dunia dari pekerjaan"

334 54 4
                                    

Jaechan saat ini panas dingin, walau ia tersenyum, sejujurnya ia memendam amarah pada ibu gurunya sekarang, padahal kemarin-kemarin dia anteng aja ibu gurunya juga baik tapi sekarang semuanya buyar saat ia melihat kak Seoham tersenyum pada ibu gurunya.

Sekarang ia duduk bertiga bersama kak Seoham dan guru wanita yang begitu ia kenal, ibu Jesicca selaku guru bahasa asing sekaligus wakil kepala sekolah. Jaechan memang tidak seharusnya ikut bergabung untuk duduk mendengar pembicaraan penting tapi ia memaksa pada Seoham.

"Aku tidak menyangka kau akan menerima panggilan ku, kupikir nomor mu telah di ubah"

Seoham tersenyum tipis "Jika bisa menggunakan satu nomor, kenapa harus mengganti nya saat masih layak pakai?"

Jessica tertawa pelan, wanita itu bersandar di kursi dengan anggun "Ah yah, tipikal Seoham sekali." Kemudian wanita itu menatap pada siswanya, ia sedikit penasaran dengan kehadiran Jaechan bagi Seoham disini. Sejauh yang ia tahu, Seoham tidak pernah dekat dengan anak dibawah umur selain keponakannya.

"Jaechan, kamu di angkat Seoham jadi anak angkatnya ya?"

Ucapan itu membuat Seoham juga Jaechan terkejut, Seoham segera menyela saat melihat raut masam dari Jaechan.

"Tidak Jessica, kamu salah. Jaechan—"

BRAK!

Seoham terhenti saat Jaechan menggebrak meja dengan tiba-tiba, pemuda itu menatap gurunya dengan kesal.

"Yakali anak! Aku ini pacarnya! Pacar kak Seoham!"

Yah, seharusnya Jaechan melakukan hal itu. Namun apa daya sekarang ia harus meringkuk di ujung tembok karena tidak berani menggedor ruang kepala sekolah.

"Kyoung Yoon, aku mau mati aja deh sekarang! Kak Seoham udah gak sayang sama aku lagi!"

Kyoung Yoon memukul kepala Jaechan "Jangan sembarangan kalau ngomong, lagian nih ya paman mungkin lagi bicarain bisnis"

"Bisnis, bisnis kepalamu! Mereka berdua doang di dalam ruang kepsek!"

"Bertiga! Kepala sekolah kamu kemanain?! " Munik ikut memukul kepala Jaechan, ia habis dari bawah, keluar sekolah bentar buat beli es kelapa, sekarang balik-balik udah nemu Jaechan nangis kejer.

Jaechan yang tersakiti tambah menangis, ia mendekat untuk memeluk Kyoung Yoon. Dan Kyoung Yoon? Tentu saja tidak menolak.

Munik yang memperhatikan hanya menghela nafas. "Begini aja, kan sekarang belum bisa nerobos masuk. Nanti kalau udah kelar bisnis nya, kamu tanyain, tapi jangan nyolot, pelan-pelan aja."

Jaechan menatap pada Munik "Terus Bu gurunya? Aku mau coba nampar sekali"

Munik dapat melihat wajah polos tidak berdosa sedang ingin mencoba melakukan maksiat. "Jangan di tampar juga, kita gak boleh main hakim sendiri. Kalau ternyata paman Kyoung Yoon dan Bu Jessica cuman temenan gimana? Kamu pasti yang kena masalah"

"Tapi Bu gurunya cantik, gak mungkin gak ada somting!"

"Something Jaechan" Kyoung Yoon membenarkan.

"Nah iya somting"

Kyoung Yoon menghela nafas, ia menyerah.

"Cantik bukan berarti paman Kyoung Yoon pernah ada hubungan, contohnya kamu, jelek, paman Kyoung Yoon bisa-bisa nya mau" Munik salah langkah, ia lupa sedang di hadapkan orangnya langsung dan sadboy yang pernah ditolak mentah-mentah.

"Munik mau aku potong sekarang atau nanti?" Kyoung Yoon tersenyum menyeramkan.

"Aih, si munik bercanda, orang aku manis begini di tambah tampan lagi" Yap, benar adick-adick. Jaechan ini jika sudah menilai seberapa tinggi taraf kepedean, ia sudah yang paling tinggi. Sehingga di ejek jelek sekalipun tidak akan mempan.

Money [Suamchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang