6¹. 10 November tahun kedua

2 1 0
                                    

Wehh di Hari Pahlawan kami liburan ke Air Terjun Sambora Bersama Salwa, Resa dan pacarnya Riyadhi. Sesampainya di Sambora, kami pun ke bawah menuruni batu. "Eh Riyadh, kam tu bawa tas apa?"(Eh Riyadh, kamu tu bawa tas apa?). Tanya Salwa sambil nunjuk tas Riyadhi.

"Tas isi kamera ni Sal". Jawab Riyadhi.

"Oh jadi kah buhan kam nyewa kamera, kiraku kada jadi. Pabila meambil ke rumah yang beisi kamera tu?"(Oh jadi ya kalian nyewa kamera, kukira ga jadi. Kapan ngambil ke rumah yang punya kamera tu?) .Tanya Salwa lagi sambil lanjut jalan.

"Malam tadi" Jawab Riyadh sambil nunduk liat jalan.

"Iih malam tadi Sal ai, aku meambili Amel dari rumahnya pas inya habis foto studio lawan kawan MTs kami dulu. Inya yang bari tau rumahnya"(Iya malam tadi Sal, aku yang jemput Amel dari rumahnya pas dia abis foto studio dengan teman MTs kami dulu. Dia yang ngasih tau rumahnya). Sahut Resa.

"Ooooh iih- iih. Kenapa kam kada umpat foto jua res?"(Oooh iya iya. Kenapa kamu ga ikut foto juga res?) Tanya Salwa.

"Takde motor, motor pada di pakai Kakaku dari siang tadi" Sahut Resa.

Iiiiiiih bagus banget payung warna- warninya kataku. Dan kami pun foto bertiga di bawah payung itu. Riyadh yang motoin.

Sepi banget, cuma kami bertiga yang datang. Kami foto- foto lagi di bawah jembatan, ada sungai. Ya ampun jadi pengen berenang, tapi ga bawa baju ganti dan juga cuacanya panas banget hari itu. Kami jalan- jalan sekitar situ, ada warung, kami pun makan.

Setelah itu, kami keluar dari tempat situ. Ke Bukit Rel yuk kata Salwa. Yo kata Resa dan pacarnya. Padahal ga ada niatan ke situ, niat nya mau ke Sambora aja.

Pas mau naik bukit, Resa mau minum susu ultra milk. Pacarnya pun sigap untuk beli, tapi Resa menahannya gausah katanya. Jangan kata Salwa, nanti kepuhunan. Yaudah kata Resa. Balik lagi Riyadhi ke depan gang situ, sedangkan kami nunggu di parkiran.

Waktu nyampe puncak, aku langsung ke pondok dengan menenteng sepatu karena aku nyeker pas ditengah perjalanan naik tadi. Aku ga ke batu puncaknya, oleh panas juga harinya. Aku dah tepar, aku memutuskan untuk rebahan di pondok.

Tentang DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang