Sadarkah dirimu? Bahwa kau tidak lagi menjadi orang penting
Melainkan hanyalah orang yang membuat pening.
Kau bukanlah lagi bintang di langit saat malam hari
Tapi kau sudah menjadi kegelapan di sudut kota malam hari.
Tidak peduli dengan semua rasa sakit mu.
Semua orang menganggapmu sebagai manusia sejuta rasa pilu.
Kini kau tersudut di sisi gelapnya dunia ini
Tertekan dengan semua ocehan yang tak bernilai.
Terpuruk rapuh dengan semua omong kosong mentari.
Berjalan di malam hari dengan kesendirian.
Berusaha mencari apa itu keramaian.
Mencoba menelusuri kabut di dalam kesepian.
Menyembuhkan rasa sakit dengan berbagai cara.
Yang kau lakukan hanyalah demikian.
Sudut-sudut kota mulai gelap saat malam menyerbu.
Gelap datang dengan membawa sejuta serdadu.
Kenangan indah yang terbalut rindu.
Berbagai rasa seperti madu.
Akan hilang oleh iblis laknat Ku.
Kalau sampai waktuku.
Jangan pungut diriku.
Aku ini binatang jalang.
Dari kumpulanya yang terbuang.
Biarkan rasa sakit ini membunuhku.
Aku tetap meradang.
Menerjang.
Luka dan bisa kubawa berlari.
Hingga hilang pedih perih.
Pagi datang untuk menyapa luka yang tak kunjung hilang.
Membawa sang mentari untuk menjadi gemerlang.
Datang membawa petang.
Aku tidak pernah tau lagi siapa diriku sebenarnya.
Wajahku berlipat ganda seiring manusia menghadiahi luka.
Dan bila kau tanya aku siapa.
Aku adalah apa yang ingin kau terka.
Ada banyak hal yang ingin ku buang.
Namun nyatanya malah abadi terkenang.
Dan membuat ku amat terkekang.