36. Disalahkan

1K 184 18
                                    

Keesokan hari nya, pagi-pagi buta, Rio sudah keluar dari peternakan nya dengan menggunakan motor milik Yoong, yang memang sudah datang untuk memulai pekerjaan nya dengan di bantu Bobby, Mark dan Bambam.

Rio kembali dengan membawa banyak bunga di pot beraneka ukuran mulai dari yang kecil dan yang sedang, ia lalu kembali memasuki kamar nya dan rupanya Rose masih terlelap, mungkin saking lelah nya kemarin ia menangis, Rio tak berusaha untuk membangunkan nya, ia memilih untuk ke dapur dan menyiapkan sarapan bagi mereka berdua, tak ada yang spesial hanya nasi putih dengan sayuran yang di tumis dengan telur, karena hanya itu yang bisa Rio masak, ia lalu menyusul Rose ke kamar bermaksud untuk membangunkan sang istri.

"Morning wifey" bisik Rio di telinga kanan sang istri, ia lalu mengecupi leher samping sang istri untuk mengganggu nya.

"Eenngg. . ." Erang Rose yang mulai terusik.

"Bangun lah, aku sudah memasak untuk mu" ucap Rio lagi, Rose terkejut, ia langsung terjaga, karena selama enam tahun lebih menikah, ia belum pernah merasakan masakan sang suami, Rose melompat dari atas ranjang, dan memasuki kamar mandi, sepuluh menit kemudian, ia keluar dengan wajah yang segar.

"Ayo oppa, aku sudah lapar" ajak nya, menarik tangan kanan Rio menuju ke dapur.

"Woah, harum sekali" Rose sudah tak sabar untuk segera menyantap nya, dan ia pun menghabiskan nya.

"Oppa ternyata pandai memasak rupanya" puji sang istri

"Tapi tak seenak masakan mu" balas Rio.

"Tapi buatku yang terlezat sedunia" Rio tersenyum malu dengan ucapan sang istri.

"Kemarilah" Rio mengulurkan rangan kiri nya pada sang istri, dan Rose pun duduk dipangkuan Rio.

"Aku membelikan mu bunga" ucap Rio.

"Dimana oppa?" Bingung Rose celingukan mencari keberadaan bunga yang Rio maksud.

"Diluar, ayo kita lihat" Rose lalu berdiri, menggandeng tangan kanan suami nya keluar rumah.

"Wah" seru nya antusias, melihat aneka tanaman hias yang Rio beli tadi pagi.

"Praktekan ilmu yang kamu pelajari di kampus dulu, buktikan kamu memang layak lulus waktu itu" ejek Rio sengaja menggoda sang istri.

"Yak, oppa meremehkan ku?!" Kesal Rose pura-pura marah, Rio terbahak, ia sengaja mencarikan sang istri kesibukan agar tak memikirkan tentang anak lagi, dan seperti nya berhasil, karena di sela-sela waktu senggang nya, Rose sibuk mengurus tanaman nya, memberi nya pupuk, di sirami, membersihkan gulma yang mengganggu, dan kadang ia pindah-pindah tata letak nya agar tak bosan.

Rio sedang mandi sore itu, setelah selesai dengan kegiatan nya, ia duduk manis menonton tv, sang istri datang membawakan segelas coklat hangat.

"Oppa"

"Ya?" Rio menatap serius sang istri.

"Eomma tadi menghubungi ku, ia meminta kita untuk datang ke rumah, rindu katanya" tutur Rose yang memamg sudah nyaris sebulan tak mengunjungi orang tua nya.

"Kamu siap?" Tanya Rio, Rose mengangguk ragu

"Kalau kamu siap, besok kita ke sana" balas Rio, malam nya Rose tak bisa tidur, ia takut menerima kenyataan bahwa Joy sudah mengandung, cemburu, iri? Tentu saja, tapi apa yang bisa Rose perbuat, tidak ada.

Esok hari nya, Rio mengambil mobil di rumah sang mama, ia sudah bebas sekarang karena Tiffany telah berubah, dan berangkat menuju ke rumah mertua nya.

Dan setiba nya disana, Jessica pun heboh menyambut kedatangan Rose dan Rio, begitu juga dengan Yuri, Joy dan Jaehyun, mereka lalu bercengkerama di ruang tamu.

"Rose, dongsaeng ipar mu sudah mengandung sekarang, ada calon bayi mungil di perut ini" beritahu Jessica sambil mengusap-usap perut Joy yang masih rata, raut wajah Rose langsung berubah sendu, Joy dan Jaehyun terdiam, tak berani berkata-kata karena tak tega dengan Rose.

"Kapan perkiraan lahiran nya sayang?" Tanya Jessica pada Joy.

"Bulan empat tahun depan eomma" jawab Joy lirih, ia sudah tahu cerita tentang kakak ipar nya, jadi ia dan Jaehyun lebih banyak diam demi menjaga perasaan Rio dan Rose.

"Eomma sudah tak sabar untuk segera menimang cucu" Jessica gemas sendiri.

"Oh ya Rio, menurut appa, mungkin kamu yang sebenar nya mandul, karena Jennie pun juga demikian kan, dia sudah belasan tahun menikah tapi tak kunjung hamil" ujar Yuri tanpa dosa, membuat Rose, Jaehyun dan Joy terhenyak tak percaya, Rio sangat pandai menutupi keterkejutan nya.

"Mungkin appa" balas Rio mengiyakan saja, Rose menatap penuh rasa bersalah pada Rio dan menggenggam tangan kiri suami nya itu, Jaehyun marah, tapi ia tak berani melawan sang ayah, apalagi Joy yang hanya menantu.

"Jadi appa tak memiliki harapan untuk menimang cucu dari putri ku?" Tanya Yuri dengan raut wajah kecewa.

"Appa. . ." Rose hendak mengatakan yang sejujur nya bahwa, ia lah biang permasalahan nya, karena memiliki indung telur yang kecil, bukan Rio karena hasil pemerikasaan dokter, sang suami di nyatakan sehat, tapi Rio melarang nya, ia memberi isyarat pada Rose untuk tak melanjutkan kata-kata nya.

"Kami akan tetap mengusahakan nya appa, jangan khawatir" jawab Rio tenang, Rose meneteskan air mata nya, ia lalu beranjak pergi dari ruang tamu, di susul Joy yang tahu sesakit apa hati Rose atas ucapan sang ayah.

"Unnie yang sabar ne, aku doa kan yang terbaik untuk unnie dan oppa, jangan menyerah, harapan akan selalu ada" hibur Joy memeluk Rose di dapur rumah keluarga Kwon.

"Terima kasih Joy" balas Rose, ia tak bisa berhenti meneteskan air mata nya, menatap Rio yang dengan santai dan tenang nya menghadapi appa serta eomma nya yang terus menyalahkan Rio karena Rose tak kunjung hamil.

"Hyung, sebaiknya segera lah beristirahat, kalian pasti lelah setelah menempuh perjalanan selama dua jam bukan" potong Jaehyun tak tega mendengar dan melihat Rio yang terus di cerca kedua orang tua nya.

"Baiklah" Rio pun berdiri dan berpamitan pada mertua nya, ia memasuki kamar lalu menghela nafas, tak lama Rose menyusul.

Set

Ia langsung memeluk Rio dan kembali menangis.

"Maafkan aku oppa, maafkan aku, maafkan appa dan eomma juga" isak Rose penuh sesal dan merasa bersalah juga malu.

"Tak ada yang perlu di maafkan, jangan menangis, hati ku sakit setiap melihat mu meneteskan air mata" Rio mengusap air mata Rose yang masih memeluk nya dari depan.

Akhir nya Rio dan Rose pulang lebih awal dari kediaman Kwon, mereka enggan menghabiskan waktu lebih lama di sana karena selalu membahas tentang kehamilan Joy.

#TBC

Be My Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang