Ch 14

12.8K 960 1
                                    

Setelah menerima laporan dari para pekerja nya, yg ia tugaskan untuk menggeledah tempat tinggal Arsen selama ini. Akhirnya benda yg mereka cari dapat di temukan.

Aldrick, Rose, Yogi dan Rea bergegas pergi ke sana. Untuk mengambil barang itu.

Tapi dalam perjalanan, Aldrick menerima panggilan dari teman Arsen.

"Cepet, om. Arsen berhasil lolos. dia ngejar kalian. Kayak anjing kesetanan"

"Emang kamu pernah liat anjing kesetanan apa ?" Dengus Aldrick, mendengar ucapan tak masuk akal dari Allen.

"Pernah, om. Anjing nya yaa itu anak om"

"Kurang ajar kamu. Awas ya, komisi kamu om potong 75%"

"Ampun, om. Cuman be-"

****

Tut tut

".. janda" Allen melanjutkan dengan suara lesu. Ia mendadak kehilangan semangat nya.

"Becanda goblok, bukan bejanda" semprot Tian.
"Lo kebanyakan mabuk janda kayak nya"

"Kok lo tahu ?" Shock Allen. Menatap temannya dramatis. Allen memang gemar menggoda para janda saat ini. karena ia baru sadar, janda ternyata lebih menarik.

Decak Allen berderai, "Lo gak tahu aja, yan. Janda itu lebih menggoda"

"Tapi tua" celetuk Tian, membuat Allen tertohok

"Kagak lah, gue juga pilih-pilih godain janda kali. Pilih yg muda, manis, kayak mangga"

"Dimana-mana mangga muda tuh asem, goblok lu" Tian meninggalkan temannya itu. Allen sudah sedikit miring, Tian malas meladeni nya.

"Mau gak gue kenalin ama janda, yan ?" Allen berseru, sambil mengikuti Tian dari belakang.

Tian berdesis kesal. Suara Allen terlalu keras. Ia jadi malu mengakui cowok itu sebagai temannya. Rasanya ia ingin melempar Allen ke laut, mumpung mereka kini berada di pantai.

"GAK !" Balas Tian ketus

"Janda nya cantik, yan. Suer deh" Allen tak goyah. Ia terus berusaha meyakinkan Tian agar menerima tawarannya.

"Kagak usah. Deket rumah gue juga ada"

"Seriusan lo?" tiba-tiba saja Allen sudah ada di sampingnya, membuat Tian mengelus dadanya kaget. "Cantik ?"

Tian mengangguk "Cantik"

"Masih muda ? Bohai ?"

Tian mengangguk lagi, "Gak usah ditanya"

Allen semakin semangat. Ia menepuk pundak Tian dengan heboh.
"Kenalin ke gue dong, yan"

"Boleh" jawab Tian tersenyum misterius pada temannya itu. "Kebetulan suaminya baru aja meninggal. Dia baru aja nyandang status janda nya"

Allen menggesek telapak tangannya. tampak sangat senang. "Wih, seger nih" kemudian ia bertanya penuh rasa penasaran. "Emang suaminya kenapa bisa meninggal ?"

"Dibunuh istrinya sendiri"

Wajah Allen memucat
"Di bunuh ?"

Tian mengangguk membenarkan.

Allen kembali bertanya
"S-sama .. janda cantik itu ?"

"Iya" jawab Tian santai. Ia tak peduli pada reaksi temannya yg sudah menjadi penggila janda itu. "Katanya sih, ceweknya emang rada gila. Psyco gitu"

"Bangke, lo kalo nawarin cewek yg bener dong" maki Allen "Lo mau gue mati juga"

"Lah ?! Kan lo yg mau. Bukan gue yg nawarin juga"

My Brother's Girlfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang