𝙣𝙚𝙜𝙚𝙣𝙙𝙚

4 3 1
                                    


"Eh! Katanya ada murid baru ya? "

"Kurang tau gua tapi sesuai apa yang gua dengar sih iya , cogan lagi, "

"Ah, yang bener lo, "

"Suer, ngga bohong gua, "

Bisik-bisik tentang yang katanya 'murid baru' itu sampai pada telinga Damian, sebenarnya bisa saja dia heboh seperti mereka, tapi? Masa iya dia ikutan nge-ghibahin cowok? Ntar dikira gay kan berabe urusannya.

Damian menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran nyleneh  barusan, namun tiba-tiba presensi kehadiran  seseorang berhasil menarik seluruh atensi untuk menatap mereka.

"Itu bukannya si Shella ya? "

"Ah? Iya, kok bisa dia sama murid baru? "

"Iya juga ya? Biasanya kan Shella ngga suka tuh kemana-mana kalau ada yang ngintilin, "

"Tapi coba liat deh, kok mereka kayak akrab ya? "

Dan yah! Damian pun sekarang mulai tertarik untuk menatap objek yang sedang menjadi perbincangan para murid cewe sepanjang koridor yang menatap ke arah parkiran.

Kok? Kayak ngga asing ya sama mukanya? Kayak pernah ketemu tapi dimana?

Kening Damian mengerut bersamaan dengan rasa penasarannya yang semakin memuncak.

                         📍❓📍❓📍❓📍❓📍❓

"Buset Shell, baru juga sehari disini  masa instagram gua udah banjir followers aja, " sombongnya pada Shella sambil menunjukkan layar handphonenya itu.

"Halah! Baru juga 3000 udah sombong lo, gua yang udah centang biru biasa aja tuh." Kalah telak sudah Azlan saat ini, sepertinya dia lupa siapa sang sepupu yang sebenarnya.

"Permisi Kak."

Sebuah suara berhasil menarik  perhatian keduanya, "ya? Ada apa?" Bukan! Bukan Shella yang menjawab, melainkan si Jlantol itu, eh? Azlan maksudnya.

Soalnya kalau nunggu sampai Shella yang menjawab itu bisa sampai kayak nungguin ayam jantan bertelur, saking mustahilnya. Makanya dengan sukarela Azlan yang menjawab.

"Anu, itu... Kak Shella dipanggil sama Kak Damian di perpus. "

Azlan hanya menatap bingung mereka berdua, Damian? Siapa dia?

"Oke, thanks ya, " jawab Shella dengan datar.

Setelah mendengar jawaban yang memuaskan, sang penyampai pesan pun pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang beradu tatap.

"Lo udah punya cowok Shell,? " tuding Azlan.

"Udah."

"Wah, parah sih lo. Masa punya cowok ngga dikenalin sama gua sih! " sewot Azlan, bagaimanapun juga mereka sudah bersama sejak orok lhoo.

"Kita ngga sedekat itu buat saling mengetahui privasi satu sama lain Zlan, " canda Shella yang berhasil merubah raut wajah Azlan yang tadinya cemberut menjadi sedih.

Tapi Shella tuh mau bercanda ataupun engga, mukanya tetap datar. Jadi ya mau ngga mau Azlan terbawa dalam permainan Shella.

"Nah buat lo, udah jangan manyun-manyun kek gitu. Bukannya imut malah jatuhnya kek babi tau ngga? " jujur Shella sambil menyodorkan yogurt, sebenarnya dia tuh hobi banget ngusilin Azlan. Ya walaupun ntar ujung-ujungnya dia juga harus bisa mbujuk si bayi gede biar ngga ngambek terus-terusan.

Setelahnya tanpa sepatah kata, Shella langsung bangkit meninggalkan Azlan sendirian. Toh dia tidak akan hilang ataupun di culik.

                                       👦👦👦👦👦👦

arshella [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang