Senja....
Terimakasih telah mengakhiri hariku yang buruk dengan keindahanmu
Terkadang....
Senyum menjadi pilihan terbaik disaat rasa sedih tak mampu dijelaskan dengan kata-kata
Arshella Zilvaa----------------------------
Arshella POV.Entah mengapa rasanya mataku sedikit memanas ,dan dadaku terasa sesak setelah mengungkapkan apa yang sedang kurasa pada note book-ku. Ah, sepertinya aku harus menengadahkan kepalaku supaya air mata suciku ini tak tumpah di keramaian seperti ini.
****
Sungguh sore yang cerah untuk membeli minuman boba bagi seorang Damian, entahlah mengapa dia bisa beranggapan begitu. Padahal nyatanya, sore ini sedang mendung atau mungkin dia memang buta cuaca.
Tak sengaja netra Damian menangkap sosok seseorang yang dia kenal sedang duduk di kursi taman sendirian sambil menengadahkan kepalanya ke atas dan tangannya memukul pada dadanya.
Damian kalang kabut, dia kira orang tersebut mempunyai penyakit asma dan sedang kumat penyakitnya itu.
Tak terasa sekarang Damian sudah berada persis di belakang sosok yang sedang dia amati sejak tadi, dan dengan jelas dia melihat sebutir air mata jatuh dari kelopak matanya yang sedang terpejam.
Tangannya reflek memegang sebelah pundaknya. Damn! Dia bukannya Shella ya?
Tapi apa yang sedang dia lakukan di taman ini sambil memegangi dadanya, atau mungkin...."Lo ngapain disini sore-sore? "
"Lah emang kenapa? Bukannya ini tempat umum ya? Memangnya kalau gue kesini, gue harus ijin dulu gitu sama lo?"
Skakmat!
Jawaban Arshella barusan berhasil membuat Damian kicep, dalam hati Damian merutuki kebodohannya tersebut. Kenapa dari sekian banyak pertanyaan, tapi malah pertanyaan tersebut yang meluncur indah dari bibirnya.
****
"You really like be alone? "
Pertanyaan itu berhasil membuat Arshella menoleh kearah Damian sambil menaikan sebelah alisnya. Damian hanya memutar bola mata malas melihat respon yang diberikan oleh Arshella.
"Lo itu gak ada temen apa gimana? Kayaknya setiap gue liat lo tuh lagi sendiri terus? " ucap Damian kepo, karena memang setahunya Arshella itu murid cerdas pasti memiliki banyak teman, tapi mengapa dia selalu terlihat sendiri.
"Teman ya?"
Setelah mengucapkan dua kata itu Arshella sepertinya sedikit berpikir sebelum melanjutkan ucapannya
"Zaman milenial kayak gini, lo masih percaya arti kata sahabat? Teman? Kayaknya gue gak butuh teman, sahabat atau apalah itu, "jawab Arshella secara gamblang, tetapi jika di perhatikan intonasi cara dia berbicara seperti ada rasa sakit yang masih membekas.
Entah rasa sakit apa itu, sehingga membuat Damian bertanya-tanya dalam hati"Whyyy? "
"Gue benci aja sama pembual yang berkedok teman or sahabat, " ucap Arshella sambil mengepalkan telapak tangannya, dan sorot matanya berubah tajam.
Damian mengela nafas kasar lalu berkata, "Let's be friend Shell"
Bingung.
"Hmmm?why? "
"Emmm.... Yakan katanya lo gak butuh teman tuh, gue ajarin apa arti teman yang sesungguhnya. So, mau gak? " ucap Damian dengan menatap manik coklat milik Arshella dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
arshella [ON GOING]
Novela Juvenil'ada sakit yang tidak bisa dijelaskan, ada kecewa yang tidak bisa diungkapkan, ikhlas itu bohong, yang ada hanya lah rapuh, kecewa, terpaksa dan terbiasa. get well soon fragile heart, keep the spirit oke.' ~αɾασɾα._ɾα ***** Sepi 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘮�...