O2 :: Sweet Sunday

81 19 5
                                    

Setelah selesai mengikat sepatu dengan benar dan menutup gerbang rumahnya, Cessa mulai berlari kecil.

Rencananya hari ini Cessa mau ke taman yang ada di komplek perumahannya, sambil lari pagi. Lumayan lah buat bakar kalori, biar makin sehat juga.

"Cessa!"

Langkah Cessa otomatis berhenti mendengar seruan tersebut.

Gadis itu meringis pelan sebelum benar-benar menghampiri wanita paruh baya yang tengah berdiri di depan gerbang.

"Iya tante, ada yang bisa Cessa bantu?"

"Ini sa, tadi Yuda kan izin mau ke taman komplek katanya terus katanya bakal lama, hape nya ditinggalin, mana daritadi temennya terus nelpon katanya penting,"

Dahi Cessa mengerut bingung, "Jadi.. Cessa harus ngapain ya tan?"

Wanita itu memberikan ponsel yang Cessa duga itu milik Yuda kepadanya. "Cessa pasti mau ke sana juga kan? Tante minta tolong kasihin ke Yuda ya, takutnya itu penting banget, ini tante nanggung lagi bikin kue,"

Tangan kaku Cessa meraih ponsel itu lalu sedikit menelisiknya, tak lama dia tersenyum. "Semoga ketemu sama Kak Yuda nya ya tante, Cessa pamit kalo gitu,"

"Makasih ya sa, hati-hati!"

Sembari berlari kecil, Cessa terus mengamati ponsel Yuda. Tak ada maksud apapun kok, Cessa hanya ingin melihat-lihat saja.

Gadis itu menghidupkan layar, kekehannya tak dapat ditahan melihat sebuah lagu dari artis korea yang sepertinya terakhir kali diputar oleh Yuda.

"Diam menjadi badboy, bergerak menjadi fanboy,"gumam Cessa.

Pandangannya juga tak luput dari layar kunci milik Yuda yang menampakkan foto langit penuh bintang.

"Eh gak sopan banget deh gue, maaf ya Kak Yuda,"monolog Cessa.


⏱⏱⏱

Taman komplek hari ini cukup ramai, ada ibu-ibu yang sibuk senam dengan lincah, ada juga beberapa keluarga kecil yang tengah menghabiskan waktu libur dengan berpiknik atau ada juga yang cuma bengong.

Cessa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman sehingga akhirnya dia bisa menemukan sosok dengan kaos oblong hitam dan celana trainingnya duduk menyandar di bangku yang berada di bawah pohon.

"Nih, handphone lo,"kata Cessa menyodorkan handphone kepada pemiliknya.

Raut wajahnya menggambarkan kaget juga bingung sekaligus, tumben sekali Cessa menghampirinya terlebih dahulu. Pikirnya.

"Kok bisa ada di lo?"tanya Yuda menerima handphone miliknya dari tangan Cessa.

"Mama lo nitipin ke gue, katanya temen lo nelpon beberapa kali, bilangnya penting,"jelas Cessa cuek.

Yuda ber-oh ria kemudian mengulas senyum tipis, "Makasih,"

Cessa berdehem singkat sebelum benar-benar membalikkan badannya, hendak mencari tempat peristirahatan yang cocok untuk melepas penatnya. Jujur meskipun Cessa sering lari ke sini, rasanya ia masih belum terbiasa dengan jarak jauh dari rumahnya ke taman.

"Istirahat disini aja, gue gak bakal ganggu kok,"

Badan Cessa kembali berbalik, "Beneran?"tanyanya memastikan.

Dari rautnya sih Yuda gak bercanda ya, semoga aja Cessa gak apes hari ini.

Yuda mengangguk, "Iya, kalo gue ganggu tabok aja,"sahutnya dengan cengiran.

Bola mata Cessa memutar malas, lalu mengambil tempat duduk yang agak jauh dari Yuda, berniat menjaga jarak. Gadis itu menyandarkan punggungnya dan menghela nafas lega.

Speed of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang