O4 :: So, What's Next?

56 12 4
                                    

Salah satu tempat favorit Cessa di sekolah adalah Perpustakaan, tepatnya kursi yang terletak di urutan kedua paling kanan. Karena dekat dengan kipas angin juga mendapat bonus pemandangan di jendela.

Selain karena sunyi dan tenang, Cessa juga menyukainya karena tempat ini mempunyai banyak hal yang belum Cessa ketahui. Alias, Cessa itu suka banget membaca.

Cessa itu tipe pembaca yang suka buku-buku pengetahuan, bukan gadis si penyuka novel romansa ataupun berbagai macam puisi cinta. Title nya saja 'Gadis Ambisius' masa Cessa masuk Perpustakaan cuma karna mau baca novel?

Seperti kali ini. Di jam istirahat pertama, Cessa sudah duduk rapi dengan buku sejarah di hadapannya. Mengingat jadwal besok merupakan mata pelajaran tersebut dan akan diadakan ulangan harian, maka Cessa menyempatkan diri untuk belajar sebentar.

"Lo ngapain disini?"

Cessa sedikit mendongak mendengar suara familiar dari sebelah kanannya, bibir gadis itu mendecak sebal setelah ia melihat sosok itu, kemudian tanpa menjawab ia kembali menatap bukunya.

"Kalo ditanya itu jawab,"

Si gadis kembali mendecak, "Ya lo pikir gue lagi ngapain? Tanam padi?"sinisnya.

Tawa kecil Yuda langsung menguar ke udara, membuat beberapa siswa-siswi yang ada di Perpustakaan kompak membuat suara 'Ssst' sembari meletakkan telunjuk mereka di antara bibir.

"Maaf, maaf,"

Netra Yuda menangkap sebuah buku catatan yang penuh dengan tulisan tangan Cessa, yang sepertinya isinya merupakan materi pelajaran. Belum baca saja Yuda sudah pusing melihatnya.

Cessa membuka halaman kosong, lalu kembali menggoreskan tinta tersebut di sana. Kecepatan menulis gadis itu membuat Yuda berdecak kagum.

"Wah, cepet banget lo nulis, mana rapi lagi,"bisik Yuda memuji.

Sedikit tersipu, Cessa menyunggingkan senyum tipis selama satu detik sebagai ungkapan terima kasih, kemudian kembali memasang wajah datarnya.

Gadis itu kembali melihat-lihat materi mana yang harus ia catat dan hapalkan, namun tak berlangsung lama karena Yuda merebut buku sejarahnya.

"Lo pasti mau ulangan harian kan? Makannya ngambis gini,"

Cowok itu membolak-balik halaman buku tersebut, seakan ikut mencari sesuatu di dalamnya dan yang Cessa lakukan hanya memperhatikan.

"Nah, ketemu,"

Cessa sedikit memiringkan kepalanya, hendak mengintip apa yang ingin kakak kelasnya itu tunjukkan. "Apa?"

Telunjuk Yuda mengarah ke sebuah kumpulan soal di halaman itu, membuat Cessa memfokuskan pandangannya ke sana.

"Ini, biasanya kalo guru sejarahnya Bu Karin beliau bakal ngambil soal dari buku gini, salah satunya soal yang ini,"

Alis Cessa naik, "Darimana lo tau?"

"Nebak aja,"sahutnya santai.

Cessa reflek mendatarkan ekspresi, padahal dia sudah menganggap serius perkataan Yuda satu menit yang lalu. Gadis itu merebut buku nya kembali dengan kesal.

"Becanda Sa, gue tau karena Bu Karin selalu ngingetin kalau dia buat soal pasti dari buku-buku gini, dan beneran,"jelas Yuda kemudian.

Masih dengan raut datarnya, Cessa sedikit menoleh ke arah Yuda. "Makasih,"

"Yang ikhlas kek,"decak Yuda.

Gadis itu merotasikan bola matanya, kemudian memasang senyum paksa yang lumayan lebar. "Makasih, Kak Yuda,"

Speed of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang