O1 :: Love Language

141 20 20
                                    

"Woy Sandra!"

Cessa reflek mengumpat mendengar suara familiar tersebut yang berasal dari belakangnya. Gadis itu mempercepat langkah kakinya, berusaha untuk menghindar.

"Cessa! Telinga lo masih berfungsi kan?!"

Oh, astaga. Tolong jauhkan Cessa dari makhluk hidup menyebalkan seperti Yuda, satu hari saja.

"Cessa, woy!"

Tak memperdulikan seruan tersebut, Cessa tetap berjalan sesekali berlari jika keadaan koridor tengah sepi.

Cessa jadi heran kenapa rasanya ruang kelasnya terasa lebih jauh di saat-saat genting seperti ini? Biasanya baru bicara satu atau dua patah kata sama Mara pintu kelas sudah terpampang di depan mata.

Tak sadar karena terlalu panik, Cessa menabrak bahu seseorang menyebabkan keduanya sama-sama mengaduh.

"Duh, sorry-sorry gue gak sengaja,"

Gadis itu mendelik sebal pada Cessa, "Sorry-sorry, Super Junior lo?"sinisnya.

Cessa mendengus kasar, "Gue kira siapa! Lo mau kemana?"

Baru saja Cessa membicarakannya dalam hati, Mara sudah ada di hadapannya sekarang.

"Kantin, belum nyarap gue, bahaya kalo gue gak makan ntar tumbang pas pelajaran Bu Jeje,"sahut Mara.

"Sandra! Gue panggilin dari tadi lo malah cosplay Haji Bolot!"

Mara tersenyum jahil, lalu gadis itu beranjak pergi tanpa mengatakan apapun pada Cessa.

Di tempatnya, Cessa meremat rok spannya sekuat tenaga. Menyalurkan emosi yang tak bisa ia keluarkan dengan fisik.

Berniat pergi untuk menghindari adu mulut di pagi ini, tangan Cessa malah ditarik dari belakang membuat gadis itu sontak menghempaskannya dan berbalik.

"Apa?!"

Yuda mundur selangkah, terlalu terkejut dengan respon Cessa. "Gak ada apa-apa,"sahutnya kelewat santai kemudian.

"Bisa gak si lo gak gangguin gue sehariii aja? Capek tau gue liat muka jelek lo!"semprot Cessa.

Kenalin, yang ada di hadapan Cessa ini namanya Yuda. Kakak kelas sekaligus tetangga Cessa yang punya sifat nyebelin yang akut!

"Lo tuh harusnya bersyukur sa ketemu wajah rupawan gue tiap hari, jadi hari lo makin indah dan damai,"kata Yuda menyombongkan diri.

Emosi Cessa mendadak naik mendengar balasan Yuda, "Apa lo bilang?! Indah?! Damai?! Yang ada hari gue makin suram ketemu lo!"

Kekehan Yuda menyertai gerutuan Cessa, entah kenapa melihat Cessa emosi karenanya membuat dirinya merasa senang dan puas.

"Sa, ada pepatah mengatakan bahwa berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Jadi lo gak boleh marah-marah terus,"

"Korelasinya darimana anjing?!"tukas Cessa.

Tuhkan, pagi-pagi Cessa sudah menyebutkan nama hewan saja. Padahal Cessa ini tergolong cewek yang jarang ngomong kasar lho.

Tangan Yuda terangkat, seperti seorang ayah yang hendak menipu putrinya dengan pukulan karena putrinya melakukan hal yang tidak sopan.

"Udah anjing-anjingan aja masih pagi juga, gaboleh sa,"

Rahang Cessa mengeras, buku-buku tangannya memutih karena eratnya kepalan tersebut.

"Ya lo nya pantes di anjingin?!"

"Sembarangan lo kalo ngomong! Gue ganteng gini malah disamain sama hewan,"

Cessa mengatur nafasnya, tak baik jika ia harus terus beradu dengan mulut unfaedah milik Yuda. Lebih baik ia sekarang bergegas pergi ke kelasnya.

Speed of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang