O6 :: Sweet Like an Ice Cream

54 11 2
                                    

Bukannya langsung pulang dari sekolah, kedua remaja tadi malah berkendara tanpa tahu tujuan, mereka sama-sama berniat untuk melepaskan stres dan lelah mereka dengan cara berkeliling kota di sore hari.

Dan mereka berakhir di toko es krim karena Cessa katanya ingin makan es krim. Dan Yuda turuti.

"Kakak suka mintcho gak?"tanya Cessa.

Yuda menggeleng sembari memakan es krim coklat miliknya, "Gak pernah nyobain, kata sepupu gue rasanya kayak odol,"

Cessa mendengus kesal, "Ish enak tau masa disamain sama odol sih,"

Respon Yuda hanya tawa kecil, karena memang dia mendengar itu dari sepupunya saat dia hendak mencoba es krim varian Mint choco. Dan itu berhasil membuat Yuda gagal memesannya.

Dan tiba-tiba Cessa mengulurkan satu sendok es krim di hadapannya membuat Yuda langsung menatap gadis itu heran.

"Coba deh, biar tau rasanya kayak gimana,"

Jantung Yuda berdebar kencang tanpa izin, apalagi ketika ia menerima suapan es krim tersebut dari si gadis.

Rasanya aneh. Tapi Yuda suka.

Bukan, bukan es krim itu yang Yuda maksud. Tapi rasa yang menjalar di hatinya dan menimbulkan rasa geli sekaligus senang.

"Gimana? Gak kayak odol banget kan?"

Yuda langsung tersadar, cowok itu mengangguk menyetujui perkataan Cessa barusan. Rasanya tak seburuk itu, malahan Yuda suka kok.

"Enak, emang sepupu gue tuh lebay orangnya jadi suka ngawur kalo ngomong,"

Gantian Cessa yang tertawa, "Kayak Felix tuh, suka banget ngatain gue kalo gue beli makanan rasa mint choco atau barang warna hijau mint, udah bahasanya lebay, bawel lagi,"

Yuda tersenyum tipis, "Suka banget ya lo sama mint?"

Gadis itu mengangguk antusias, "Banget! Kayaknya hampir semua barang di kamar gue atau punya gue warnanya hijau mint, gatau kayak lucu gitu terus gak lebay lucunya,"

Lucu. Itu satu kata yang terlintas di pikiran Yuda saat melihat antusias Cessa ketika membahas hal yang disukainya.

"Biasanya kan kembar tuh suka banyak kesamaan ya, tapi kata lo Felix suka ngatain lo kalo lo beli barang warna hijau mint, emang dia gak suka juga?"

"Yaelah Kak, gak semua anak kembar bisa sama kesukaannya kali. Mungkin juga karena dari kecil gue kalo beli barang warnanya itu-itu mulu, jadi kalo bahasa kasarnya Felix udah eneg sama warna kesukaan gue,"terang Cessa.

Keduanya terdiam sejenak, sambil menghabiskan es krim mereka. Lalu setelah es krim milik Cessa habis, gadis itu mengambil dua lembar tisu dan menyerahkan satu lembar pada Yuda.

"Kalo lo?"

Yuda melirik Cessa, "Apa?"

"Hal apa yang lo suka sampe misalkan segala macemnya itu harus berhubungan dengan itu?"tanya Cessa penasaran.

Cowok itu membuang tisu bekasnya lalu membenarkan posisi duduk sebelum menjawab pertanyaan si gadis.

"Gue gak punya kesukaan yang sampe bener-bener suka kayak lo gitu si, kalo suka ya suka udah selewat aja gitu gak sampe berkeinginan buat punya barang atau sesuatu yang berkaitan dengan hal yang gue suka,"

Cessa melirik cowok itu ragu, "Yang bener? Gue gak percaya deh,"

"Bener Sa,"

"Eh tapi kan Kak biasanya cowok itu kayak suka sama motor gitu atau mobil, atau apa deh, yang keren-keren.. Emang lo gak tertarik gitu?"

Pertanyaan Cessa membuat Yuda menggeleng. Jujur, Yuda memang tak tertarik pada hal-hal seperti itu. Mungkin memang Yuda memiliki kesukaan yang khusus tapi cowok itu belum menyadarinya.

"Ah.. Gue tau nih.. Lo kayaknya suka sama musik deh,"

"Hm? Kok bisa ngira gitu?"

Cessa menggindikan bahu, "Soalnya selera lagu lo beda kayak gimana gitu, dan lo kayaknya cocok buat jadi musisi?"

Yuda tertawa, "Random banget lo Sa, ya ampun,"

Gadis itu tertawa, membuat rasa canggung yang menyelimuti keduanya pupus seketika. Dan baru kali ini Yuda mendengar Cessa banyak mengobrol dengannya.

Ternyata Cessa ini anaknya asik juga ya?

"Gue jadi penasaran sama suara lo kak, bagus gak ya?"gadis itu bermonolog sendiri.

Yuda tersenyum, "Gue gak bisa nyanyi,"ungkapnya.

Tatapan malas Cessa langsung tertuju padanya, "Halah bohong,"

"Beneran!"sahut Yuda mengangkat kedua jarinya.

Cessa tetap menggeleng tak percaya, gadis itu menopang dagunya dan menatap Yuda dengan tatapan jahil. "Gue gak bakal percaya sebelum lo nyanyi,"

"Nyanyi?"beo Yuda.

Gadis itu mengangguk, "Yup! Coba nyanyi deh, satu bait aja,"

Yuda menaikkan sebelah alisnya, menatap Cessa dengan bingung. "Nyanyi apaan?"

Gadis itu terlihat berpikir sebentar lalu tertawa kecil tanpa sebab, "Nyanyi yang viral di TikTok itu dong kak,"

"Yang mana?"

Cessa masih tertawa kecil, "Itu lho yang, begitu syulit~"

Yuda langsung menyemburkan tawa, bayangan video yang muncul di beranda Tiktoknya seketika terputar di kepala. Video yang sempat di re-create oleh Liam dan dikirimkan melalui grup chat kelasnya.

"Liam sampe bikin video nya Sa, mau liat gak?"tawar Yuda mengeluarkan handphone dari sakunya.

Bola mata Cessa menunjukkan binar penasaran, "Hah? Seriusan? Coba mana liat,"

Yuda menggeserkan posisi duduknya untuk lebih dekat dengan Cessa, kemudian ia memutar video Liam yang cowok itu kirimkan sekitar 3 hari yang lalu di grup kelas, menuai berbagai respon dari teman-temannya sekaligus walikelas mereka.

Malahan sempat mau diupload di aplikasi Tiktok dan Instagram oleh Sagara.

Video yang ditunjukkan Yuda membuat Cessa kembali tertawa, "Kok bisa sih kak Liam gak malu ngirim itu ke grup?"

"Lah urat malunya Liam kan udah putus Sa,"sahut Yuda.

"Lo juga gak jauh beda kak,"sahut Cessa.

Yuda mendengus, "Ya—"

Kalimat Yuda terpotong karena handphone Cessa berdering, gadis itu terlihat sedikit lesu kala menatap layar ponselnya sebelum mengangkat telephone tersebut.

"Sa,"

"Kenapa lix? Motor lo mogok lagi?"

Hening. Cessa menatap layar ponselnya, sambungannya masih belum terputus kok!

"Lix?"panggilnya.

"Papa pulang Sa,"

Deretan kalimat itu membuat Cessa yang tadinya sudah melupakan masalah keluarganya kini harus kembali ber-overthinking. Apalagi mendengar nada bicara Felix yang tak seperti biasanya.

Cessa takut bila ada sesuatu yang tak diharapkan dirinya terjadi.

Gadis itu segera menutup sambungan telephonenya dan menatap Yuda yang tengah memainkan ponselnya.

"Kak, pulang sekarang yuk? Udah sore nih, takut mama gue nyariin,"

Yuda mendongak, cowok itu tersenyum tipis lalu segera memakai kembali sweaternya. "Ayo,"

Yuda membiarkan Cessa berjalan mendahuluinya, ia menatap punggung gadis itu dengan nanar. Yuda sudah mengetahuinya meski gadis itu tak bercerita apapun.

Dan Yuda berharap agar Cessa bisa kembali tertawa lagi bersamanya nanti.

___

note ;

memang di versi yang sebelumnya gak ada adegan ini hehehehe

Speed of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang