Absolute Mandate

686 130 37
                                    

"A—ano..."

"Hm?"

"Nama kalian siapa?"

"Naoko. Uchiha Naoko,"

"Aku Uchiha Itachi, dan ini adikku, Uchiha Yukio,"

"Kembarannya,"

"Ah... Jadi, kalian kerabat Sasuke-kun?"

"Sudah kami bilang, kami anakmu dengan Sasuke itu,"

"A—"

"Biar aku yang menjelaskan. Aku dan dua adikku dari dunia lain, entah bagaimana kami terjebak di sini. Kakashi bilang, kami tidak sengaja melewati portal waktu dan dimensi saat tergelincir di hutan. Kalau di duniaku, kau, Hinata dan Sasuke yang keras kepala itu menikah dan memiliki kami,"

"Begitu—"

"Kaa-san percaya?"

"Percaya saja..."

"Hah... Kalau kau sering diculik atau ditipu, aku tidak heran,"




MULTIVERSE OF HAPPINESS
Naruto © Masashi Kishimoto
Chapter 03: Absolute Mandate




Mentari yang tadi tergantung tinggi kini tahtanya mulai tergeser. Tertutup awan yang terbawa hingga ke atas dataran Konoha. Langit yang tadinya cerah kini berubah, menyelimuti bumi dengan kegelapan dengan perlahan. Semilir angin yang tadinya sejuk kini berubah menjadi angin kencang dan dingin.

Suara guntur mulai terdengar seperti genderang yang ditabuh oleh para tentara langit. Dalam sekejap, Konoha basah diguyur hujan besar. Halaman rumah Hyuuga yang tadinya penuh dengan para bunke kini telah kosong kala mereka lari terbirit-birit karena hujan yang mendadak deras.

Ini masih siang, namun rasanya sudah malam berkat terhalangnya cahaya matahari. Suhu yang turun tiba-tiba itu dirasakan oleh Hinata yang sedang asik di dapur. Ia yang sedari tadi menggulung lengan bajunya, kini mulai aktif menggosok lengannya, sekedar memberikan hangat dari telapak tangannya.

Kondisi tubuhnya tidak begitu baik sedari dulu. Ia mudah sakit dan tidak tahan dengan suhu dingin seperti ini. Namun, ia menyukai berada di dapur. Hinata memang tidak cakap di medan tempur, namun untuk urusan dapur, ini seperti tempat bermainnya sehari-hari.

Makanan yang dibuatnya pun tidak pernah gagal, bisa dibilang, memasak adalah satu-satunya kemampuan yang bisa ia banggakan. Pujian demi pujian sering ia terima, dan itu yang menjadi semangatnya. Orang-orang yang menyukai makanannya dan mengunyah dengan senyuman sudah seperti bayaran yang setimpal untuk usahanya di dapur selama berjam-jam.

Kali ini pun demikian, walau waktu kudapan masih satu jam lagi, Hinata sudah berada di dapur dari setengah jam yang lalu. Apron ungu mudanya sudah tersampir di tubuhnya, tangannya kini sedang aktif mengocok telur dan beberapa adonan lain.

Sebenarnya hari ini ia tidak berencana untuk memasak kudapan, namun ketiga orang yang mengaku sebagai anaknya itu memaksa. Sebenarnya mereka hanya meminta sekali, dan karena Hinata tidak terlatih untuk menolak permintaan orang lain, ia hanya bisa mengiyakan.

Dapur keluarga Hyuuga terpisah dari rumah utama. Terletak di bangunan sisi kiri, di sini juga ada meja panjang, tempat para bunke makan dan beristirahat. Souke jarang ke sini, atau bahkan tidak pernah, namun itu pengecualian bagi Hinata. Ruang dapur hanya memiliki satu pintu kayu dan kala pintu itu terbuka atau tertutup, gemanya terdengar dengan jelas.

Multiverse of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang