Boundaries

713 110 81
                                    

"Piknik?"

"Ya! Dan tou-san harus ikut,"

"Kenapa aku harus ikut?"

"Karena ini piknik keluarga. Kaa-san juga sudah menyiapkan bekal,"

"Pergi saja tanpaku,"

"Tidak mau! Ayo cepat bersiap!"




MULTIVERSE OF HAPPINESS
Naruto © Masashi Kishimoto
Chapter 05: Boundaries




Ini masih pertengah bulan Februari. Suhu yang terkadang hangat seringkali berubah dingin secara drastis. Namun hari ini mentari sedang berjaya. Desa diselimuti kehangatan sebab tidak tertutup awan.

Hari yang cerah dan suhu yang tepat untuk piknik. Sama halnya dengan yang dilakukan keluarga Uchiha gadungan ini. Mereka berlima terlihat bersantai di pinggir danau.

Selembar kain menutupi rerumputan dan dijadikan alas. Di atasnya ada dua keranjang berisi makanan serta dua buah teko air. Hinata bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan ini semua, bahkan saat ayam belum berkokok.

Itachi dan Yukio merengek ingin melihat desa dan merencanakan piknik dadakan. Karena tidak bisa menolak apalagi dengan tatapan memelas mereka, Hinata mau tidak mau mengiyakan semua yang mereka minta.

Bahkan menu bekal hari ini pun mereka yang memintanya secara spesifik. Roti lapis isi daging panggang dan tomat, sup tomat, tomat panggang dengan isian daging giling dan nasi, serta jus tomat.

Beberapa hari bersama mereka, Hinata menyadari beberapa hal. Seperti, si kembar yang tomato-freak, sementara Naoko cinnamon-freak. Sebenarnya ia tidak heran. Ia menyukai cinnamon dan Sasuke menyukai tomat. Wajar kalau anak mereka menyukainya.

Canda tawa itu terdengar nyaring di telinganya. Ingatannya pun seakan mengunci peristiwa ini sebagai salah satu peristiwa penting. Hinata mengulas senyum tipis, memperhatikan kedua anak kembarnya yang berenang di danau dingin.

Sepertinya ia harus siap obat flu malam ini. Untunglah Naoko hanya duduk bersantai. Dia asik berbincang dengan Sasuke seperti biasanya. Daddy's girl.

Omong-omong, bukannya tidak pernah terpikirkan memiliki anak dengan Sasuke. Justru Hinata sering memikirkan hal ini. Bagaimana ya, kalau waktu itu ia—

Lamunan singkat Hinata sesaat terputus kala ia dipanggil. Pada awalnya, rasa risih dan tak nyaman memang menyelimuti dirinya saat dipanggil 'kaa-san' namun seminggu belakangan ini, ia sudah terbiasa. Bahkan membahasakan dirinya sendiri sebagai 'kaa-san' jika di hadapan anak-anaknya.

"Kau sudah lapar, Itachi?" Hinata bertanya, namun seperti tidak membutuhkan jawaban.

Itachi dan Yukio mengenakan baju atas mereka yang sempat ditanggalkan, dan saling memeluk diri sendiri sembari berlari ke arah yang lain. Dengan cepat Itachi duduk dan menyambar selimut tebal yang dibawa, diikuti oleh Yukio yang merapat ke sebelahnya.

"Jangan berenang lagi. Nanti kalian terkena flu. Ini, minum dulu," Hinata memberikan dua gelas ocha panas untuk Itachi dan Yukio yang langsung mereka terima.

Tubuh yang tadinya dingin terkena angin, kini sudah lebih baik berkat selimut dan ocha. Hinata tersenyum memandang keduanya. Dibantu oleh Naoko, ia kini mengeluarkan bekal, menyusunnya di atas kain serta menuangkan jus tomat ke masing-masing gelas.

Keheningan tentu kembali melingkupi kelima orang yang memang dasarnya pendiam. Well, mungkin Itachi sedikit pengecualian. Seperti sekarang, walau makannya belum habis, ia sudah membawa topik ringan untuk dibahas.

Multiverse of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang