The Edge of Horizon

927 96 47
                                    

"Kaa-san, boleh aku bertanya?"

"Ada apa?"

"Etto— Aku sudah beberapa hari ini tidak melihat tou-san,"

"..."

"Kaa-san?"

"Kaa-san akan coba menemuinya, kalian lanjutkan saja sarapannya,"




MULTIVERSE OF HAPPINESS
Naruto © Masashi Kishimoto
Chapter 07: The Edge of Horizon




Ini sudah seminggu sejak pertikaian kecil mereka di tepi danau. Telapak tangan Hinata entah bagaimana, masih bisa merasakan panasnya akibat menampar seseorang. Sejujurnya, itu diluar kesadarannya. Seperti seluruh tubuhnya diambil alih oleh emosi dan dendam yang ia tumpuk selama ini.

Jauh dalam lubuk hati Hinata, ia memaafkan Sasuke, lebih tepatnya, memaafkan tindakan bodoh dan naif mereka di masa lalu. Keputusan Sasuke waktu itu pun, tidak terlalu buruk. Malah —sisi baiknya— menyelamatkannya dari usiran klan dan amukan ayahnya.

Memang apa yang akan terjadi dengan putri Hyuuga yang hamil di luar nikah dari seorang mantan nuke-nin tingkat SS?

Tidak tahu, sih. Hinata sendiri tidak bisa membayangkannya. Namun tetap saja, ia seorang calon ibu. Terbangun dalam kondisi sudah dipisahkan dari anakmu yang masih sebesar biji kacang hijau pun tetap meninggalkann trauma yang mendalam.

Selama seminggu ini pun ia terus memikirkan, jika Sasuke kembali ke rumah ini, apa yang akan ia katakan? Bagaimana dengan Sasuke sendiri? Bagaimana dengan ketiga Uchiha yang tidak lain tidak bukan adalah anak mereka —walaupun dari dunia lain.

Entah harus bersyukur atau tidak, Naoko si anak kesayangan ayahnya —Sasuke— pun mulai merindukan sosok serba hitam itu. Sebenarnya, bukan hanya penampilannya yang serba gelap, masa lalunya pun tak kalah kelam.

Pertanyaan sederhana Naoko itu seolah menjadi alasan bagi Hinata untuk mencari Sasuke. Tidak mungkin, kan, Hinata bilang, "Sasuke, kau kemana saja? Aku merasa bersalah karena menamparmu. Walaupun kau pantas mendapatkannya,"

Tidak, tidak. Kalau jujur seperti itu, Hinata bisa malu karena ketahuan mencemaskan keadaan mantan nuke-nin paling tampang sedunia ninja itu —walaupun Itachi lebih tampan.

Dengan berbekal "Naoko mencarimu", Hinata melangkahkan kakinya pasti ke arah apartemen Sasuke. Mudah saja menemukan bangunan itu. Letaknya tidak jauh dari gedung Hokage, sebuah apartemen tiga tingkat, dan Sasuke sudah menghuninya sejak kejadian berdarah Uchiha.

Kepalanya menengadah, hanya untuk sejenak, sekedar memastikan ia tidak salah gedung. Di lantai paling atas gedung itu terlihat sebuah balkon yang mencuat ke luar, cukup lebar namun tidak terlalu menjorok keluar. Pintu balkon itu sepenuhnya kaca dan tertutup gorden biru tua. Sudah benar. Ini letak apartemen Sasuke.

Hinata menaiki tangga hingga lantai paling atas, berjalan ke pintu paling ujung dan mengetuknya dua kali. Beberapa kali ia ulangi kegiatannya namun tidak ada jawaban apalagi pintu yang dibuka lebar.

Gadis itu menengok ke kiri dan kanan, lalu memutuskan untuk mengecek keadaan apartemen dengan byakugan milikknya. Namun ternyata nihil. Memang tidak ada seorang pun dalam apartemen ini.

Dengan helaan nafas yang berat, Hinata turun ke lantai dasar. Ia tidak ada pilihan lain selain ke gedung Hokage. Biasanya, dia bisa dengan mudah menemukan Sasuke bekeliaran bersama Naruto, kekasihnya. Namun Naruto sedang pergi misi dengan tim 7 sejak tiga hari yang lalu. Tidak mungkin juga kalau Sasuke mau repot-repot menginap di apartemen Naruto.

Multiverse of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang