Gadis itu termenung bingung memikirkan banyak hal genting yang mungkin saja seharusnya tak begitu penting. Satu hal yang tak pernah berhasil dipelajari yaitu menjadi manusia egois sesekali. Setiap kali ingin bersikap egois ia langsung kembali menyalahkan diri tapi jika tak egois itu menyiksa diri. Diantara semua pilihan ia pun lagi lagi memilih mengorbankan diri sendiri. ketika dihantam masalah diam membatu tak ingin dibantu, merasa jagoan karna mengganggap dirinya kuat dan hebat hingga tak butuh manusia lain untuk membantu. Tanpa sadar ternyata ia sudah belajar egois tapi terhadap dirinya sendiri tak apa ia berdarah darah asal manusia lain bisa tersenyum merekah.
"Mau sampai kapan selalu begini. Menyimpan semuanya sendiri" tanya bayangan hitam disamping si gadis
"Sampai umur ini habis. entah waktunya sudah habis atau mengambil jalan pintas" jawab si gadis
"Apa tak ingin mencoba sekali lagi"
"Menjadi egois maksudmu"
"Ingin, sayangnya tak mampu. sedang tak ingin berlarut larut menyalahkan diri" sambung si gadis
Selain terbiasa mengalah kini sang gadis harus membiasakan diri dengan kondisi baru ingin acuh dipaksa peduli.
"Rasa rasanya aku ingin mencoba sekali lagi" Ujar sang gadis
"Menjadi egois ?" Tanya si bayangan dengan penuh harap, sayangnya harapkan itu dihancurkan dengan gelengan kepala sang gadis
"Ingin mencoba mengambil jalan pintas kembali"
Jawab gadis itu, setelahnya tak ada lagi pertanyaan dan pernyataan yang terdengar. Hanya suara Isak tangis yang memenuhi ruangan yang sunyi dan berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sedikit tentangku
Short StoryHanya Sepenggal kalimat tentang seorang gadis yang tak tahu harus bercerita kemana lagi