Bab 1

25 5 1
                                    

Happy Reading guyysss

Flashback

Hari ini Davika baru masuk sekolah, setelah 2 hari absen karena ia jatuh sakit. Namun, ada yang beda saat ia memasuki kelas.

Tempat duduknya.

Seingat ia waktu kemarin mereka masih duduk sendiri sendiri, namun mengapa sekarang mereka duduk berpasangan semua, dimana ia akan duduk.

Melihat Davika kebingungan, Bunga yang melihat Davika kebingungan langsung meneriakinya.

"Vika kemarin kamu disuruh duduk disana sama Vano kata Bu Maryam" Ucap Bunga sambil menunjuk bangku yang dimaksudnya.

"Oke Bunga, makasih"

Oke sekarang Davika merasa deg-degan dan takut, ia tidak pernah sekelas dengan Vano sebelumnya, ia pun menyesali mengapa ia tidak masuk kemarin. Sosok Vano belum terlihat mungkin sedang ke kantin pikir Davika.

Bel berbunyi tanda masuk pelajaran di mulai. Sosok Vano yang ditunggu-tunggunya pun kini hadir, seorang pria lumayan tinggi untuk ukuran anak kelas 4 SD. Tidak ada tanda tanda perkenalan dari keduanya. Tidak ada percakapan yang dimulai dari keduanya hingga pulang.

Namun, di hari ke 2 mereka duduk berdampingan, tiba-tiba Vano berbicara.

"Boleh pinjem correction tapenya ngak ?" Ucap Vano kepada Davika.

Davika pun merasa terkejut, ini pertama kalinya Vano berbicara kepadanya, dengan gugup Davika berkata " Pakai aja " sambil menyerahkah correction tape itu.

Seiring berjalannya waktu mereka semakin dekat, Elvano yang bawel selalu menceritakan kisah sore bermain layangan bersama teman-temannya di rumah kepada Davika. Mereka suka mengobrol bareng, berantem bareng, dan yang paling lucunya berperang siapa yang mendapatkan nilai terbaik di tugas-tugas yang diberikan oleh bu guru.

Gak cuma di sekolah, mereka juga bertukar pesan melalui telepon genggam, isinya sih gak terlalu penting, cuma saling mengejek satu sama lainnya, setelah itu tertawa.

Waktu cepat berlalu, entah takdir yang mempersatukan atau ketidaksengajaan mereka selalu sekelas. Sampai akhirnya mereka mulai memasuki dunia sekolah menengah pertama. Mereka masih sekelas, dan saat ini mereka menjadi partner. Iya, partner sekretaris kelas. Davika menjadi sekretaris pertama dan Elvano menjadi sekretaris kedua. Seiring dengan pertumbuhan, sifat mereka mulai berubah. ELvano menjadi sosok yang menyebalkan bagi Davika. Elvano tuh suka banget ngisengin Davika, entah diambil jaketnya lalu diumpetin ketempat yang tinggi, atau pun mengejek jika Davika pendek. Fyi kalau kalian gak tahu Davika itu tingginya sekitar 140 cm sedangkan Elvano 160 cm.

Semua keindahan dan tawa Davika di sekolah berkahir saat mereka memasuki kelas 2 SMP. Mereka masih sekelas, namun ada yang berbeda. Elvano menemukan teman baru dan pujaan hatinya. Seiring dengan itu, hubungannya dengan Davika merenggang. Mereka tidak lagi pernah bercanda bersama, Elvano yang makin sering berteman dengan teman barunya dan Davika yang menjadi sosok sangat pendiam. Ia hanya berteman dengan satu orang yaitu, Yura.

...

Flashback Off

Davika baru saja selesai kelas ketika ponselnya bergetar menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Merogoh tasnya untuk mencari ponselnya. Ada satu pesan masuk dari Yura, sahabatnya dari Smp itu.

Yura

Ada undangan reuni, lo ikut kan ?

kapan ?

hari sabtu

jam ?

malem jam 7

gue tanya bokap gue dulu, lu tau kan bokap gue gimana

ya elah, reuni ini mas agak ikut sih :(

iyaa, tenang gue usahiin

Tidak ada tanda-tanda balasan lagi dari Yura, Davika memasukan kembali ponselnya dan melanjutkan kembali langkahnya menuju parkiran motor dan pulang ke rumah.

Davika itu bukan anak suka nongkrong apalagi keramaian bisa dibilang Davika anak introvert. Makanya kalau habis kuliah ya dia pulang gak nongkrong kayak anak lainnya. Fyi Davika dan Yura itu beda kampus tapi satu jurusan.

Ditengah perjalanan Davika memikirkan apa yang harus ia katakan agar ayahnya itu mengizinkan ia pergi ke acara reuni tersebut. Davika itu anak broken home, sekarang ia tinggal sama ayahnya. Kedua orangtuanya bercerai karena sang ibu ketahuan selingkuh. Akhirnya sang ibu pergi dengan selingkuhannya meninggalkan Davika dengan ayahnya. Karena itu, Ayah Davika menjadi orang yang over protective. Hal ini dikarenakan ia takut jika Davika ikut meninggalkannya.

Tidak terasa, ia sampai di rumahnya. Perjalanan dari kampus hingga rumahnya hanya memakan waktu 15 menit. Dekat kan ? Iya Davika gak boleh ambil kampus yang jauh-jauh dari rumah oleh ayahnya. Kata ayahnya selama kampus yang dekat rumah bagus dan ada jurusannya kenapa nggak.

"Ayah, Davika pulang" ucap Davika. Ayah Davika adalah seorang pengusaha. Pengusaha toko kelontong di pasar yang selalu ramai gak pernah sepi. Oh yah jangan diremehkan ya, ayahnya Davika ini punya 4 toko kelontong sekaligus. Ke-4 tokonya ini diurus oleh asistennya, oleh sebab itu ayah Davika tidak harus ke toko setiap harinya, ia hanya pergi ke toko jika akhir bulan saja.

"Udah makan ? Ayah tadi pesen ayam bakar buat kamu ada dimeja " Ucap sang Ayah sambil memainkan ponselnya.

" Ayam bakar Pak Eko yah ? "

"iya, ayam kesukaan kamu"

" Makasih Ayahhh" Ucap Davika sambil memeluk ayahnya.

Walaupun Davika seorang anak broken home, tapi ayahnya sangat menyayanginya. Ia tak pernah membiarkan Davika kekurangan kasih sayang.

                                                                                                ...

di bolehin gak nih Davikanya buat berangkat reuni ?

Thank you guys for read this story !!!!

Ini cerita pertama aku, saran dan kritik sangat diterima disini :)

I hope you enjoy this storyyyy guysss <3

with love,


xmiraclee01

Unfinished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang