3

99 22 0
                                    








.




.




.











(Start Flashback)

"Ma? Mama gak salah?" David berucap. Ia menatap wajah wanita paruh baya yang menyandang status sebagai ibunya tersebut.

Irene, wanita itu mengangguk dengan semangat yang menggebu-gebu. Ia membawa sebuah foto dan menunjukkannya pada sang anak.

"Lihat! Itu Samuel Lee kann? Dia sangat mirip dengan Gon dan Danny" Nadanya terdengar riang, tapi David justru bergidik ngeri mendengarnya. Ia dapat merasakan hawa niat jahat dari ibu kandungnya sendiri.

Saat itu David berusia 18 tahun, masih belum genap sebenarnya, tapi yang jelas ia sudah cukup untuk mengerti bahwa Irene, ibunya memiliki dendam yang tidak ia mengerti kepada keluarga besar Lee.

"Ma, kayaknya salah orang. Mungkin namanya aja yang kebetulan sama. Lagian, nama Samuel juga banyak"

"Tapi, Dave- dia yang paling mirip! Tidak mungkin orang lain!" Irene tertawa sarkastik. "Rambutnya juga berwarna merah, sudah pasti, pasti dia anak mereka"

David mendengus, agak tidak suka melihat ibunya berubah menjadi seperti psikopat.

"Aku sangat ingin menemukannya, aku akan membunuhnya perlahan. Ah, aku akan menghancurkan mentalnya dulu. Bagaimana jika aku siksa orang-orang terdekatnya? Ya! Itu pasti ide yang sangat bagus bukan?" Sang ibu berputar ke anak semata wayangnya, ia menatap lelaki jakung itu dengan wajah senang. Mungkin di satu sisi, ia jadi mengerti kenapa ia punya sisi tak memiliki belas kasih di dirinya. 

"Dave, anak mama satu-satunya. Awasi anak itu ya? Kau pasti akan membantu mamamu kan?"

David tidak pernah menjawab 'iya' ataupun 'tidak'. Ia hanya menerima foto Samuel Lee yang dimaksud oleh ibunya tadi sebagai bentuk mengikuti perintah sang ibu karena, ya, karena dia ibunya, apa lagi coba?

Saat itu, Irene mungkin tidak tau, Samuel yang disebutkannya adalah Samuel Kim, adik angkat dari Marvin. Wajar saja jika David menganggap perintahnya hanyalah perkataan konyol semata bukan?

"Ini Ben. Kalian seumuran, mama yakin kau bisa bekerja sama dengannya" David mengangkat sebelah alis saat Irene mengenalkan seorang pemuda yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruang kerja Irene. Wajahnya terlihat datar sih, tapi David lebih penasaran dari mana sang ibu mendapatkan orang seperti ini.

"Jangan lupa selidiki Samuel ya. Mama mau ikut dinas papamu" David asal mengangguk, ia lebih tertarik dengan game yang ada di dalam ponselnya. Begitu mamanya keluar, Ben mengajaknya bicara.

Alongside ft. Junshiho/Mashikyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang