6

110 15 0
                                    

Chapter ini isinya full flashback jadi gak aku italic yaa.







.



.



.








Saat ia berusia 10 tahun, ia pindah ke desa itu. Tempat yang menurutnya sangat berbeda dari rumah mewahnya di kota. Tak ada lagi bangunan tinggi, tak ada pula bangunan futuristik yang membuat orang-orang berdecak kagum. Sejauh ia melihat, yang ia temukan hanya tumbuhan hijau dengan bangunan rumah di sekitarnya. Tak hanya itu, ia juga dapat menemui banyak sekali anak-anak yang berlarian kesana kemari, bermain dengan temannya. Dan harus David kecil akui, entah kenapa pergi ke desa itu udaranya terasa lebih segar mungkin karena faktor pencemaran udaranya saja jarang terlihat di sana.

Tapi, David Kim merasa sendirian.

Irene, sang ibu memaksa suaminya untuk pindah ke tempat itu setelah mendengar kabar bahwa Samuel Lee, anak Danny dan Gon berada di sana. Hanya saja keberadaan anak itu belum jelas kebenarannya, itu kenapa ia meminta untuk pindah, bahkan David pun di bawa agar mereka terlihat seperti orang biasa. 

David bukan anak yang pintar bersosialisasi, sejak lahir ia adalah anak yang cukup pendiam. Mungkin juga faktor didikan orang tuanya yang membuatnya seperti ini. Ia akan lebih memilih menempel kepada mamanya dibandingkan gerombolan anak-anak yang berseragam seusianya.

"David sayang, main ke sekitar dulu ya. Mama mau ngurus barangnya dulu" Ujar Irene. 

David awalnya tidak ingin, tapi akhirnya pun ia berjalan mengelilingi tempat itu. Mungkin saja ia mengharapkan ada orang yang bisa membantu dirinya di sana.

Ia sampai di sebuah lapangan?

Yang jelas tempat itu berisikan banyak sekali spot bermain seperti jungkat-jungkit, ayunan atau tempat pasir. 

Selain dirinya, ada beberapa anak lagi yang bermain di sana. Kebanyakan dari mereka bermain pasir, ada juga seorang anak berambut merah yang duduk di atas ayunan. Wajahnya datar seolah menunjukkan bahwa dirinya tengah bosan, dari yang David lihat juga anak itu sedang memperhatikan seorang anak yang tubuhnya terlihat lebih kecil di depannya sedang bermain bola.

"Sam, ayo main bola sama kakak" Sam, anak berambut merah itu menggeleng. Hal tersebut membuat anak berubuh mungil tadi merengut tapi lanjut bermain sendirian.

David saat itu tidak berniat mendekati siapapun, ia bahkan berniat untuk pergi.

'Puk!'

Ada sebuah barang jatuh di depannya.

"Hei! Bisa tolong ambilin permenku?"

David kecil kembali menoleh ketika suara cempreng tadi berteriak. Rupanya itu adalah anak mungil dengan bola tadi.

Alongside ft. Junshiho/Mashikyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang