5

122 16 0
                                    








.



.



.







Hari terus berlalu, usia David sudah genap 20 sekarang. Kekasihnya, Marvin berusia 19 dan adiknya, Samuel berusia 17.

Bagaimana kabarnya?

David jauh lebih sibuk jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ia tidak bisa pulang kecuali saat-saat tertentu seperti tanggal merah ataupun saat ia memang sedang senggang. Mereka masih sering menelfon satu sama lain, biasanya sih David suka curi-curi waktu untuk menghubungi yang lebih muda. Yang jelas, setiap ada kesempatan, David pasti akan pulang untuk menemui Marvin.

Marvin tidak jauh berbeda, bisnisnya berjalan dengan cukup lancar. Ia berhasil membuka bakery-nya sendiri, tentu dengan sedikit bantuan dari David dan Samuel.

Kalian tentu masih ingat tentang uang yang dikumpulkan David saat kerja part-time? Uang tabungannya itu ia gunakan untuk membangun gedung bakery untuk Marvin diam-diam. Ia hadiahkan untuknya ketika ulang tahunnya kemarin. Kalian bisa membayangkan seberapa terharunya Marvin ketika mengetahui apa yang telah David lakukan selama mereka berpisah cukup lama.

Samuel, lelaki itu berhasil masuk ke salah satu universitas yang berada tidak jauh dari desa tempat tinggal mereka. Alasannya sih, agar ia bisa pulang ke kakaknya sewaktu-waktu. David harus mengakui kapasitas otak yang dimiliki oleh Samuel, terima kasih atasnya ia berhasil masuk ke universitas lebih cepat. Bagaimanapun bisa dibilang Samuel masuk universitas lebih cepat dibandingkan anak seusianya.

Ah ya sebagai informasi, badai di antara David dan Samuel sudah reda kok. Mereka hanya marah saat itu saja dan bertingkah seolah tidak ada yang terjadi untuk seterusnya. Umm, sebenarnya juga ada ikut campur Marvin di antara mereka saat itu. 

"Iya, sayang. Tunggu aku nge-print dulu ya?" Lelaki tinggi yang menjadi tokoh utama kita itu terlihat super sibuk, padahal tangan kanannya hanya memencet tombol di mesin printer yang dia pinjam dari kantor administrasi kampusnya. Tangan kirinya memegang handphone yang menempel pada telinganya.

"Berisikk!! Aku gak percaya ya, kak. Terakhir kali kakak ngomong gitu ternyata kakak malah ketiduran terus sakit"

Kekehannya terdengar canggung, "Marve, kau tau aku-"

"Apa?! Sibuk? Malas? Sebut aja semuanya, aku udah bosen denger alasan kakak!"

Handphone itu nyaris jatuh saat orang di seberang sana malah tambah membentak dirinya. David buru-buru mengambil kertas hasil print-nya beserta laptopnya. Kertasnya di tumpuk di atas keyboard laptopnya yang terbuka.

"Iya, iyaa. Ini udah selesai. Ini aku jalan ke kantin"

"Heleh! Boong! Pasti mau ke ruang dosen dulu kan??"

Alongside ft. Junshiho/Mashikyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang