1. BADAN HAK PENDIDIK

1.8K 112 1
                                    

Siapa yang belum dengar kabarnya badan hak pendidik? Na Hwajin dan Lim Halim mereka memberantas orang-orang jahat dan pembully di setiap sekolah, hingga terdengar kabar mereka akan datang ke sekolah ku.

Yah jika boleh jujur... Sebenarnya aku yang melaporkan itu, para pembully ini tak kunjung jera, jadi ku laporkan saja. Untung nya mereka membaca laporanku dan mau datang.

...

Di sinilah aku kini dipukuli para pembully itu, Aku dihajar begini bukan tanpa alasan, sebenarnya aku duluan yang memulai.

Eh bukan begitu... Maksudku mereka duluan yang suka memukul anak-anak di kelas ku dan kelas lain yang mereka rasa lebih lemah, bukan berarti aku kuat. Sebenarnya aku ini lemah jika di keroyok begini, kan ngga keren 5 cowok keroyok 1 cewek... kan?

Gimana ya cara jelasin ke kalian, aku ini hanya belajar bertarung secara otodidak, hanya melihat di komik cara bertarung dan aku praktekkan di dunia nyata.

Jika lawan ku hanya 1 sampai 2 orang tentu aku masih sanggup, tapi kalau lebih dari dua... tentu saja aku akan kabur. Seperti kemarin aku menghajar 1 pembully eh pagi ini aku di kroyok hufh, untungnya mereka tidak sampai ingin membunuh ku, dan...

Eh siapa itu ada yang baru masuk sepertinya bukan guru yang biasa. Wajah nya seperti tak asing bagiku, mata paman itu melihat ke meja belakang dimana aku masih di hajar.

Saat dia mendekati kami, para pecundang ini langsung kabur meninggalkan ku. Aku terjatuh di lantai, jika ku lihat ke atas ada cowok tampan disana.

"Apa aku di surga?" mendengar omong kosong ku, dia mengernyit alis bingung.

Jaehyuk segera menghampiriku membantu berdiri dan duduk di bangku kami. Oh ya aku hampir lupa mengenalkan makhluk ini,  Jeon Jaehyuk ini sahabat ku dan si pintar tapi bodoh ini yang selalu membuat ku dalam masalah.

Suasana kelas hening hingga paman atau om entahlah yang masih terlihat muda itu hanya kumis dan rambut nya yang terlalu panjang untuk laki-laki menutupi 0,1% ketampanannya.

Mata kami sempat kembali bertemu lalu ia fokus ke kelas. "Selamat pagi anak-anak." Kami pun menjawab nya. "Saya Na Hwajin, dari badan hak pendidik akan menggantikan wali kelas kalian untuk sementara waktu."

Mendengar itu sekelas jadi berbisik-bisik siapa yang melaporkan sekolah ini, sementara aku hanya duduk manis disana, luka di pelipis dan sudut bibir ku mulai mengering.

"Menurut mu siapa yang melaporkan sekolah kita?" tanya Jaehyuk menatap ku yang terlihat sangat fokus memperhatikan ke depan.

Jika sebelumnya aku tak pernah memperhatikan guru dikelas, tapi jika guru nya tampan begini siapa yang tak kan fokus? "Entah lah, pasti orang itu sangat keren karna melaporkan sekolah busuk ini."

Ah aku barusan memuji diriku sendiri rupa nya~ "Baru menginjak kaki disini sudah banyak masalah yang terlihat, dan bla bla~" pelajaran berlangsung menyenangkan bagiku... entahlah bagi yang lain.

~ ~ ~

Bel istirahat berbunyi, "hey pergilah ke uks, luka mu harus di obati." Aku menatap paman itu eh pak guru sementara itu.

"Apa mereka membully mu?" tanya pak Na Hwajin belum sempat aku menjawab, "Ayo ke UKS ku obati." Ucap Jaehyuk dengan cepat aku menginjak kakinya pelan, tapi reaksinya berlebihan membuat pak Na bingung.

Aku memberi kode dengan mata... batin, Jaehyuk yang awalnya bingung langsung menyadari maksudku. "Anu, maaf apa bapak bisa membantunya? saya mau menemui guru bahasa inggris dulu." Dengan sopan Jaehyuk meninggalkan kami.

"Untungnya dia pintar membaca situasi," Batin ku.

"Ayo." Pak Na memintaku menunjukkan UKS nya, setibanya disana tidak ada yang menjaga, dengan mandirinya aku mengampil kotak P3K itu.

"Apa kau bisa?" tanya pak Na, dengan sengaja aku mengatakan, "apa bapak bisa membantu saya? tangan saya sakit." tanya ku sopan, dan pak Na membantuku mengobati luka-luka yang tak terlalu parah di wajah ku.

"Tak saya sangka laporan saya di baca." Ucap ku buka suara. "Jadi kau Sarang? yang melapor?" tanya pak Na dan aku mengangguk pertanda iya, "Kenapa mereka memukul mu tadi?" aku menarik nafas pelan.

"Mereka itu pembully di sekolah ini dan yang sering jadi target itu Jaehyuk, teman sebangku saya" ucap ku, "lalu kenapa kau yang dipukul?" aku menatap pak Na yang fokus mengobati luka ku, "Saya memukul 1 anak yang mengganggu Jaehyuk kemarin, jadi pagi ini dia membawa rombongan untuk balas dendam, dasar pecundang."

Pak Na membereskan kotak tadi dan mendengar ceritaku.

"Lalu kenapa tak dipukul seperti kemarin?" tanya pak Na polos, "Pak, kalau lawan saya 1 atau 2 orang saya masih bisa, tapi kalau lebih dari 2 lebih baik kabur," ucap ku jujur pak Na terlihat menahan tawa, "bicara mu aneh karna terlalu sopan, tapi kau sangat berani melakukan itu."

Aku melongo jadi beliau ini mau aku tak sopan?, "sudah selesai, pergilah." Ucap pak Na, dan aku berterimakasih lalu menuju kantin.

~~~

"Jangan injak kaki ku lagi, beri kode saja." Ucap Jaehyuk di hadapan ku yang sedang menikmati makanannya, "baik lah" Ujar ku menikmati makanan kantin yang kurang enak, baru merasa damai si jelek itu datang lagi, hahh dia ini tak bosan ku hajar?

Ye Joon duduk di sebelah Jaehyuk ingin menganggu nya lagi, bahkan Ye Joon tak terganggu dengan tatapan tajam ku, "hey sudah lah ayo pergi" ucap Do hyun yang berdiri dibelakangnya.

"Apa? kenapa? kau takut dengan cewek gila ini?" si brengs*k ini menunjukku, "bukan, tapi badan hak pendidik mengawasi kita" Ye Joon dan Do Hyun meninggalkan meja kami.

Aku melihat pak Na disana memantau kami dari kejauhan. "Sepertinya hidup kita akan lebih tenang untuk sementara" ucap ku melanjutkan makan, "ya itu benar" ucap Jaehyuk setuju.

"Bagimana tadi dengan pak Na?" tanya Jehyuk spontan membuatku yang sedang minum hampir mengeluarkan air dari hidung, "bagaimana apanya?" tanya ku membersihkan kekacauan di meja ku, Jaehyuk tertawa.

"Hey, aku sudah lama mengenalmu, kau sangat buruk dalam berbohong~" Jaehyuk menyelesaikan makannya dan beralih menatapku.

"Berhenti bicara omong kosong." Aku pun menyudahi, kami kembali ke kelas karna sudah bel.  Ya ku akui Jaehyuk terlalu mengenalku dengan sangat baik, bagaimana tidak? kami sudah bersama sejak dalam perut.

Bedanya dalam hal keluarga Jaehyuk lebih beruntung dari pada ku, tapi dalam urusan pertemanan di sekolah dia tak seberuntung itu, syukurlah dia tak sampai di rundung dengan sangat parah.

Ibunya mempercayai Jaehyuk pada ku, anak baik ini terlalu baik dengan mudahnya dia memaafkan orang, dan malah aku yang tak terima jika dia sebaik ini.

~~~

"Aku duluan, apa kau yakin tak mau ikut?" tanya Jaehyuk kembali menanyakan hal yang sama, "iya pulang lah aku masih ada urusan," ucapku yakin paman dan bibi tersenyum padaku, lalu mobil mereka melaju meninggalkan sekolah.

Sementara aku? menuju rooftop untuk merenungi hidup, lagi pula dirumah aku tak ada teman dan dirumah terasa sangat membosankan.

"Ah ini menyenangkan~" Aku menghirup udara Seoul di sore hari aku merogoh saku mengambil ponsel yang memperlihatkan pesan singkat dari ibu yang menanyakan kabarku, aku hanya membacanya dan tak membalas pesannya menandakan aku masih hidup.

Tak lama masuk juga pesan dari ayah dengan isi pesan yang sama, aku menyimpan ponsel itu dan menikmati pemandangan Seoul dari sini.

Dear Na HwajinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang