"Karna dia putri anda, bukan berarti bebas melakukan kekerasan bukan? saya Wali kelas dari Sarang dan saya punya hak melindungi anak didik saya selama di sekolah. Lagi pula ini lingkungan sekolah, banyak anak-anak yang memperhatikan."
Ayah dan ibu melihat sekitar memang banyak yang menatap ke arah kami begitu juga Jaehyuk. "Saya sudah mengawasi semua pergerakan anak-anak itu, dan yang putri anda lakukan adalah hal yang benar, tinggal menunggu waktu saja kebusukan sekolah ini akan terungkap."
Ucap pak Na Hwajin tegas, "apa anda guru baru?" tanya ibu.
"Benar, saya Na Hwajin wali kelas sementara Sarang." Jaehyuk menghampiri kami, "permisi, maaf paman dan bibi, Sarang bertengkar karna melindungi saya tolong jangan salahkan Sarang paman..." ayah dan ibu menatap Jaehyuk, tak mau basa basi ayah meninggalkan kami dan tak menghiraukan Jaehyuk di ikuti ibu yang pergi begitu saja.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jaehyuk yang sudah tau tapi masih bertanya, "menurut mu?" tanya ku, "wajah mu, lebam..." Aku menghela nafas pelan.
"Pak terimakasih." Ucap ku, "sudah bel masuk, obati luka mu dan kembali ke kelas." Pak Na masuk ke ruang guru dan Jaehyuk mengajak ku pergi ke UKS.
Setibanya di UKS, "kalian lagi?" ucap guru yang bertugas di sana, "aigo pipi mu lebam, sini ibu obati." Aku di obati dengan telaten, Jaehyuk setia menunggu disana.
"Sudah selesai, kembali lah ke kelas kalian" ucap bu Sol, "terimakasih bu" ucap kami berlalu ke kelas.
"Hey maafkan aku" Jaehyuk melihatku yang sedang menyalin catatan miliknya, "diam, aku sedang mencatat" aku kembali fokus, "aku serius, kau jadi kena marah paman dan bibi karna..."
Omongan nya terhenti, aku menatapnya tajam, "ini bukan pertama kalinya kau melihatku begini, jika merasa bersalah nanti traktir aku ayam goreng sepuasku~" aku menatapnya, "tapi kan pulang sekolah kau makan di rumahku."
"Jangan banyak alasan lusa kan bisa" Jaehyuk mengiyakannya, "baiklah deal" kami tersenyum dan kembali fokus dengan pelajaran, bukan aku tapi jaehyuk hehe.
Ditengah pelajaran perutku mulas, ah apa karna aku belum makan dari pagi tadi pun hanya makan sedikit roti, "pak izin ke toilet," aku berjalan dengan cepat menuju toilet, "Lee Sarang!" panggil seseorang, aku ingin melihat nya tapi panggilan alam lebih mendesak aku berlarian menuju toilet.
~ ~ ~
"Ah lega~" setelah membersihkan tangan dan keluar toilet aku melihat pak Na menunggu disana.
"Pak Na? anda kenapa di depan toilet perempuan?" tanya ku, "aku memanggilmu tadi tapi kau malah lari." ah ternyata pak Na yang memanggil tadi.
"Maaf pak saya tadi sakit perut jadi tak tahan.." ucap ku, "mau ke kantin? saya traktir," pak Na menawari ku, aku tentu ingin menolak tapi perut ku berkata lain dengan santainya malah berbunyi membuatku malu dan pak Na tersenyum.
"Ayo ke kantin, perutmu minta di isi, dan ini milikmu." Kantong berisi roti milik ku tadi ternyata di bawakan pak Na, aku mengikutinya dari belakang, "kenapa jantung ku berdebar begini?"
Kami makan bersama, "apa orangtua mu sering begitu? memukulmu?" tanya pak Na, aku masih menikmati makanan ku, "tidak sering, hanya terkadang saja." Ujarku santai.
Aku kembali makan dengan lahap, "pelan pelan" pak Na memberikan tisu pada ku, "harusnya aku langsung membantu mu, malah ke duluan guru botak itu, apa lukamu sudah diobati?" tanya nya.
"Sudah, jadi bapak juga lihat saat saya di kejar orang-orang itu? yah itu sudah biasa jadi bukan masalah besar." Ucap ku meneguk air mineralku.
"Kau kebal juga, sudah sering dipukul tapi masih nekat membantu teman mu?" aku mengangguk, lalu menatap pak Na..
"..."
Aigo~ tatapannya membuatku lupa cara bicara, "jika masih lapar tambah saja."
Aku kembali kekenyataan, "ah tidak, ini masih banyak, dan Jaehyuk kan sahabat saya bibi dan paman sudah menitipkan nya pada saya jadi ini seperti tugas untuk saya."
Aku kembali fokus dengan makanan ku, rasanya wajahku panas. "Tenang saja, secepatnya Ye joon dan Do hyun tidak akan berani menganggu kalian lagi kami, jika sudah selesai kembali lah ke kelas."
Aku mempercepat makan dan kembali ke kelas, "terimakasih atas makanannya pak, saya permisi."
Aku kembali kekelas, "kau dari mana? ke toilet selama itu?" aku menatapnya, "kenapa senyum? kau menakutiku."
Aku memukulnya pelan, "aku makan bersama pak Na!!!" aku tak bisa menyembunyikan kebahagiaan ku, "Sarang Jaehyuk jangan berisik kerjakan tugasnya."
Hingga di tegur guru, "wah wah lihatlah senyum itu, kau sangat senang rupanya~" aku kembali membuka buku, "tentu saja hehe~"
Tak lama bel ke dua bunyi, "tes, nama-nama yang disebutkan mohon berkumpul di lapangan Jung Doo hyuk, Do hyun, Ye joon ... jika terlambat akan kena hukuman terimakasih." Jaehyuk masih menyelesaikan catatannya, "itu suara pak Na, ayo ke lapangan lihat berandalan itu di hukum" aku menarik Jaehyuk, "aku belum selesai mencata.t"
Tak kuhiraukan lagi.
"Wah pemandangan yang indah~" para berandal yang dilepaskan pak botak tadi kini membersihkan lapangan yang sengaja di kotori, 2 orang itu melihatku dan Jaehyuk.
"Sarang ayo pergi" ajak Jaehyuk, "sebentar lagi" aku sengaja menjatuhkan minuman ku di hadapan mereka, wajah kesal itu membuatku senang.
"YA! kau sengaja ya? kami sedang membersihkan lapangan!" aku tersenyum puas, "hey cepat bersihkan semuanya, setelah itu lanjut toilet" pak Na memberi perintah, bisa kulihat si bodoh itu mengumpat, "ayo pergi," kami meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Na Hwajin
Novela JuvenilHanya imajinasi liar saya🔞 yang tak akan menjadi nyata.✨ maaf jika masih banyak kata-kata yang nyampur baku dan tidak nya🙏🏻 Na Hwajin x Sarang ( Sarang as yourself ) Start writing: (11 Mei 2022 - 02 Juli 2022) Cerita asli ada di WEBTOON THE REAL...