Part 11

110 18 0
                                    

4.b

Happy Reading...

Kalau ada kesalahan penulisan dan semacamnya, Jangan lupa comment ya...

.

"Ma, Farras gimana orangnya ma?"

Abel bertanya untuk mengisi kekosongan mereka selama di mobil. Sedari tadi Fay hanya diam dan fokus menyetir, Abel tidak tahan hanya duduk dan melongo menatap jalanan-menatap Fay-menatap ke depan-menatap ke sekeliling mobil, lalu kembali menatap jalanan-Fay-depan-sekeliling mobil-dan seterusnya.

"Dia anak yang manis." Jawab Fay simpel.

"Ooke. Berarti dia akan jadi adik yang manis juga." Fay menaikkan alisnya mendengar perkataan Abel.

"Kamu belum pernah ketemu dia."

"Aku percaya mama kok. Mama nggak akan bohong kalau bilang hal positif tentang seseorang." Fay hanya menyeringai bangga, tentu saja dia orangnya begitu.

"Dia asik nggak orangnya ma?" Pertanyaan kedua Abel terdengar.

"Yaa. Menurut mama asik." Fay sedikit memiringkan kepala melirik jalanan, berniat memotong kendaraan di depan.

"Oooh. Berarti dia nggak asik." Fay melirik datar ke arah Abel, merasa aneh dengan caranya menyimpulkan keadaan.

"Kenapa begitu?"

"Kalau mama bilang asik, Rasya jadi ragu. Soalnya apa yang mama suka, biasanya Rasya nggak suka."

"Hhh!!! Kamu terlalu aneh." Fay menggelengkan kepala, tidak percaya dengan jawaban itu.

"Bukan Abel yang aneh, mama yang nggak normal."

Fay hanya diam menanggapi, ia kembali melirik ke arah Abel dengan dingin. Tampaknya ini adalah pembalasan atas apa yang Fay ucapkan tadi.

"Sepertinya bukan mama yang irit bicara. Tapi kamu yang terlalu cerewet."

Sisa perjalanan mereka habiskan dalam diam kembali, namun yang berbeda adalah Abel yang terlihat senyum-senyum sendiri. Ia merasa bersalah dengan kalimat terakhirnya selama pembicaraan mereka, tapi Abel bangga telah berhasil membalas kalimat menohok Fay tadi di rumah.

***

Ketika mereka sampai, Abel dengan cekatan langsung keluar dari mobil. Ia masuk ke dalam rumah dengan berlari, seperti tidak sabar untuk menemui Farras. Fay menghela nafas lembut dengan sedikit kernyitan didahinya.

Abel seringkali membuatnya tercengang. Padahal saat awal-awal mereka bertemu dulu, anak itu tampak tidak menyukainya. Tapi meski begitu Fay tidak ambil pusing, ia tidak melakukan apa-apa untuk menarik perhatian Abel sebagai anak tirinya, ia hanya tetap menjadi dirinya sendiri yang bicara dan berbuat seperlunya. Namun ia juga tidak menyangka, dengan cepat Abel bisa berbalik sikap, ia menunjukkan sifat cerewetnya tidak kurang dari masa sebulan setelah Fay menikah dengan Dial.

"Mama keren, Abel suka. Mama cocok jadi istri papa, cocok juga jadi mama Abel."

Begitu ucapnya saat itu, dan entah darimana ia menemukan kecocokan itu. Nyatanya, Abel sudah sering dipertemukan dengan calon-calon mama barunya, dan ia tidak menyukai sifat SKSD yang mereka tunjukkan. Lalu ketika bertemu dengan Fay yang staycool dan tidak banyak bicara, ia sudah tertarik sejak awal. Hanya saja ia perlu jual mahal untuk mengetahui sifat asli mama barunya. Hasilnya, sampai sekarang yang ia ketahui, Fay memang begitu, sulit sekali menemukan hal receh dari dalam dirinya.

Abel merasa, hanya ia dan sang ayah penghangat suasana rumah. Apa kabar dengan Farras nanti ya?

"Apa dia langsung menemui Farras? Anak itu benar-benar nggak sabaran." Gumamnya ketika sudah berada di dalam rumah, dan tidak menemukan sosok Abel.

INNOCENT DAUGHTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang