Chapter Ten (flashback)

1.1K 56 2
                                    


Hujan di malam itu.
Rem.

Banyak typo!!

"Ada apa, ayah?" Tanya Kelvin yang baru saja memasuki ruang kerja ayahnya.

Kelio yang sedari tadi menatap tablet miliknya kini mendongak menatap putranya "kau menyukainya?"

Tiba-tiba saja ayahnya melontarkan pertanyaan seperti ini, ribuan tanyaan mulai menghantam batinnya "Ya" balas Kelvin sambil perlahan menundukkan kepalanya.

"Kau mencintainya?" Tanya kelio sekali lagi.

"Ya, ayah"

"Buktikan jika kau mencintainya!" Kelio menaikkan nada bicaranya.

"Ya, akan ku lakukan apapun untuk mendapatkannya" Kelvin mengepalkan tangannya

"Hanya itu?"

Ia semakin mengeratkan kepalan tangannya "akan ku lakukan apapun untuk melindunginya, aku akan melakukan apapun untuknya, aku mencintainya" jelasnya

Kelio menghela nafas gusar, ia sedikit memijat pelipisnya. Ia melihat kesungguhan dari putra semata wayangnya, sungguh putranya ini mirip dengannya dulu.

"Kau ingat, kejadian kecelakaan malam itu..." Mata Kelio kini tampak berkaca kaca.

"Kau tahu kenapa aku dan ibumu tiba-tiba bersikap seperti itu pada pria itu" lanjutnya

"KAU TAHU! ..." Tetesan air mata jatuh dari kelopak matanya

Tangisnya seketika menggelar di ruang itu, melampiaskan seluruh rasa yang berada dalam batinnya.

Kelvin tercengang ia tak bisa bergerak, mencoba mencerna apa yang dimaksud ayahnya. Detik demi detik ruangan itu hanya terisi suara tangisan salah satu dari mereka. Hidung dan matanya memerah, bibirnya bergetar, tubuhnya mulai goyah, apa yang di katakan ayahnya itu sebuah kebenaran?

"Aku... Menghilangkan nyawa kedua orangtuanya, pada malam itu. Malam yang dilebatkan oleh air hujan..." Jelas Kelio, ia menekan matanya dengan telapaknya

Tubuh Kelvin lemas tak ada tenaga dalam dirinya, ia berpegang pada meja sampingnya mencoba menahan tubuhnya yang lemas. "Ahh, seperti itu, ya? Pantas saja, aku merasa dia orang yang selama ini kurindukan. Haha ternyata itu kau Adinda" celotehnya bercampur dengan isakan tangis dan rasa tak percaya.

.....

Yoel tak tahu harus berbuat apa, ia terdiam sambil memegang kening yang usai Kelvin cium dengan wajah merona. Ia bingung dengan perasaannya sendiri, di sisi lain dia senang berada di dekat Kelvin di sisi lain pula ia ...

Teringat sosok yang ia rindukan tak pernah kembali padanya.

.....






















"Ibu, aku sudah besar aku sudah tak perlu lagi ikut kencan dengan ibu dan ayah. Aku merasa hanya menjadi lalat tak di undang" gerutunya sambil melipat tangan di depan dadanya.

Kedua suami istri itu terkekeh mendengar ucapan putra semata wayangnya "cepatlah mencari pasangan, maka kau tak perlu menjadi lalat lagi" ujar sang ayah.

"Tidak! aku masi menginginkan harta ayah, aku masi tetap dengan keputusanku yang akan mengembangkan perusahaan ayah" ujarnya mengernyit tak suka

Ayah dan ibunya hanya tertawa mendengar itu "baiklah semoga kau berhasil" ucap ayahnya.

Mobil itu berlaju cukup cepat dan kaadaan jalanan pun cukup sepi kendaraan berlalu. Di dalam mobil itu terdapat satu keluarga yang bisa dibilang cukup harmonis. Hari itu hujan sangatlah lebat, rencana hari ini keluarga itu pergi keluar kota, sebenarnya hanya pasutri saja yang ingin, toh mereka tak mau meninggalkan anaknya sendiri di rumah yang sangat luas itu.

Kelvin duduk di kursi belakang, yang bisa ia lakukan hanyalah menatap kearah kaca yang menampakkan jalanan. Cukup lama mobil itu melaju di hari hujan yang lebat itu.

Dalam mobilnya itu sudah hening tak ada lagi yang basa-basi, ia mendengus kesal, apa yang harus dia lakukan. Tuhannn dia sangat bosan, mencoba untuk tidur rasanya tak enak, di dalam mobil itu kaadaan untuk tidur sangatlah tak nyaman. Terkadang sudah hampir terlelap eh yang nyetir nginjek jeglongan, kadang juga ngerem tiba-tiba, kadang juga agak oleng tuh mobil. Ia hanya bisa menghela nafas.

"Eh honey, kok rem nya gak berfungsi" celetuk Kelio membuat kelvin mengalihkan pandangannya.

"Ah, jangan bercanda darling" ujar Vinnie kesal.

Kelio menginjakkan kakinya berkali kali di bagian yang seharusnya memang berfungsi untuk mengerem.

"Sungguh, aku tak bercanda honey!" Ucapnya panik.

"Ayah awas di depannn!!!!!" Pekik Kelvin melihat mobil yang akan ayahnya tabrak.

Namun terlambat.

Mobil yang ia tumpangi menabrak keras mobil yang sedang melaju kearah samping. Mobil Kelio melaju dengan kecepatan tinggi, tapi remnya blong hingga menabrak mobil di depan hingga mobil itu terdorong jauh, kaadaan mobil yang di tabrak itu tak karuan. Percikan api mulai tabur sedikit.

Ntah apa yang di rasakan Kelvin ia cepat cepat turun dari mobil dan menghampiri mobil yang di tertabrak oleh mobilnya, siapa tahu masi ada yang bisa di selamatkan. Sedangkan Kelio dan istrinya yang hanya luka sedikit di bagian kepala segera menelpon bawahannya untuk segera menjemput.

Kelvin membuka pintu mobil yang sedikit agak remuk akibat tabrakan tadi, di dalam mobil itu ada anak bertubuh kecil ia menangis di dalam mobil dengan mata terpejam, sedangkan kedua orang yang berada di kursi depan tak sadarkan diri, banyak sekali darah mengalir dari kepala mereka akibat benturan keras.

Kelvin segera membawa anak itu dalam dekapannya, menggendongnya manjauh dari mobil, luka anak ini tidak terlalu parah.

"Tenanglah, ada aku bersama mu" ucapnya sambil menimang nimang gendongannya.

Tak lama kemudian bawahanya datang, Kelio dan Vinnie segera berlari menuju mobil yang mereka tabrak, mengeluarkan orang di dalamnya dan segera membawa keduanya ke dalam mobil yang dibawa pesuruhnya, begitu juga Kelvin yang menggendong anak kecil itu.

Mobil itu melaju ke arah rumah sakit, dan mobil remuk tadi di urus oleh bawahan Kelio.






















































Tbc.

Huh nyambung tida?

CEO & SEKRETARIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang