Bab 1

18.3K 519 7
                                    

"Ah maa, kenapa gak banguni vio sih? "Keluhku sambil memgambil selembar roti yang sudah diberi selai coklat.

"Maaf sayang,mama papa juga kesiangan" lirih mamaku.

"Hari ini pertama kali aku interview ma ih..." jawabku sambil berlari keluar rumah . Ya hari ini adalah hari dimana aku interview untuk mendapatkan pekerjaan,walaupun diperusahaan temen baik papa tapi tetap saja tak enak hati.

"Tenang saja sayang,kamu sudah pasti diterima . Papa sudah bilang dengan om Thomas" sahut papaku setengah menjerit.

"Cih gak bisa gitu pa,udah ah. Vio pigi pa...ma" jawabku sambil menunjukkan kepalaku diambang pintu, dan aku berlari untuk mencium kedua pipi orang tuaku dan langunh cuss cabut kerja

***

"Akh damn, pake acara macet segala" keluhku sambil membanting stir

Setalah hampir sejam dijalan yang sumpeknya nauzubillah sampek macet,akhirnya aku sampai dikantor yang akan jadi tempat kerjaku.

Aku langsung berlari kedalam untuk ngejar waktu yang udah gak mungkin lagi terkejar sebenarnya, 'yang bener aja janji jam 8 nyamprknya jam 10 et dah pegawai gatay diri gue'sahutku dalam hati.

"Pagi mbak,saya mau interview . Yang udah buat janji jam 8 tadi " sahutku kembak-mbak reseptionist.

"Maaf mbak,ini udah jam 10. Mbak telat sekali" jawabnya sambil sibuk dgan berkas-berkas yang berada didepannya.

"Sebentar ya mbak" jawabnya sambil menghubungi seseorang,mungkin CEOnya kali . Ya,papa bilang aku akan di interview oleh anak om thomas yang sekarang udah menjabat sebagai CEO diperusahaan tambang batubara ini.

"Maaf mbak, pak jordan sedang ada meeting, silahkan kembali besok jam 8 juga " sahut pegawai receptionist dengan nada menyindir.

"Oke deh mbak"jawabku sambil berlalu pergi.

"Makannya jabgan telat, belum diterima udah telat aja " bisik resepsionist tersebut.

"Aku dengar itu nyonya!!!"jeritku sakartis dan cepat-cepat berlalu, gila aja, pagi-pagi udah cari ribut sahutku dalam hati.

Karena masih pagi menjelang siang sebenarnya, aku memutuskan untuk pergi makan dan ngopi ditempat langgananku yang gak jauh dari sini.

***

Ah, ternyata sudah rame cafe ini. Aku langsung cepat-cepat masuk dan mencari tempat duduk yang biasa aku duduki, dibagian pojok cafe.

"Yey... kosong "sorakku, karena ramai sekali dan tempat duduk favoriteku tidak diduduki dan saat aku mau menduduki kursi cafe ini

Brukk....

"Aww...."teriakku,"apaan sih "sahutku sambil menoleh kearah pria yang sedang menarik kursi yang akan kududuki.

"Maaf, gue duluan yang liat nikursi kosong "jawabnya dengan nada songong

"Hah?  Udah jelas-jelas gue dulu yang mau duduk, kok elo yang ngaku liat deluan "sahutku lagi

"Terserah "jawabnya sambil duduk dikursi yang akan aku dudukki, kutarik tangannya untuk segera berdiri dari kursiku

"Ini kursi gue... awaslo "sahutku sambil narik tanganya  Dan dia diam tak bergeming.

Bruuuk

Mungkin karena tenagaku yang makin kuat, dan akhirnya dia jatuh menindihku dibawahnya.  'Astaga, matanya, hidungnya dan bibirnya menggoda sekali'sahutku dalam hati.

Lama kami terdiam dalam posisi ini dan sekarang semua mata pelanggan menuju pada kami sambil bertepuk tangan.

"Waaah romantis sekali "sahut seseorang pelanggan

"Kalau udah gak tahan jangan disini atuh haha lama banget tu "sahut pelanggan yang lain.

Sontak membuat aku dan ni cowok sialan berdiri dan kuliat blushing, haha cowok blushing.

"Meja ini untuk kita berdua, maaf"sahutku untuk memecahkan suasana yang semakin buat aku canggung. Dan dia menjawab dengan anggukan saja.

Dan kami langsung duduk dan memesan makanan kami dalam diam,ku perhatikan dia dalam dian, 'oh astaga,cowok ini tampan sekali'sahutku dalam hati.

Jordan pov

Deg...deg...deg...

Jantungku berdetak kencang berasa dibawa kelangit ketuji dan dihembaskan lagi kebumi saat semua orang menertawai kami.

'Cantik'sahutku dalam hati, satu kata yang menggambarkan cewek yang sedang aku tindih ini.  'Matanya yang tajam, hidungnya yang mancung, rambutnya yang lurus dan Bibirnya ingin sekali kulumat 'pikirku dalam hati.

Belum ada cewek yang membuat jantungku berdegup kencang seperti ini, bahkan pacar-pacarku sebelumnya. Mungkinkah?  Aku cinta pada pandangan pertama?  'Ah mungkin saja 'batinku

"Waaah romantis sekali "sahut seseorang pelanggan

"Kalau udah gak tahan jangan disini atuh haha lama banget tu "sahut pelanggan yang lain.

Para pelanggan sibuk memperhatikan kami berdua yang kurasa sudah lama dan mereka bertepuk tangan. Entahlah, entah apa yang romantis. Mungkin karena aku sibuk mengamati wajah cantiknya, jadi lupa waktu.

"Meja ini untuk kita berdua, maaf"sahutnya dan kujawab dengan anggukan kepala saja.

Lama makan dalam diam, dan aku sibuk mencuri waktu untuk memandanginya.

"K-kau cantik sekali "sahutku sedikit gugup.  'Mimpi apa gue, sampai cewek kek dia buat gue gugup gak ketolongan gini'sahutku dalam hati

"A-apa?"sahutnya terbata dan kini mata kita bertemu

"Lo cantik"jawabku dan kuliat dia blushing, 'ah cutenya'dalam hatiku

"Makasi"jawabnya sambil menundukkan kepalanya.

"Nama kamu siapa?"sahutku lagi. 'Et dah ,sejak kapan gue pake kamu-kamuan segala'sahutku lagi dalam hati

"Viona,panggil saja vio. Dan kamu ?" jawabnya lagi. Dan lagi-lagi mata kami bertemu

"Jordan"jawabku singkat dan dia hanya ber-oh ria sambil tetap menatap mataku .

Kupegang dan ku genggam kedua tangannya,dan makin memperdalam tatapan mataku dengannya

"Will you marry me?"tanyaku dan sontak membuat dia terkejut .

Buset dah, gue kenapa? Astaga,kenal aja kagak . Tapi entah rasa apa yang menggangu di hatiku untuk mempercepat dia menjadi milikku,aku takut dia diambil orang.

"Apaa!!!"pekiknya lagi dan menatap mataku lebih dalam lagi,mungkin mencari kebohongan yang ada pada diriku.

"Will you marry me vio? Maaf terlalu cepat,tapi aku yakin sama kamu" jawabku untuk pernyataan sebelumnya

Aku mungkin gila, atau benar-benar gila menyatakan dan mengajak wanita yang bahkan tak aku kenal sama sekali. Hanya mengenal nama itu tidak cukup, pasti tapi entahlah, rasanya nyaman didekatnya.

Aku juga tidak tahu dia tinggal dimana, anak siapa atau bahkan dia sudah menikah atau sudah mempunyai kekasih. Tapi, kali ini dewi dalam batinku yakin untuk mengajaknya menjadi ibu dari anak-anakku.

Kulirik lagi dan kutatap matanya lekat-lekat, tampaknya dia terkejut sudah jelaslah goblok dewi batinku berbisik padaku. Apa langkahku ini tepat? mulutku juga tak berhenti komat-kamit untuk berdoa agar memantapkan hatiku lagi

"lo sakitya?" sahutnya dan sambil meletakkan punggung tangannya di kening dan kedua pipiku

deg....

"gak panas, berarti gak sakit... A-apa kamu serius?" sahutnya lagi dengan nada tinggi dan hanyaku balas dengan anggukkan kepala saja.

oh astaga-astaga, sebaiknya aku langsung segera bertindak saja. Akan ku buat kau menjadi milikku vio...



Marry your daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang