BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA/SESUDAH☁️
1 VOTE DAN 1 KOMEN DARI KALIAN BUAT AKU SEMANGAT UPDATE ☁️
AYO DONG JANGAN SILENT READERS KALAU MASIH GAK MAU VOTE ATAU KOMEN AKU GAK BAKAL LANJUTIN CERITA INI SAMPAI END! kalau gak mau komen setidaknya vote hargai aku mikirin alurnya, bisa?
Jangan lupa spam komen besti❤️
Kalau ada typo tandain ya besti❤️
Baru saja membuka pintu kelas, langit sudah disambut oleh kelakuan Binar dan kedua sahabatnya tentu saja tidak hanya itu sorakan para murid didalam kelas pun terdengar menyoraki keadaan Langit yang kini sudah basah terlebih air yang disiramkan adalah air bekas pel lantai toilet sekolah.
"Wah hahaha itu tanda terimakasih gue cupu," seru Binar setelah menyiram Langit dengan seember air bekas pel lantai.
"Aku gak minta terimakasih dari kamu," balas Langit, jujur air yang sudah membasi separuh tubuhnya ini sangat bau dan Langit tidak habis pikir dengan kelakuan Binar yang sangat amat keterlaluan, apa ini juga yang dirasakan Nayara dulu?
"Tapi gue mau, gimana dong?"
"Bisa dengan cara yang baik kan? Kalau kamu benar-benar mau berterimakasih. A-aku aku gak punya uang untuk beli seragam pagi ini juga," Langit mencoba terlihat se menyedihkan mungkin.
"Lo lihat muka gue, kelihatan perduli gak?"
Langit menggeleng, "Tapi seenggaknya kamu bisa bersikap baik, ini keterlaluan. Mau sampai kapan kamu bully aku terus. Aku gak pernah cari masal—"
"Lo masuk kesini aja udah masalah buat gue bego," potong Binar dengan cepat membuat Langit milih membungkam mulutnya.
"Lagian niat gue baik kok sama lo."
"Gimana? Wangi kan," Binar bersedekap dada.
"Gue cuma bantu lo aja. Gue tau lo belum mandi jadi biar lo kelihatan ganteng terus ditambah wangi, suka kan?" tanya Binar.
"Suka dong masa enggak," Binar memegang puncak kepala Langit kemudian menekan kepala cowok itu agar mengangguk.
"Bilang terimakasih nya mana cupu?"
Kedua tangan Langit terkepal di sisi tubuhnya, "T-terimak-kasih Binar."
"Gitu dong kan gue jadinya suka lo nya nurut gini."
"Binar," Kejora tiba-tiba datang dan langsung mendorong tubuh Binar agar memberi jarak dengan Langit.
"Lo gak bosen ya buat masalah terus caper ke kak Kaivan? Lo kayak gini biar dapet perhatian dari kak Kaivan kan?"
"Hah?! Otak lo miring ya? Lo lihat disini ada kak Kaivan gak? Gak ada kan. Satu lagi, gue gak pernah bosen ganggu ini cupu yang ada gue bosen lihat muka lo." Binar balik bertanya.
"Otak lo kali yang miring," balas Kejora tak mau kalah.
"Mending lo pergi deh, hobi banget jadi pahlawan kepagian. Ini kedua kalinya lo belain si cupu, jangan-jangan lo yang suka," Binar menyeringai saat berhasil memancing kekesalan gadis menyebalkan di depannya ini yang berlagak sebagai pahlawan untuk Langit.
"Hak gue, terserah gue mau bela Langit atau enggak. Yang jelas lo gak bisa seenaknya gini sama dia," Kejora menggenggam tangan Langit.
Binar berdecih melihat tindakan gadis itu, "Cih murahan," gumamnya.
"Apa lo bilang?!" Kejora kembali mendorong bahu Binar.
"Gak usah dorong-dorong dong bitch!"
"Lo yang bitch!"
KAMU SEDANG MEMBACA
VERDRIET
Teen Fiction"Jantung gue rusak nar. Jangan menaruh harapan apapun sama gue, karena gue sendiri pun gak berani untuk berharap bahagia. *** "Untuk apa gue menjalani pengobatan kalau pada akhirnya gue akan pergi?" *** "Kenapa harus bohong? Kenapa lo suruh gue perg...