Saat ini, Deska tengah sibuk berkutat dengan buku Gambarnya. Di temani Mbak Mirna_____ pembantu di Rumah neneknya. Karna Neneknya tengah pergi ke Pasar untuk berbelanja.
"Mbak Mirna, Deska minta pewarna warna Biruu."
mbak Mirna pun langsung menyerahkan pewarna itu, walaupun Deska buta. Tetapi kemampuan menggambarnya masih sama. Bahkan mbak Mirna sampai geleng geleng kepala saat melihat hasil gambarnya. Mungkin keahlian Menggambar itu sudah di turunkan dari Ayahnya. Jadi tak heran lagi jika Deska yg masih kecil & tak bisa melihat itu sudah sangat ahli dalam hal ini.
"Bagus banget Gambaran non Deska," puji Mirna, membuat Deska menarik kedua sudut bibirnya.
"Makasih bi." Balasnya, "Nenek kok belun pulang pulang ya?." Sambungnya bertanya.
"Biasanya sih kalau jam segini udah pulang non, bentar lagi pasti pulang." Jawab Mirna.
"Tapi bia____."
belum selesai Deska melanjutkan ucapannya, Nenek Kalyani malah datang dari arah pintu dengan membawa seorang anak lelaki seumuran Deska. Mirna pun langsung mengerutkan kening bingung, "siapa itu nyonya?." Tanyanya.
"Owh, ini Fino. Anak tetangga Baru kita. Kasihan tadi aku lihat dia sendirian di depan Rumahnya, ya aku ajak kesini lah." Balas Nenek Kalyani menjelaskan. Kemudian ia tersenyum sembari menatap Fino, "ayok temani cucu Nenek, kasihan dia gak ada temannya." Ucapnya Kemudian sembari menuntun Fino menghampiri Deska.
"Sayang, ini kenalin Nenek punya teman baru buat kamu."
"Hai, aku Fino. Kamu mau gak jadi teman aku? Aku gak punya temen soalnya."
Fino meraih tangan Deska, menjabat Tangannya. Sebenarnya ia sudah tau apa yg telah terjadi pada Deska, karna saat di perjalanan kesini. Nenek Kalyani sudah menceritakannya.
"Aku, Deska." Jawab Deska dengan senyuman lebarnya.
Nenek Kalyani tersenyum melihat interaksi antara keduanya, ia berharap. Fino & Deska bisa menjadi teman baik kedepannya.
"Ayo Mirna, bantuin saya masak."
Setelah itu, Nenek Kalyani & Mirna langsung berlalu ke Dapur. Meninggalkan Fino & Deska berdua di ruang tamu .
----------
"Kamu belum jawab pertanyaan aku tadi, kamu mau gak jadi teman aku?." Fino kembali bertanya, membuyarkan lamunan Deska yg tengah fokus pada gambarnya.
"Hmm emangnya beneran kamu gak punya temen?."
Fino mengerucutkan Bibirnya, "iya, Mama aku gak pernah ngebolehin aku Keluar Rumah. Jadi, aku gak punya teman."
"Hah, kok gitu?." Bingung Deska, "kamu gak sekolah?." Lanjutnya bertanya.
"Aku, Homeschooling."
Deska membulatkan mulutnya membentuk huruf O, kemudian ia membalas, "Home kan rumah, School kan Sekolah, berarti kamu sekolah di Rumah dong?." Tanyanya.
"Iya."
Kemudian, mereka kembali fokus pada Gambaran mereka masing masing. Sebenarnya, Fino heran. Mengapa Gambaran Deska sangat bagus sekalih? Padahal ia tak bisa melihat. Sedangkan, Gambaran dirinya terlihat sangat buruk. Tetapi ia merasa sungkan untuk menanyakannya, karna kata Nenek kalyani tadi. Ia tidak boleh bertanya apa apa pada Deska mengenai Kebutaanya.
"FINOOO!!!!."
Kedua anak itu langsung tersentak kaget mendengarnya, begitu juga Nenek Kalyani & Mbak Mirna yg tengah memasak di Dapur. Mereka pun langsung bergegas keluar untuk melihat siapakah dalang dari keributan.
"Ayo ikut Mama, ngapain kamu ada di sini? Udah di bilangin jangan kemana mana juga!." Perempuan Cantik itu langsung menarik tangan Fino, membuat Fino mengaduh kesakitan karna tarikannya.
"Mama, Fino pengen Main." Fino memohon, tetapi orang yg ia sebut sebagai Mamanya itu tak menggubrisnya.
"Ada apa ini?." Nenek Kalyani datang, & langsung menyuruh Mbak Mirna untuk membawa Deska yg tengah ketakutan kedalam kamarnya.
"Ibu kok seenak enaknya sih! Bawa anak saya kesini! Dia itu lagi Sakit bu! Enak aja main bawa bawa." Perempuan itu Berseru dengan wajah merah penuh amarahnya pada Nenek Kalyani.
"Maa, jangan gitu Maaa." Fino merengek sembari menarik narik ujung baju Mamanya. Tetapi Mamanya tetap tak menghiraukannya.
"Saya kasihan lihat anak ibu duduk sendirian di teras Rumah, ya saya ajak kesini. Supaya bisa main sama cucu saya." Nenek Kalyani mencoba menjelaskan dengan sabar, ia berfikir. Jika ia juga melawannya dengan amarah, maka pertengkaran ini tidak akan ada habisnya. Sama halnya jika api, di balas dengan api.
"Cucu ibu? Cucu ibu yg BUTA tadi!!?." Balas perempuan itu, dengan menekankan suaranya pada kata Buta. Membuat amarah nenek Kalyani memuncak seketika.
Adu mulut itu terus berlanjut, & tanpa kedua orang itu sadari. Dari balik pintu ruang tamu, tengah berdiri seorang gadis kecil yg terus mendengarkan perdebatan itu dengan air mata yg terus keluar membasahi Pipinya.
___________________________
-----------------------FINO & DESKA
Best Regards: Pujiiiiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
Deska
Teen Fiction" jika bagi kalian hidupku hanya di penuhi dengan warna hitam, maka kalian salah besar! karna di setiap helaan nafasku, aku bisa merasakan berbagai warna Kehidupan." Deska arai Stewara, Seorang gadis mungil tunanetra yg bercita cita ingin menjadi Se...